06

1.2K 293 19
                                    

.
.
.

Yedam menelusuri setiap lorong sekolahnya, bukan karena apa, tapi memang kesalahan nya sendiri setelah menguping malah ke perpustakaan dan berujung tidur. Padahal harusnya ia rapat OSIS. Langkahnya ia percepat agar cepat sampai ke ruang OSIS.

Langkahnya terhenti kala melihat seseorang wanita berdiri dikegelapan yang sedang memperhatikan nya.

"Gue lagi males, mending lo pergi aja deh" usir Yedam yang nampaknya sudah tau siapa wanita itu.

Yang diajak berbicara hanya diam saja. Karena sedang buru-buru Yedam langsung saja berjalan untuk menerobos wanita itu. Ya tentunya penyihir yang berasal dari cermin itu.

"Hhh, memang kamu bisa melewati saya?" Tanya wanita itu dengan nada meremehkan.

Yedam menghentikan langkahnya, wanita itu kini sudah dibelakang Yedam, tapi ia tidak peduli.

"Woy mak lampir, lo mending pergi deh sebelum gue jadiin lemper, mau lo gue bawa ke Pluto" saut Yedam kesal.

"Hahaha, nyali mu besar juga ya nak, tapi ingat saya itu penyihir yang memberi kutukan di cermin itu, salah siapa dibaca hahahahaha" jelasnya sambil tertawa-tawa.

"Kan bukan gue yang baca bego" ketus Yedam.

"Makasih udah jebak dia" ujar seorang lelaki yang baru saja datang, bertepatan dengan itu penyihir itu tersenyum miring lalu menghilang.

Yedam sudah mengetahui siapa dia, dan tentunya raut wajah Yedam benar-benar marah sekaligus benci.

"Kenapa lo Dam? Belum siap mati ya? Haha" kata lelaki itu terkekeh.

"Emang gila lo bang! Bisa-bisanya lo ngelakuin ini!" Ujar Yedam heran sambil menggelengkan kepalanya.

"Emang gue peduli? Haha, sekarang lo pilih pisau atau gunting?" Tanya nya terkekeh.

"Gue? Gue lebih milih buat cabut dari sini! Sorry gue ada rapat" kata Yedam yang hendak berjalan namun ditahan oleh lelaki itu.

"Eits! Nggak semudah itu fergusoh" ujarnya.

"Pilihan nya cuman dua ya? Kalo berani tangan kosong dong! Tolol" ketus Yedam yang sudah kehabisan kesabaran.

"Nantangin lo? Lo pikir gue takut!" Ujarnya lalu meninju Yedam.

Keduanya kini berkelahi di lorong sepi itu, tepatnya didepan gudang sekolah.










"Si anjirr, Yedam kemana sih? Biasanya juga on time dia" keluh salah satu OSIS disana, Jisung.

"Tau nih! Apa jangan-jangan dia males makanya kabur?" Saut yang lainnya, Dongpyo.

"Suudjon mulu lo toa!" cibir Eunsang.

"Idih, daripada lo LETOY!" Cibir Dongpyo balik karena tidak terima dengan kata-kata Eunsang.

"Kalo Eunsang letoy terus Minhee apa dong?" Saut Hyungjun tiba-tiba dan hampir mendapat geplakan dari Minhee, untungnya Minhee masih berbaik hati.

"Abang-abang sekalian kami masih dibawah umur" saut adik kelas mereka dengan tatapan sok polosnya, siapa lagi kalo bukan Taeyoung.

Tentu saja mendapat tatap jijik dan julid dari mereka semua.











"Sukijen!!!!" Panggil Jihoon dari ruang tengah, padahal yang dipanggil juga sedang berada disana.

"Sukijen Sukijen! Gue Hyunsuk ya bukan Sukijen!" Kata Hyunsuk tidak terima.

"Daripada gue panggil Sukirno, mending Sukijen kan!" Julid Jihoon pada Hyunsuk.

"Nggak ada yang mending bego!" Saut Junkyu yang baru selesai pakai baju.

ANATHEMA | TREASURE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang