1.

941 44 1
                                    

Banyak yang bilang kalau Karin itu perempuan beruntung karena bisa dekat dengan Johnny.

Nyatanya, Karin tidak seberuntung itu. Gadis itu, lebih iri dengan perempuan yang kelak akan jadi ibu dari anak-anaknya Johnny.

Meskipun Karin sekarang tengah mengandung anak Johnny, tapi Karin tidak mau banyak berharap karena apa..'Sumpah, Rin, pokonya lo harus dukung gue dapetin Sesil. Dia tipe gue banget.'

'Emangnya gue bukan tipe lo ya, Jo?'

'Lo tipe gue, tapi dalam kategori hanya untuk dijadikan sahabat. Haha.'

Oke kategori sahabat bukan kategori calon istri. Karin sangat tertohok.

Mungkin Johnny lupa kalau ada pepatah jodoh dan maut tidak ada yang tau.

Tapi tenang aja karena Karin sudah memutuskan untuk mundur dan tentunya--- merahasiakan semuanya dari Johnny.

Gadis itu hanya meminta sama Tuhan, semoga kelak dia dikuatkan untuk mengurus titipannya.

●●●

Pritttttttttttt~

Bangs~ "JOHNYYYYYY KIRAIN GUE SUARA DARI ALAM BARZAH."

Ketika matanya terbuka, Karin misuh-misuh melihat Johnny berdiri tegak dengan priwitan mengalung di leher. Bibirnya mendecak. Bisa-bisanya dia bersahabat dengan manusia super nyebelin seperti Johnny.

"Bangun, Rin, kita joging biar nggak lemakan." ujar Johnny sambil menarik selimut Karin.

Bukannya bangun, Karin justru menedang Johnny membuat pria itu mengaduh sakit,"Argh.. buset baru bangun udah nendang."

Karin tertawa kecil, "Lagian Joni berisik, ngantuk tau gue,"

Karena kesal Karin tidak mau bangun, Johnny memutuskan naik ke tempat tidur dan..

"JOHNNY HAHA GELI AMPUN... BERHENTI ANJIR NTAR GUE NGGAK DOYAN MAKAN.. JOHNNY STOP NGGAK!"

"Gak bakal gue berhenti sebelum lo bangun." Ujar Johnny sambil terus menggelitiki perut Karin.

"OKE SEPU HAHA SEPULUH MENIT STOP DULU BENERAN JOHNNY GUE GAK KUAT,"

Sontak Johnny memberhentikan tangannya di perut Karin.

"Apa liat-liat? Puas lo HAH?" ujar Karin sedikit kesal. Posisi Johnny duduk di sebelah Karin yang masih tiduran.

Johnny diam lalu tertawa, "PUASLAH."

Menjadi kali pertama joging di sekitaran kosan Karin. Entah ada angin apa, Johnny yang biasanya selalu mengajak Karin joging di tempat gebetannya kini justru mengajak Karin hanya lari di sekitaran komplek kosan Karin.

Omong-omong sedari tadi banyak sekali yang melirik Johnny. Setelan pria itu di tambah wajah polos keringetannya berhasil memikat perhatian banyak orang. Emang, sayang banget nggak sih modelan gini nggak jadi jodoh Karin?

"Rin, ko lo nggak bilang sih cewek-cewek di sekitaran sini bening-bening banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rin, ko lo nggak bilang sih cewek-cewek di sekitaran sini bening-bening banget."

Spontan Karin langsung berhenti mengunyah buah di mulut, "lo udah pernah ngerasain di colok tusuk gigi belum, Jo? Mau ngerasain nggak?"

Bukannya takut, Johnny justru tertawa lalu Mencomot buah semangka dari cup buah yang sengaja Karin bawa dari kosannya.

"Loww twumben mwakan bwuah,"

"Telen dulu!"

"Lo tumben makan buah,"

Karin langsung tersedak, dengan sigap Johnny  membukakan air mineral lalu dia berikan ke Karin.

Karin menerima dan langsung meminum air yang di berikan Johnny. Sambil minum Karin membatin, 'Biar anak lo nggak kekurangan gizi,'

Nih kalau yang tidak tau pasti akan nyangka kalau Karin Johnny pacaran, padahal mereka..

"Diet gue, kan kata lo gue lemakan." Karin menjawab sedikit kesal sambil menutup botol.

Johnny hanya memutar matanya, "Udah kelar kan, ayo lari, dari tadi lo cuma jalan aja."

Sebenarnya bukannya Karin tidak ingin lari. Tetapi kondisinya tidak memungkinkan karena
tiga hari lalu, saat cek kandungan, bidan menyuruhnya untuk tidak melakukan sesuatu hal yang membuat kondisinya lelah, sebab akan berpengaruh pada janin yang dia kandung karena tengah lemah.

"Jo, badan gue rada nggak enak, lo aja deh lari, gue tunggu sini beneran."

Johnny langsung memperhatikan wajah Karin, "Tapi lo nggak pucet, lo juga keliatan sehat-sehat aja tadi. Bohong ya lo. Ngaku lo," tuduh Johnny.

"Emang orang sakit harus pucet?"

"Ya haruslah."

"Bodo ah. Gue nggak mau lari pokonya. Capek." Kekeuh Karin, dia berdiri lalu duduk di bangku taman di belakangnya.

Johnny akhirnya menyerah, dia membiarkan Karin duduk dan pergi joging sendirian.

Tak jarang Karin senyum-senyum sendiri melihat tingkah Johnny yang malu-malu karena di goda mbak-mbak komplek.

'Lihat, nak. Betapa banyaknya saingan Mamah.' Karin sambil mengusap perutnya.

Selesai joging seperti biasa, Johnny selalu mengajak Karin lebih dulu makan bubur ayam langganan mereka. Kata Johnny, belum afdol kalau balik joging belum makan buryam.

Mereka duduk samping-sampingan di bangku panjang padahal depan mereka kosong. Johnny langsung mengeluarkan ponselnya dan sibuk entah apa.

Sedangkan Karin ia menyibukan diri untuk melihat sekeliling. Ini hari minggu jadi banyak sekali orang berolahraga. Satu pemandangan berhasil mencuri perhatian Karin. Di sana, di ujung kirinya, ada satu keluarga kecil dengan anak perempuan sekitar umur satu tahunan. Fikirannya melayang membayangkan mungkin akan seperti itu keluarga kecil nya bersama Johnny kelak. Bibir Karin tersenyum simpul. Ia menoleh pada Johnny, berharap pria itu akan paham suatu hari nanti. Tapi sapertinya Karin salah. "Liat, Rin! Sesil cantik banget."

Senyum Karin luntur seketika. Rasanya ia ingin teriak di depan wajah Johnny.

"I-iya cantik ya Sesil." Sahut Karin dengan diiringi senyum miris sambil melihat foto Sesil yang di sodorkan Johnny.

Tidak lama pesanan mereka datang.

"Gue pap dulu ya ke sesil." Karin membuang pandangannya ketika Johnny memfoto makanannya.

"Segitunya lo harus laporan kalo lo lagi makan, hm?" tanya Karin setengah hati.

Setelah menekan opsi send- Johnny baru menjawab pertanyaan Karin, "Biar status gebetan gue naik pangkat jadi Pacar hehe.."

Sesil hanya menganggukan kepalanya acuh.

"Doain gue, Rin, biar sampai halal sama Sesil."

"No coment deh gue."




●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Mariii kita bernyesek-nyesekkk riaaaaa 😩

Teman Tapi Menikah [Johnny]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang