Bab 4 Ghaza Adji Jayangga

3.5K 623 68
                                    

Assalamu'alaikum...

Selamat membaca manteman

•••

Padahal dengan memejam saja, tanpa perlu bicara, Allah pasti tahu apa yang hamba-Nya rasakan.

🐈

Di ruang tamu sudah ada dua orang yang seumuran Papanya ketika Zhira sampai. Mereka sangat ramah dan baik, tapi sayangnya keadaan Zhira sedang tidak baik hingga sulit sekali mereka mengakrabkan diri dengan gadis itu.

"Liat, Paaaa! Cantik banget, Hemm, gemeeess pengen cubit." Wanita anggun dengan dress biru muda itu sudah mengangkat tangan ingin menyentuh pipi Zhira. Namun ditahan oleh suaminya.

"Ma, jangan bikin malu." hardik sang suami membuat wanita itu manyun, tapi kembali tersenyum manis pada Zhira. "Maklumi Tante Sarah ya, Zhira. Dia memang suka gemes kalo liat anak perempuan. Maklum anak kami tiga-tiganya cowok."

Laras nyengir kuda menanggapi ucapan suaminya. "Jadi, rencananya habis wisuda nanti mau lanjut kuliah apa gantiin Papa Arman, nih?" tanya wanita bernama Laras itu.

"Gak tau, Tante. Ikut garis takdir aja," jawabnya asal. Sebab sulit sekali pura-pura tersenyum saat hati sedang hancur-hancurnya. Tapi, Zhira harus buktikan pada Alvin dan Sesil kalau dia baik-baik saja tanpa mereka. Anggap saja ini latihan pertamanya untuk bersikap Bodo amat.

"Atau kalo nggak, jadi mantunya Om aja lah ya," sambung seorang pria dengan tubuh yang sedikit berisi itu menimpali. Dia Reno Adji Jayangga suami Laras.

Zhira tersenyum sekilas, lalu kembali datar. Seperti tidak punya semangat hidup sama sekali. Arman yang menyadari itu jadi buka suara. "Chira, sebenarnya tujuan pertemuan ini ... untuk membahas perjodohan kamu dengan anaknya om Reno dan tante Laras." Arman langsung ke topik.

Mata Zhira membulat sempurna, ia melirik Laras dan Reno yang mengangguk antusias. Sebenarnya ada apa dengan hari ini? Kenapa hidupnya semakin berantakan? Apa ini memang jalan-Nya? Kenapa tidak adil begini, ia baru saja patah hati, tidak bisakah waktu izinkan dia sembuh dulu?

Ting!

Sebuah notifikasi pesan bergambar muncul di whatsappnya, sebuah foto di mana Sesil bergelayut manja di lengan Alvin. Mata Zhira memanas seketika, dadanya kembang kempis menahan gejolak amarah di hatinya. Seperti nya gadis ini sengaja ingin memanas manasi hatinya. Oke, kalau begitu. Dia tidak peduli lagi itu Shesa atau Sesil. Zhira akan buat mereka menyesal.

"Sayang, ada apa?" Bunda yang sejak tadi duduk di sampingnya bertanya.

"Gak ada, Bun. Cuma temen-temen di grup," bohongnya, membuat sang Bunda beroh ria. "Oh iya, Pa. Aku terima perjodohan ini. Papa tentukan saja tanggalnya." ucapnya membuat semua orang tersenyum bahagia.

Kecuali Bunda Humaira. Dia merasa ada yang aneh dengan sikap putrinya kali ini.

"Om, Tante. Zhira ke atas dulu ya, mau ganti baju, permisi," pamitnya.

🐈🐈

Di kamarnya Zhira tiada henti mengepalkan tangan, kuku-kukunya sampai memutih. Sebagian sudah seperti menancap pada telapak tangan. Hatinya begitu sakit, tapi dia tidak mau dianggap gadis lemah yang sukanya menye-menye hanya karena patah hati.

Sekedar informasi, Zhira itu tipe gadis keras kepala, angkuh, dan juga gengsian. Jadi meskipun dia terlanjur cinta pada Alvin, dia akan bersikap seolah dia baik-baik saja. Keangkuhan nya memaksa agar Alvin yang menyesal bukan dirinya.

Terlanjur Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang