Maaf banget saya lupa mereka masih kelas 10 ya bukan 11, yang kemarin bakal saya revisi. Selamat bacaa 🤗🤗Hari Sabtu, jam olahraga kelas X-A, kelasnya Renjun. Saeron yang lagi jam kosong di kelasnya ga lepas pandangan ke luar jendela. Pacarnya yang ganteng itu lagi main bulu tangkis tapi ga pake net, main biasa aja sama temennya Haechan.
Ohya mengenai Haechan dan Somi udah resmi pacaran. Saeron kaget banget, berita itu dia dapet tadi pagi pas ga sengaja pergokin Somi yang berangkat sekolah bareng Haechan. Setelah Saeron tanya-tanya dan ternyata mereka mulai deket pas Saeron sakit waktu itu. Saeron ga dikasih tau detail ceritanya seperti apa. Yang jelas resminya pas Saeron lagi ga di sekolah.
Dan Saeron sekarang lagi bayangin mereka yang double date barengan, "pasti seru banget,' katanya tiba-tiba.
Bayangan tentang kencan bareng yang seru banget menghilang seketika pas Saeron ingat dan sadar kalau posisi dia disini masih selingkuhan.
Saeron menghela panjang, "pengen deh kayak orang-orang ... pacaran sebagai pacar."
"Tapi bentar lagi, semoga semesta merestui Saeron sama Renjun."
Saeron tersenyum kecil dia teringat Mama Renjun yang menyuruhnya memanggil Mamah juga. Saat pulang kemarin pun, Saeron diantar pulang pake mobil sama Renjun dan dibawakan buah tangan buat orang rumah. Irene dan Suho terheran-heran sama anak gadisnya yang pulang sekolah pakai mobil, takut-takut anaknya dibawa oleh om-om jahat. Tapi saat turun bersama Renjun, Irene dan Suho ingat siapa bocah lelaki itu. Dia yang makan nasi goreng bareng putrinya malam itu.
Suho dan Irene lega, sementara Mark saat itu gak ada di sana, Mark balik ke kosnya sebagai mahasiswa dia tinggal di dekat kampusnya.
Saeron senang orang tuanya menyambut hangat Renjun.
Kata Irene pada Suho saat itu, "anak kita pande banget nyari calon suami."
Dan mereka mulai akrab.
Saat ini, dari tempatnya duduk, Saeron masih tertuju tatapannya pada Renjun, Renjun di sana sedang menjambak rambutnya frustasi karena kalah terus dari Haechan. Renjun sangat lucu ketika berada di tengah-tengah temannya. Renjun berbadan lebih mungil dari teman yang lain dan hal itu membuatnya berbeda di mata Saeron.
Saeron teringat awal menjatuhkan hati pada Renjun, saat itu masa oriestasi sekolah. Saeron berada di gugus yang sama dengan Renjun. Mungkin lelaki itu sudah lupa, tapi Saeron masih ingat dengan jelas, saat itu cuaca sedang terik-teriknya Renjun yang berdiri di belakang tubuh Saeron tiba-tiba menarik lengan Saeron untuk berdiri di belakang tubuhnya. Saeron awalnya tak mengerti alasannya kenapa dan Renjun hanya diam saja. Tapi tempat yang awalnya sangat terik tiba-tiba saja sejuk karena Renjun menghalangi sinar matahri saat itu, belum lagi parfum Renjun yang bisa Saeron rasakan aromanya.
"Jingan!" Saeron tersenyum kecil ketika ingat momen itu.
Dan tiba-tiba saja gadis itu tertawa sendiri lanjut membayangkan dua orang di sana dan double date mereka kelak, "Jadinya teman sebangkuku ternyata berpacaran dengan teman sebangkunya pacarku."
Saeron masih cekikikan aja, dan cekikikan Saeron di lihat dari jauh sama pacarnya yang lagi main bulu tangkis.
"Apa ga bisa tuker teman sebangku aja ga sih? Ya gabisa lah soalnya kan beda kelas." Saeron nanya sendiri jawab sendiri. Aneh emang.
Renjun berhenti main bulu tangkis sekarang duduk selonjoran di pinggir lapangan sambil pandangannya juga tertuju ke kelas Saeron. Cowok itu senyum-senyum sendiri karena sadar lagi diperhatiin pacarnya. Dia sengaja duduknya agak tengah supaya Saeron bisa dengan leluasa pandangin muka cakepnya dia.
"Minggir Chan," kata Renjun tangannya sambal ngibas-ngibas biar Haechan minggir.
Haechan noleh ke belakang, penasaran sama apa yang dilihat sama temennya. Pas Haechan noleh matanya langsung fokus sama bidadari punya dia, yang lagi heran sama selingkuhan temennya.
Jadi kan Saeron sama Renjun lagi tatap-tatapan gemes, Haechan liat Somi gemes, Somi malah gemes sama Saeron yang bucinnya gak ada obat.
"WOYY!!" Hentak Somi, yang kaget bukan cuman Saeron dua cowok bucin di lapangan juga ikut kaget, Renjun kaget karena mata indah yang dia tatap mengerjap kaget, sementara Haechan kaget karena bibir Somi yang diem aja dari tadi tetiba aja bilang 'WOYY'
Dua cowok itu mengelus dada barengan, "kaget saya." Kata Haechan.
"Gue juga," timpal Renjun.
Sementara Saeron udah kasih death glare-nya buat Somi.
"Itu cowok kamu juga di lapangan," tunjuk Saeron dengan dagunya.
Saat Saeron ingin menoleh ke arah lapangan lagi, gadis itu tersentak kaget lalu memundurkan kepalanya beberapa senti, tiba-tiba saja wajah seseorang muncul di depan jendelanya.
"Hai Saeron."
"Hyunjin?"
—tbc