Bab 11 Malam Pertama

3.1K 612 147
                                    

Assalamu'alaikum...


Warna favorit kalian apa nih?

Zhira suka warna biru. 💙

Ghaza itu penyayang, cocoknya warna apa?

Alvin penyabar, pilihkan warna yang cocok.

Buat Sesil juga.

Happy Reading ❤

____________________________

Terkadang, cinta saja tidak cukup membuat sebuah hubungan bertahan lama. Perlu kejujuran dan kepercayaan sebagai ikatannya.

©®Terlanjur Cinta

Angin berhembus syahdu, desirannya menambah hawa dingin semakin menusuk saat menyentuh kulit, satpam penjaga gerbang rumah mewah dengan tiga lantai itu mulai masuk ke pos rondanya.

Namun di atas kasur king size milik Ghaza, Zhira sudah berkeringat. Ia menutup mata rapat-rapat saat Ghaza mulai menyentuhnya, rasanya sangat perih.

"Pelan-pelan! Lo gak tahu gimana sakitnya gue."

"Iya-iya, tahan ya. Bentar lagi gue selesai kok," sahut Ghaza lembut sambil mengusap kepala istrinya.

Gadis itu memejam dan menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Sungguh dia tidak tahan dengan sakit yang ia rasakan.

"Emmh," lenguh Zhira sampai menjambak rambut Ghaza. "Sakiiit!"

"Ya makanya diem, jangan gerak-gerak terus. Biar gue aja yang urus."

Mau ditahan bagaimana pun tetap saja sakit, apalagi sampai berdarah. Air mata Zhira sampai mengalir, sudah beberapa menit tidak selesai juga.

"Aakhh..." Zhira meremas lengan Ghaza kuat. "Yang lembut kenapa sih jadi cowok! Kasar banget."

"Astaghfirullah, ini sudah pelan Ra. Makanya rileks, oke."

Napas Ghaza memburu, jujur dia gemas ingin mengikat kedua tangan Zhira di tiang ranjang rasanya. Jelas saja, lengan hingga punggungnya terasa sakit akibat cakaran dan cengkraman perempuan ini.

"Aaaahhh, sakit! Aaa—"

Ghaza langsung membungkam mulut Zhira dengan tangannya. "Diam astaghfirullah. Kalau orang rumah dengar, mereka akan mengira kita lagi belah duren tau gak?" peringatnya sambil mengoles obat merah pada kaki Zhira.

Kening Zhira mengernyit? Tidak paham maksud suaminya itu. "Hah, gimana? Ya gak mungkin lah, udah tengah malem ini woy, ngapain kita belah duren? Aneh sekali kalo mereka ngira gitu." Zhira ngakak.

"Hish! Maksud gue kita ML. Kikuk-kikuk alis in the hoy. Paham, kan?" jelasnya.

Bugh! Zhira kontan menimpuk Ghaza dengan bantal. Mesum sekali mulutnya.

"Kok gue yang dipukul sih, Ra. Kan lo yang lemot."

"Biarin. Siapa suruh mesum."

Jangankan malam pertama, tadi saja saat Ghaza memojokkannya ke lemari dan berniat menciumnya, Zhira langsung mendorong tubuh Ghaza hingga terjengkang di kasur. Saat hendak menerima tendangan kuat darinya, lelaki itu justru menghindar. Alhasil, Zhira menendang kaki ranjang hingga terluka.

Jadi, Ghaza sejak tadi membantu mengobati luka di kakinya. Asli sakit, Zhira yakin besok akan semakin bengkak. Kaki versus kayu jati kualitas terbaik bisa kakinya yang kalah. Ish, Zhira kesal.

Terlanjur Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang