Sudah satu minggu, iya ini sudah satu minggu Renjun tak pernah lihat lagi eksistensi Saeron di sekolah.
Saeron menghindar, dan Renjun merasakannya selama satu minggu ini. Kegiatan club ilmiah yang Renjun ketuai pun Saeron tak pernah lagi terlihat di club ataupun di group chat. Renjun sadar menghilangnya Saeron adalah ulahnya. Dan hal ini tidak boleh terjadi, Saeron harus kembali bangkit, dia harus semangat untuk cita-citanya, dia harus berkembang di club ilmiah ataupun di sekolah.
Selain itu, hilangnya Saeron dari pandangannya juga buat dia khawatir, kalaupun Saeron membencinya, Saeron tak seharusnya benci juga dengan sekolahnya.
Renjun terfikirkan hal lain juga, takut-takut kalau Saeron lagi-lagi sakit parah karena ulahnya juga.
Renjun harusnya belajar dari kesalahan, Saeron hatinya lemah dan tubuhnya gampang sakit, tapi ....
"Ngga, engga boleh ada tapi lagi, Saeron memang salah, dia juga cukup paham mana yang seharusnya dia lakuin sama ngga, dia bisa ngerti dan nerima ini harusnya, dan hubungan kita bisa diperbaiki, kan?" Renjun sedang di ruang club, melihat absen peserta yang baru saja mengadakan rapat tentang prakarya ilmiah mingguan.
Melihat daftar hadir, Renjun dibuat resah dengan ketidakhadiran Saeron di club lagi.
Renjun keluar dari ruangan club, berencana untuk mencari Saeron di kelas sepuluh C.
"Wajar kalau ketua nyari peserta clubnya, kan?" Renjun bertanya sendiri.
Namun saat langkahnya sampai di depan ruang uks, Renjun tak sengaja melihat Ningning dengan Lucas berada di ruangan itu.
Ngomong-ngomong soal hubungan mereka sudah berakhir. Saat itu Renjun mengantarkan Ningning pulang setelah Ningning meminta untuk diatarkan pulang.
Kebetulan saat itu dia bertemu dengan ibu Ningning dan ibunya baru selesai pergi arisan.
Keempat orang berbincang sebentar, Mamah Renjun yang paham isi pikiran putranya yang terlihat gelisah saat itu mulai membuka pembicaraan tentang pembatalan perjodohan.
"Biarkan mereka mencoba saling mencintai tanpa ada paksaan dari orang tua, saya sebagai ibunya Renjun ingin yang terbaik untuk kebahagiaan putra saya, begitu pun dengan Ningning, biarkan saja mereka merasakan sendiri, bukannya itu lebih baik untuk mereka?"
Namun tidak dengan Ibu Ningning, dia ingin tetap menjadi besan dengan keluarga Renjun bagaimana pun caranya. Dan hari setelahnya, karena keputusan belum ditentukan. Renjun mengajak Ningning untuk berbicara bedua saja.
Renjun sadar, hatinya sudah milik orang lain, dan itu bukan Ningning. Bayangan tentang air mata Saeron saat di belakang gedung olah raga membuat dadanya sesak setiap malam. Dia buat Saeron nangis lagi. Dan tak ingin membuat gadis itu menangis lagi jika hubungan Renjun dan Ningning terus berlanjut.
Renjun mengatakan maafnya pada Ningning karena tak bisa melanjutkan hubungan. Dia mengatakan bahwa hatinya sudah milik Saeron dan nyamannya ada di gadis itu. Tapi hubungan mereka memang sedang merenggang karena Saeron menghindar. Tapi Renjun yakin semua ini masih bisa diperbaiki.
Saat diputuskan Renjun, Ningning nangis kejer, dan apa yang dia lihat di uks sekarang sama seperti yang dia lihat saat mereka terakhir bertemu.
Ningning sedang nangis kejer di UKS.
Renjun yang penasaran, akhirnya mengintip ke dalam ruang uks.
Di dalam ruangan itu hanya ada Ningning dan Lucas. Lucas sedang memeluk Ningning dan mengusap punggungnya, kegiatan itu sukses membuat Renjun mengernyitkan alisnya sampai suara isakan Ningning terdengar.
"Kak Lucas, maaf, aku selalu ngeluh ke kakak, aku masih belum bisa terima kalau Renjun yang putusin aku, Mama selalu marah karena aku ga bisa bertahan sama Renjun."
"Sudah ya, lagian kamu memang ga cinta kan sama dia? aku bisa jadi yang terbaik buat kamu, aku tunjukin ke Mama kamu kalau aku bisa ganti posisi Renjun."
"Ngga kak, aku masih sayang dia..."
Renjun terdiam mendengar itu.
"Kita udah jalanin ini tiga tahun, aku capek kalau harus sembunyi lagi, nanti aku kerumah kamu ngomong sama Mama ya?"
"Hubungan kita bakal ditentang, kak."
"Aku gak peduli, mau itu sodara sekalipun, walopun kamu sepupu aku tapi aku sayang sama kamu."
Renjun berdecih.
Ternyata hubungan sepupu itu sudah terjalin selama 3 tahun. Dan Saeron benar. Apa yang Saeron katakan tentang Ningning semuanya benar.
Renjun bergegas untuk bertemu dengan Saeron, ada hal penting yang harus dia katakan, ada maaf yang ingin Renjun ucapkan. Saeron ga seharusnya nangis hari itu.
Renjun sampai di depan kelas Saeron, namun bel masuk berbunyi. Pria itu sudah mengintip sedikit ke dalam ruangan kelas X - C, tapi Saeron tidak ada.
Renjun kembali ke kelasnya, pikirannya sudah tak fokus tentang pelajaran.
"Apa Saeron sakit?"
Selama pelajaran berlangsung hanya itu yang ada dibenaknya, dia takut. Saeron tidak pernah terlihat selama satu minggu, apa dia sakit parah.
Bel pulang berbunyi, pria itu langsung bergegas ke kelas Saeron lagi. Dia nyamperin Somi yang mau pulang.
Alibi tentang club ilmiah sebagai awal basa-basi Renjun.
"Club ilmiah bakal adain agenda mingguan, Saeron kenapa ga pernah datang, Som?"
"Lah, lo ga tau ya, Jun?"
Renjun mengernyit, apa yang dia lewatkan selama ini?
"Saeron kan ikut sama 3 orang yang pertukaran pelajar."
"Pertukaran pelajar?? kapan? k-kemana?"
Somi berdecih, "Udah gue duga sih, lo mana peduli sama Saeron. Hal-hal gini aja lo ga tau. Btw, dia ke Thailand, pertukaran pelajar selama 6 bulan di sana. Saeron ga se-bodoh yang orang-orang lihat, dia pinter dan dia juga cewek baik. Dan saran gue, mending lo ga usah gangguin Saeron lagi. Biar dia fokus sama sekolah dan belajar."
Setelah mengatakan itu, Somi berlalu meninggalkan Renjun.
—tbc
(Agak panjang ini 850 words)🥲