Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif silahkan te-
Ini sudah ke dua puluh empat kalinya Sonya menghubungi Karin. Sejak malam di caffe tempo hari Karin tidak ada kabar sama sekali sampai sekarang. Gadis itu juga absen kuliah. Sonya yang selaku tau Karin tengah tidak baik-baik saja sangat khawatir. Terlebih lagi, Karin hanya tinggal sendiri, bayangan karin yang entah melakukan tindakan anehpun semakin menggerayangi pikiran Sonya.
Malam itu, Karin telah menceritakan semuanya. SEMUANYA. Bagaimana dia bisa hamil anak Johnny dan bagaimana dia bisa sangat menggilai seorang Johnny. Kalau Sonya jadi Karin, mungkin Sonya juga akan melakukan hal tersebut.
"Doy, lo langsung balik, nggak?" tanya Sonya mencegat Doyoung yang sudah ingin pergi.
"Gak sih mau nongs warkop bentar, kenapa emang?" jawab Doy sambil membetulkan ranselnya.
Sonya menjetikkan jarinya, "Good, dari pada lo nongs ngabisin duit mending lo anterin gue ke kosan Karin." Sonya langsung menyeret Doy yang belum sempat ingin protes.
*******
Sebuah taxi berhenti tepat di depan kosan Karin yang seperti tidak berpenghuni. Lampu depan masih menyala di tambah debu dimana-mana.
"Yut, kamu yakin Karin masih tinggal disini? Kaya nggak ada orang Yut," tanya gadis berperawakan tinggi sambil memperhatikan kosan Karin.
Setelah membayar taxi, gadis itu keluar diikuti pria yang kini juga ikut memperhatikan kosan yang ditempati adiknya itu.
"Karin kalau pindah selalu ngabarin aku, Na, coba kita ketuk dulu deh pintunya." Usul pria itu.
Setelah sampai di depan pintu, memang keadaanya seperti tidak terawat. Debu yang cukup tebal di teras dan di jendela luar sangat kentara.
Yuta melihat sekelilingnya, lalu mengintip dari luar jendela. Pria itu terkejut melihat barang yang berantakan serta ponsel yang tergeletak di ruang depan, Yuta tau itu ponsel Karin.
"Gimana, Yut?" tanya Anna.
"Ada ponsel Karin, Na, coba aku telfon deh." Yuta menelfon ponsel Karin sambil terus melihat dari jendela. Dan yaa ponsel di dalam menyala.
Perasaan Yuta mulai tidak tenang. Kemana adiknya?
Yuta memang tidak memberi tahu kalau dirinya dan sang istri akan mengunjungi Karin. Yaa karena katanya ingin membuat kejutan.
Yuta berjalan ke depan pintu, ia menekan angsel pintu tapi di kunci.
Yuta mulai menggedor gedor sambil memanggil nama Karin berulang kali.
"Perasaan aku ko nggak enak ya ,Yut." ujar Anna tiba-tiba.
"Aku dobrak aja kali ya.."
Anna langsung mengangguk, "Kamu jauhan dulu, Na." Suruh Yuta.
Dan dalam hentakan ketiga pintu berhasil di buka.
Anna langsung masuk diikuti Yuta. Kacau. Itu yang pertama kali ada di pikiran Yuta. Kosan Karin sangat berantakan. Seperti habis kerampokan. Tapi..
"ASTAGA KARINNNNN, YUTA DISINI YUTTTT!!" Anna shock melihat Karin yang tergeletak di lantai dapur dengan kaki yang berlumuran darah.
"KARINNNN YA AMPUN!!!" Yuta langsung menggendong Karin ke ruang depan dan Anna menghubungi ambulan.
***
"Doy bisa buruan dikit nggak sih bawanya. Lama banget kaya bekicot." Omel Sonya ke Doyoung.
Mata Doyoung langsung melotot karena tidak terima motor kesayangannya di samakan dengan hewan berlendir itu.
"Yee anjir lo, lo yang bawa nih kalo gitu. Sabar." sungut Doyoung.
Sonya hanya mendecihkan bibirnya. Firasatnya tentang Karin makin menjadi. Rin, sumpah kalo lo kenapa-napa gue bunuh tuh si Johnny.
Belum tepat sampai depan Kosan Karin, Sonya sudah turun lebih dulu karena sudah sangat geregetan dengan motor Doy yang jalannya bikin darahnya naik. Ya maklum motor jadul.
"Rin... Karinnnn...." Sonya melihat pintu kosan karin yang sedikit terbuka. Gadis itu spontan menutup Mulutnya ketika masuk dan melihat kekacauan dimana mana.
"Karin... karin lo dimanaaaa???" Sonya ke kamar dan ke dapur tapi tidak melihat ada Karin.
Sonya semakin tidak tenang.
"Busettt kosan Karin abis gempa bumi apa gimana deh," Doy yang baru masuk pun langsung berceloteh.
"Doy Karinnn dimana Doyyy..." Sonya sambil menarik narik jaket Doyoung. Gadis itu panik
"Itu bukannya hp Karin ya." Tunjuk Doy pada ponsel di atas meja depan.
Sonya langsung mengambil ponsel tersebut. Ia menekan tombol power lalu melihat banyak sekali pesan dan panggilan. Bentar... bentar... Bang Yuta?
Sonya langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Yuta. Kebetulan dia menyimpan nomor abangnya Karin itu, karena dulu Karin pernah numpang telfon di hp nya.
Tidak lama sambungan terhubung, dan terdengarlah suara perempuan yang sepertinya tengah resah.
"Ha.. halo, ini benar nomor Yuta abangnya Karin?" tanya sonya.
'Iya benar, ini siapa ya?'
"Iya, Ka, ini aku Sonya temannya Karin, ini aku lagi dikosan Karin, tapi Karinnya gak ada, Ka-'
'Karinnya lagi di rumah sakit sama saya sekarang.'
Sonya langsung menutup mulutnya, "Ka, rumah sakit mana, Ka? Rumah sakit mana?"
'Kasih Bunda.' Dan setelah itu Sonya langsung menarik Doy untuk ke rumah sakit.
Doy tersentak, "Sonya gak usah narik bisakan,"
"Buruan Doy, buruan, Karin lagi di rumah sakit.' suara Sonya bergetar.
Mendengar itu, Doyoung ikutan panik dan
langsung menyalakan motornya.●●●●●
Thanks for reading..
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah [Johnny]
Fanfiction'Jo, kalo gue bilang gue hamil anak lo, gimana?' Karin. 'Sakit jiwa lo, Rin' Johnny. ⚠️ Typo[s] ⚠️ Bahasa Kasar -Jadilah pembaca yang bijak. ENJOY 💚