18

32 10 34
                                    

—long time no see
—happy reading😂

Mama Renjun yang bernama Wendy membawa putranya sama calon mantu yang fifty-fifty mau direstui apa ngga, buat datang kerumahnya.

Setelah pulang dari mall mereka langsung sampai di rumah keluarga Renjun. Rumah keluarga Renjun ternyata sebelahan sama kos-kosan Renjun.

Renjun sudah pernah bilang kan kalau kos-kosan itu punya dia? Nah iya itu, karena tidak ada penjaga kos di kos-kosan milik keluarga Renjun, jadi Wendy menyuruh anak lelakinya sebagai penjaga kos, Renjun bisa-bisa saja bolak-balik makan di rumah, tapi niat untuk hidup mandiri benar-benar dia tekuni.

Sampai di rumah sebelah yang luas tanahnya hampir sama dengan luas tanah kos-kosan 30 kamar 2 tingkat di sebelahnya, Saeron dibuat takjub dengan rumah milik keluarga Renjun.

Kalau diukur luas petaknya, rumah Saeron hanya berukuran 10 petak satu kosan milik Renjun. Sementara rumah Renjun tiga kali lipatnya dari rumah Saeron dan di tengah rumah Renjun ternyata ada kolam renangnya. Saeron jadi semakin sungkan.

"Gilak ini mah jingan banget tempatnya," Saeron berbisik sendiri, takjub.

Wendy mengarahkan dua muda-mudi yang di mabuk asmara itu untuk duduk di ruang makan. Kebetulan ini masih jam makan siang, dan anak dua itu masih memakai seragam yang Wendy yakin belum makan siang.

Mereka keliaran di mall memakai seragam namun ditutup dengan jaket dan kardigan agar tak memalukan nama almamater sekolahnya.

"Makan dulu, kalian belum makan kan?"

Dua orang itu mengangguk polos, karena jujur saja setelah nyemil es krim tadi mereka memang berencana untuk makan dulu sebelum pulang.

Tapi berakhir makan di rumah.

"Tante, terimakasih," kata Saeron masih canggung dengan Mama Renjun.

"Oh iya tidak papa, kamu makan yang banyak ya,"

"Iya tante."

Renjun dan Saeron makan siang bersama.

"Kamu padahal ga bisa makan sendiri, kenapa ga pulang kerumah aja, rumah kamu lebih dekat dari pada harus ke rumah aku cuman buat makan nasi goreng bareng. Mana duduknya lesehan lagi waktu itu, padahal kamu bisa makan di meja makan yang besar gini setiap hari," kata Saeron sambil menuangkan nasi ke piring Renjun.

Ini mereka sudah seperti pasutri saja. Saeron yang memang inisiatif sendiri untuk melayani Renjun makan.

Sementara Wendy tidak ikut makan dengan mereka, wanita itu setelah meminta art rumahnya untuk menyajikan Renjun makan langsung berlalu ke lantai atas, ke ruang kerjanya.

"Mama sama Papa jarang ada di rumah, ini pertama kalinya ada yang isi piring aku di rumah sendiri, makasih Saeron."

Saeron terdiam sejenak. Gelar jingan pada Renjun sepertinya turunan. Manusia se-cakep Renjun, Saeron ikhlas-ikhlas saja mengurusi setiap hari, jangankan menuangkan nasi ke piring. Memasak untuk Renjun saja dia sanggup-sanggup saja.

Saeron memang bucin Renjun sejak lama, dan hari ini rasanya bertambah menjadi buyang (budak sayang). Tolong sayangi Saeron juga.

"Aku mau makan sama kamu setiap hari Renjun, bahkan tiga kali sehari."

"Aku belum lamar kamu tapi Saeron."

"Iya, lagian kita masih SMA."

"Lulus SMA kita menikah, mau?"

"Kamu ga pengen kuliah apa?"

"Gak, kamu lebih penting."

Saeron menghela sejenak, "jangan gitu, orang tua kamu pasti mau kamu sekolah lagi, jangan buat mereka marah sama kita, aku pengen restu dari mereka juga."

Renjun menghela berat, "cewek sebaik kamu, kenapa aku baru sadar hari ini? maaf buat yang lalu, aku tulus sayang sama kamu, Sae."

Saeron ingin menangis rasanya, ini pengakuan sayang yang Saeron nanti sejak lama.

Hari ini hari pertama mereka jadian, hari pertama Saeron pulang dengan Renjun, hari pertama mereka kencan di mall dan makan es krim, hari pertama Saeron bertemu ibu Renjun, hari pertama Saeron makan bersama dengan Renjun di rumah Renjun.

Saeron bahagia sekali sampai terharu.

Gadis itu menundukkan wajahnya, "aku takut semua cuman mimpi, ini tiba-tiba banget dan semua hal baik tiba-tiba aja dateng di hari yang sama, aku bahagia tapi takut."

Renjun mengambil lauk dan di letakkan di atas piring Saeron.

Menarik dagu Saeron lalu di kecup pelipisnya lama.

"Makan dulu ya."

"Hm, masalah tunangan kamu, semoga Mama dan Papa kamu bisa restuin kita."

"Aku usahain."

Mereka berdua makan dengan tenang. Sementara di belakang punggung mereka Wendy melihat dua insan itu, "bocah SMA, tau apa soal berumah tangga."

—tbc
😂😂

RENJUN JINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang