Zhira tersenyum bahagia ketika orang yang dia tunggu-tunggu selama beberapa menit tiba di depannya. Sosok lelaki yang selalu membuatnya jatuh cinta berkali-kali. Sudah beberapa hari lelaki itu sibuk hingga tidak menemuinya sama sekali, jadi hari ini Zhira yang berinisiatif mendatanginya. Hari ini tepat anniversary mereka yang ke tiga, sejak semalam Zhira sudah menyiapkan kado spesial untuk kekasihnya.
"Happy Anniversary, Beb." Zhira begitu antusias memberikan kadonya.
Namun, tidak seperti biasanya. Lelaki ini diam tanpa kata, bahkan dia tidak membalas ucapan Zhira sama sekali, kadonya dibiarkan teronggok di atas meja kafe tempat favorit mereka. Zhira paling tahu jika sudah begini pasti ada yang mengganggu pikiran kekasihnya ini. "Kalau ada masalah cerita."
Tangan Alvin langsung mundur ketika tangan Zhira berusaha meraih tangannya. "Aku mau kita putus."
Zhira tercengang mendengar penuturan lelaki itu, namun ia coba santai menanggapinya. Mungkin saja ini prank, sebelum memberi kejutan, pasangannya dibuat menderita dulu, seperti di konten-konten video yang pernah ia tonton.
Zhira terkekeh memikirkannya. "Jangan bercanda, Beb. Nanti kebetulan diwaktu mustajab, ucapanmu terkabul, terus kita putus beneran gimana?"
"Aku mau kita putus, Zhira." Alvin memasang tampang serius, dia tidak sedang bercanda. "Aku tidak sedang bercanda."
Lama tidak mendapat respon, Alvin kembali berkata. "Mulai hari ini kita putus."
Melihat ekspresi Alvin yang dingin, membuat hatinya berdesir. "K-kamu lagi bikin konten 'kan, Beb?" Zhira yakin Alvin sedang mencandainya.
"Aku serius, Zhira."
"Gak! Kamu pasti bercanda." Tanpa terasa air mata Zhira jatuh tanpa tahu malu.
"Aku akan segera menikah. Ini undangan pernikahan buat kamu. Dua hari lagi kami bertunangan lalu menikah dua minggu kemudian." Alvin mengatakannya dengan raut setenang mungkin. Padahal dalam hati dia ingin mengumpat melihat air mata gadis yang ia cintai jatuh. Sungguh pemandangan itu hal paling menyakitkan.
Zhira menggeleng. "Gak, kamu lagi bikin konten. Kamu mau ngasi aku kejutan, 'kan?"
Zhira teramat berharap Alvin mengiyakan pertanyaannya kali ini. Tapi percuma, lelaki di hadapannya tetap membisu. Zhira meraih undangan itu dan membaca nama mempelai wanita. Ia langsung menutup mulut tak percaya. Sesilia Azzahra?
Semesta, jika ini mimpi Zhira berharap segera dibangunkan dari mimpi buruk ini. "Katakan kalo kamu lagi bercanda. Aku mohon," ucapnya memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Cinta
RomanceSebuah perjalanan hidup, tentang bagaimana melepas sesuatu yang tak dapat di genggam, dan bagaimana menerima sesuatu yang datang tanpa diharapkan. Nazhira harus mengenyam kenyataan pahit bahwa kekasih yang sangat ia cintai menikah dengan sahabat nya...