14

73 14 2
                                    

Setelah kejadian tadi di depan kelas, Saeron masuk ke kelasnya karena kebetulan bunyi bel masuk kelas yang misahin mereka berdua. Kesempatan kata Saeron dalam hati buat menghindar dari Renjun untuk sementara dulu.

Tapi pas ke kelas dia bingung dan uring-uringan gak jelas. Somi sampe capek lihatnya kalau Saeron udah uring-uringan perkara Renjun.

Saeron kalo uring-uringan butuh kucing buat dielus-elus, karena ke sekolah gak boleh bawa kucing, jadi rambut Somi yang jadi sasarannya.

Gak jauh beda sama cowok yang sudah lepas jabatan sebage cowok jingan versi Saeron, sekarang Saeron udah kasih label Renjun sebagai orang baik.

Tapi malah bikin Renjun gak tenang dan uring-uringan juga di dalam kelasnya. Renjun lebih suka dengan julukan lamanya.

Renjun jingan.

Itu panggilan termanis yang pernah dia dapet.

"Lo kenapa dah!" Haechan gedeq kalo Renjun uring-uringan soalnya yang jadi sasaran keanehan Renjun adalah kepala Haechan. Kepala Haechan di unyel-unyel kayak bola ramalan. Aneh emang cowok satu ini. Ada-ada aja tingkah ganteng dia.

Haechan pasrah di unyel-unyel Renjun rambutnya.

"Berenti gak!" Haechan akhirnya gebrak meja, yang kaget bukan cuman Renjun, tapi Somi juga.

Lah kok Somi juga.

Iya, soalnya Somi tetiba tarik tangan Saeron ke kelas sebelah ingin menyatukan dua orang uring-uringan ini.

Somi tahan tawa lihat rambut Haechan yang berantakan. Berhubung Somi ini selebgram kecantikan jadi dia selalu kantongin sisir di sakunya.

"Chan aku rapiin rambutnya sini!" satu kelas langsung heboh karena ucapan Somi. Haechan jelas udah merah mukanya. malu lah dia.

Ciee cieee .....

piwit, piwit ...

Disaat suasana kelas riuh. Ini kesempatan Renjun buat tarik tangan Saeron buat keluar dari sini.

Kebetulan belum ada guru dan percakapan mereka tadi pas jam istirahat juga emang belum kelar.

Jadi Renjun sekarang tarik tangan Saeron ke dalam perpustakaan.

"Disuruh ambil buku sama pak Johnny," jawab Renjun bohong ke petugas perpus yang nanya mo ngapa ke perpus?

Petugas perpus ngantuk, dia ngangguk terus tidur lagi.

Renjun tarik tangan cewek yang pasrah aja yang tangannya di tarik cowok jingan satu ini. Eh Renjun bakal jingan gak ya di dalem perpus berdua sama Saeron?

Saeron langsung buyarin halunya, "gak, gak, Renjun mana berani."

"Berani apa?" Renjun nanya dan Saeron langsung sadar dari halunya sekarang kelihatan gugup.

Muka Saeron langsung merah banget kayak tomat ceri.

"ngga kok ngga, bukan apa apa," jawab Saeron.

Nyampe di pojokan perpus. Renjun giring badan Saeron buat belakangin dinding. Dan dia di depan Saeron. Aww ini situasi romantis yang kayak pernah Saeron baca di wp wp.

"Dengerin penjelasan gue sebentar."

Saeron ngangguk, dia nundukin pandangannya ke arah tangan mereka yang masih gandengan. Saeron gak bisa tahan senyum senengnya liat tangannya yang di genggam erat Renjun.

"Penjelasan kamu lamaain aja gapapa," Saeron senyum malu malu.

Halah Saeron emang paling jago udah. Renjun sadar langsung ngelepas tangannya.

"Oke gini, pertaama gue mau minta maaf—"

"Oke dimaafin!" Saeron ngangguk kecil senyum ke Renjun.

"Gue salah ngomong yang buruk tentang lo—"

"Njun, bisa gak kita ngomong aku kamu?"

"Huh?"

"Iya aku maafin, aku juga salah, kita sama sama salah."

Renjun nundukin pandangannya ke ubin perpustakaan.

Renjun menghela, "kita gak perlu marahan, kamu gak perlu menghindar dari aku, dan kita bisa temenan baik baik aja. Bisa kan?"

Diam beberapa detik ....

"Jingan!" tetiba aja Saeron nyentak.

Renjun sontak naikin alisnya. bingung, apa ucapannya salah?

"ke-kenapa?" bingung Renjun.

"Renjun jingan, kamu bilang, bisa kan? jawabanya aku gak bisa!"


tbc tbc
terimacash sudah baca dan vomment juga.

RENJUN JINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang