Renjun tetiba aja nunduk sendu, pas punggung sempit Saeron hilang dibalik gedung olahraga, tangan Saeron ditarik Hyunjin, cewek itu keliatan gak bisa berhentiin air matanya yang terus aja ngalir, lihat Saeron seperti itu, berhasil buat dada Renjun terasa sesak sekali. Ingin sekali dia kejar gadis itu lalu dia kasih pelukan hangat.
Tapi Renjun sadar, disini Saeron memang salah, Renjun merasa berat kalau harus memaklumi kesalahan Saeron. Saeron salah, dan itu pelajaran untuknya. Tapi Renjun masih ga rela.
Terlebih orang yang bawa Saeron pergi adalah Hyunjin. Renjun merasa apa yang dia lakuin ke Saeron sebagai bentuk pelajaran, supaya Saeron kedepannya gak ngelakuin hal ceroboh lagi. Tapi lihat mata merah dan berair dari Saeron bener bikin dadanya ikutan sakit.
Renjun ingin berajak dari tempat itu, rencananya pengen hilangin sesak di dadanya, tapi sadar masih ada Ining, sukses buat berhentiin langkah kakinya.
"Mau kemana?" tanya Ining juga.
Renjun noleh ke Ining, dia natap lamat cewek itu. Renjun diam sejenak, sambil gigit bibir dalamnya, ada yang pengen dia bilang sama cewek itu tapi tertahan.
"Gue pengen ke kelas."
"Renjun?" panggil ining, suaranya dilembutin, matanya membentuk puppy eyes, Ining kalau sudah mode begini Renjun yakin cewek itu pasti ada maunya.
"Apa lagi?" dingin Renjun.
"Pulang sekolah nanti antar aku ke mall ya, terus aku pengen deh sekali masuk ke rumah kamu, gak cuman di kos kamu aja, aku pengen lihat rumah kamu juga."
"Buat apa?"
"Ya, aku pengen aja, tau apapun tentang kehidupan calon suami aku."
Calon Suami? Renjun ke trigger denger kata itu, dia tarik napas dalam-dalam trus dikeluarin kasar
"Kamu yakin kita bakal ketemu di masa depan sebagai suami istri?"
Dada Renjun lagi-lagi sakit, ini aneh sekali pikirnya, perasaan ini beneran aneh, Renjun teringat janji dia sama Saeron kemarin di mall, tentang masa depan mereka. Yakinnya mereka kalo mereka bakalan saling nunggu dan bertahan buat bisa ketemu di masa depan.
"Apa bakalan bisa kita ketemu di masa depan?"
"Maksud kamu njun? aku gak ngerti."
"Aku buat kamu nangis dan sakit lagi, apa layak aku sama kamu hidup samaan di masa depan?"
Ning semakin gak ngerti, Renjun ngomong gitu, ke Ningning tapi tatapannya kosong. Ningning yang khawatir Renjun kesurupan hantu gedung olahraga langsung tarik tangan cowok itu untuk dibawa menjauh.
Ningning aneh sendiri liat tingkah Renjun, setelah sampai depan kelas Renjun, Ningning biarin Renjun sebentar.
Trus samperin Renjun lagi, "nanti kita jadi pulang bareng kan?"
Renjun yang kaget dan sadar dari lamunan noleh lagi. Sekarang dia sudah mulai sadar sama kondisi sekitar. Renjun tatap Ningning intens.
"Kamu biasanya juga jarang minta aku antar jemput, dulu-dulu selalu ada aja alasan kamu kalau aku yang pengen pulang bareng. Kenapa tiba-tiba jadi gini?" tanya Renjun.
"Kamu juga sekarang jarang lagi nyariin aku dan ajak pulang bareng, aku kangen kamu aja, aku pengen ketemu sama Mama kamu, Aku sudah bilang sama mang asmuni, kalau ga usah dijemput, jadi gatau deh nanti pulang sama siapa."
Ningning nundukin wajahnya. Renjun tak tega jika sudah begini.
"Iya, aku yang anter, kamu balik aja ke kelas, nanti kelar pelajaran terakhir aku samperin ke sana, ajakin pulang bareng. Tapi kalau buat ke rumah dan ke mall aku ga bisa, aku langsung anter kamu ke rumah kamu aja."
"Yaaah padahal aku pengen main ke rumah kamu."
Renjun berlalu, perkataan Ningning yg terakhir dia abaikan gitu aja. Renjun masuk ke kelasnya dan Ningning juga ke kelasnya yang di ujung koridor.
Tanpa mereka sadari ada gadis cantik yang masih nangis sesegukan lihat interaksi mereka di depan kelas Renjun.
Dia Saeron. Saeron ga bisa lama-lama tadi di pelukan Hyunjin, gadis itu pengen sendiri dan berakhir nangis di kantin sekolah sambil beli yupi, rencananya supaya hatinya lebih baik dari sebelumnya. Tapi pas di koridor kelas, kunyahan yupinya terhenti, cewek itu tiba-tiba aja sesegukan lagi.
"Saeron bakal berhenti sampe sini, tolong jangan pernah datang lagi, atau lebih baik Saeron yang pergi aja."
-tbc