21

49 11 43
                                    

Saeron mundur, keluar dari bangkunya karena kaget sekali seperti lihat hantu, padahal pas itu Hyunjin lagi ganteng banget pake headband dan ada bulir-bulir keringet di sekitar lehernya. Saeron yakin cowok berbibir seksi itu baru kelar olahraga basket.

Renjun yang liat ceweknya lagi digodain sama Hyunjin, langsung melipir ke cewek itu, ceweknya ga boleh diganggu siapa-siapa.

Tapi sebelum itu terjadi eh ada makhluk lain yang menghalangi gerakannya.

"Renjun!"

Renjun berhenti, dia tau itu suara siapa.

"Maaf gue ada urusan ning."

Ningning heran ke pacarnya, "urusan apa?"

"Yang jelas bukan urusan lo."

"Aku berhak tau, ya?!"

"Lo ga berhak lagi tau soal gue, bisa ga kita selesain semua ini baik-baik, dari awal juga hubungan ini berantakan, dan gue pengen udahan."

Ningning ngernyit bingung, "Segampang itu kamu bilang udahan, pas orang tua kita udah setuju. Kamu ga inget?! kamu yang kukuh banget buat sama aku waktu itu!" Ningning agak nyolot emang, cewek itu ga bisa terima cara Renjun yang gampangin hubungan keluarga.

"Lagian dari awal lo ga pernah ada rasa sama gue Ning!"

"Siapa bilang?!"

Haechan yang ngeliat keributan di belakang punggungnya pengen ngehampirin orang dua itu.

Pasangan yang Haechan yakin masih ngegantung. Sejak laporan Saeron di taman belakang waktu itu Renjun gak pernah mau tau lagi dan nanya-nanya soal Ningning lagi. Dia udah ilfeel.

Renjun narik tangan Ningning buat diajak ke tempat yang sepi, gak bisa mereka ribut di pinggir lapangan begini. Renjun ajak Ningning ke belakang gedung olahraga. Haechan yang pengen hampiri mereka ga jadi, karena Haechan pikir dia ga boleh ikut campur.

Saeron yang ngeliat Renjun narik tangan cewek itu langsung kejar mereka berdua. Hyunjin yang lihat Saeron lari, ikut juga menyusul Saeron.

Saeron mengintip di samping gedung.

"Siapa yang bilang aku gak ada rasa sama kamu?!" tanya Ining lagi.

"Itu cuman perasaan kamu aja, maaf karena aku sibuk dan jarang kasih kabar, tapi aku gak pernah berubah." lanjut Ning lagi.

"Lo selingkuh!" hardik Renjun.

"Hah? maksud kamu?"

Saeron keluar dari persembunyian, "aku lihat kamu, pulang sama kak Lucas!"

Renjun dan Ningning terkejut karena Saeron datang tiba-tiba. Dan hancurin momen mereka berdua.

"Selingkuh sama kak Lucas? waktu kita selesai kerjain struktur organisasi itu?

Saeron mengangguk.

"Renjun, kamu lupa ya? aku pernah kenalin kak Lucas sebagai sepupu aku kan?"

Renjun ngeryit, dia ingat sekarang, dia baru ingat kalau Lucas memang sepupu pacaranya.

"Jadi cewek ini bilang dia lihat aku sama Kak Lucas dan anggap aku selingkuh? aku difitnah Renjun!"

Saeron terdiam, dia tidak tau tentang Lucas dan Ningning ternyata ada ikatan lain selain selingkuhan.

"Kamu percaya sama dia?" Ningning nunjuk Saeron, "kamu tau juga kan, kalau dia kejar-kejar kamu dari lama?"

"Dia fitnah aku dan pengen hubungan kita berakhir, sekarang siapa yang bilang aku udah ga ada rasa lagi? aku masih sayang sama kamu njun."

Renjun menatap lamat wajah Saeron, gadis itu gemetaran, "Saeron?" panggil Renjun, "Saeron,  kenapa kamu bilang kayak gitu tentang Ining?"

Saeron menatap mata Renjun, "Aku bilang kenyataannya."

"Kamu bilang Ningning selingkuh, dia ga selingkuh."

Saeron terdiam. Salahnya memang, dan dia benaran gak tau Lucas itu sepupu Ining.

"Nahkan dia fitnah aku, Sayang. Aku tau kamu lagi cemburu makanya kamu marah besar dan ga kasih kesempatan buat aku jelasin."

Renjun terdiam, tatapan nanar dia masih arahkan ke wajah Saeron yang menunduk.

"Saeron kenapa bilang kayak gitu?" nada Renjun lebih lembut, dia mendekat ke arah Saeron ingin meraih bahu gadis itu, tapi Saeron menghindar, dia mundur beberapa langkah.

Ningning narik lengan Renjun buat berdiri sejajar sama dia, "aku tau kamu cemburu, kamu cemburu karena masih sayang sama aku Renjun. Aku tau apa yang kamu butuhin. Kamu kesepian dan cuman butuh pelampiasan sementara. Perasaan kamu masih buat aku. Karena emang seharusnya kayak gitu."

Saeron tak tahan, dadanya sakit sekali. Pelampiasan. Iya, Saeron tau Renjun minim kehangatan keluarga dan hadirnya Saeron akhir-akhir ini di hidup Renjun hanya untuk memenuhi itu saja.

Saeron yakin, perasaannya memang ga akan pernah dibalas.

"Saeron ..." panggil Renjun hangat, gadis itu ingin menangis sekarang. Dia mendongak ke arah Renjun.

"Minta maaf sama Ining karena sudah fitnah dia."

Saeron menjatuhkan air matanya.

Ragu-ragu dia mengangkat tangan untuk meminta maaf.

"Gue harap lo ga gangguin Renjun lagi." Ningning menerima jabatan tangan Saeron.

Hyunjin yang dari tadi nyimak, keluar dari tempat sembunyinya, narik tangan Saeron dan berhasil buat jabatan tangan Saeron dan Ningning terlepas.

Hyunjin ajak Saeron ke dalam gedung olang raga yang sedang sepi. Gadis itu hanya pasrah saja. Air matanya ga mau berhenti.

Hyunjin membiarkan Saeron nangis sejadi-jadinya di dada bidangnya.

—tbz

RENJUN JINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang