Di ruang keluarga, Wendy mengajak putranya dan Saeron duduk bersama, Renjun dan Saeron duduk bersebelahan di hadapan Wendy. Dan percakapan itu dimulai dengan pertanyaan, "kamu yakin?" merujuk pada satu-satunya pria di sana.
Renjun mengangguk, "kita sekarang memang masih SMA dan masih panjang perjalan kita buat sama-sama. Tapi Renjun mau lindungi cewek ini Mah, tanpa harus merasa khawatir dengan keluarga Renjun dan Ining di sekolah," mantap sekali jawaban yang Renjun berikan membuat dua wanita di sana sedikit tertegun. Terlebih Wendy, dia tak tau anaknya ternyata setulus ini dalam mencintai perempuan.
Wendy jadi teringat dulu ia juga dijodohkan dengan papa Renjun, Chanyeol. Wendy tidak mencintai Chanyeol, karena saat itu Wendy memiliki kekasih bernama Johnny, dan saat itu Johnny pun dijodohkan oleh pilihan orang tuanya. Johnny memilih menyerah dengan Wendy karena takut jika warisan orang tua tidak diberikan padanya. Akhirnya Johnny memilih memutuskan hubungan dengan Wendy.
Wendy dan Chanyeol menikah lalu lahirlah Renjun.
Namun keadaan keluarga seperti ini bukan yang Renjun harapkan. Renjun selalu melakukan hal apapun sendirian. Dan dia tak ingin melakukannya lagi. Dijodohkan dengan Ningning saat itu Renjun terima-terima saja, karena Renjun hanya ingin mengisi harinya yang sepi. Setelah tau bagaimana Ningning yang selingkuh dan Renjun yang akhirnya dipertemukan dengan Saeron. Bocah itu ingin kebahagiaan lebih, dia ingin ada yang menemani sekaligus mencintainya dengan tulus.
Dan Wendy bisa melihat ketulusan dua anak di hadapannya ini, namun bagaimana jika—
"Hubungan Papa mu dengan ayah Ningning akan buruk, Renjun, kamu mau Papa murka dan kamu yang dikeluarkan dari rumah?"
Saeron dan Renjun membelalak. Gadis itu menggeleng dia takut menjadi penghalang hubungan keluarga ini.
"Lagian Renjun memang sudah keluar dari rumah, Mah ... Renjun kan tinggal di kos sebelah, lagian kalau mau usir ya gak papa, Renjun bisa tinggal di kos."
Wendy memijat pelipisnya, semudah itu putranya ingin melepaskan keluarga demi wanita yang dicintai, tidak seperti Johnny dulu, yang memilih harta daripada dirinya.
"Renjun jangan kayak gitu," cicit Saeron takut jika Renjun memilih keluar rumah.
"Gak papa, kalaupun aku diusir, aku masih bisa tinggal di sebelah."
"Tapi kos itu punya Mama ya ...."
"Makanya, karena itu punya Mama bukan punya Papa tolong restui Renjun sama Saeron Mah, Renjun gak takut kalau harus tinggal di kos selamanya, asal punya restu dari Mama."
"Tapi bagaimana sama dia, cewek yang kamu sayang, apa kamu rela biarin dia kesusahan sama kamu yang miskin yang cuman tinggal di kos satu petak?!"
Renjun terdiam, dia meraih tangan Saeron, Saeron menoleh ke arah Renjun, mengangguk kecil.
Sudah sejauh ini, Renjun sudah ada di sampingnya, gak mungkin dia lepasin gitu aja, hidup susah memang masalah, tapi Saeron tau letak bahagianya di mana.
Dan bahagia Saeron ada di Renjun.
"Renjun bakal usahain buat kebahagiaan Saeron, Mah."
Saeron menghangat, hatinya menghangat, jingan ganteng satu ini yang buat hatinya hangat.
Sementara Wendy ingin menangis namun ia tahan, Wendy teringat masa lalunya dan ia tak tau jika anak Chanyeol sangat hebat dalam mencintai wanita.
"Lagian Mama bisa gaji Renjun sebagai penjaga kos sebelah, Renjun bisa punya uang sendiri."
"Itu semua punya kamu atas nama kamu, jadi ga perlu takut buat masa depan kalian ya?" Wendy tersedu-sedu, "dan Mama restui kamu sama Saeron, nama kamu Saeron kan?"
Saeron tersenyum, "Iya tante."
"Panggil saya, Mama saja ya?"
"Iya Mah," dua orang itu tersenyum lebar.
Langkah awal mereka sudah dipermudah.
Saeron tenang dan Renjun pun sama. Misi selanjutnya Renjun tak ingin menjadikan wanita ini selingkuhan lagi. Hubungan dengan Ningning, harus segera diakhiri.
—tbc