Bab 5 Langit Yang Memilih Bintang.

3.2K 585 37
                                    

Assalamu'alaikum..

Selamat membaca, semoga terhibur dikondisi pandemi seperti ini. Tetap jaga kesehatan, semoga sehat selalu ya... Aamiin...

❤❤

Makanya, jadi cewek itu yang strong, ditinggal nikah ya nikah jugalah. Jangan malah nangis, lo itu hidup di dunia nyata, lo bukan tokoh novel, FTV, apalagi sinetron.

Ghaza × 🐈

"Hahahaha...."

Zhira menahan kekesalan ketika lelaki bernama Ghaza itu tiada henti menertawakan dirinya. Baru saja dia tahu kalau Zhira sedang patah hati, dan dengan alasan itu, ia menerima perjodohan ini gara-gara dia tidak terima dikhianati.

"Selamat ya, pilihan lo udah benar nerima cowok setamvan gua." Dengan sombongnya Ghaza memperbaiki kerah kemejanya.

"Iiuuhh," ringis Zhira membuang wajah malas.

"Kenapa? Berdamage kan?" Ghaza menyugar rambutnya kebelakang.

"Hish! Kayak tukang cireng!" bully Zhira.

"Astaga." Ghaza langsung mengetuk pelan jidat Zhira dengan siku telunjuknya hingga gadis itu meringis ngilu. "Mulut lo Ra, untung belom halal kalo udah gue cipok juga lo," ancamnya gemas.

"Dih! Najis," hardik Zhira sengit.

"Ciee, najis. Tau rasanya nagih lo," goda Ghaza lagi. Zhira hanya memicing sinis.

"Makanya, jadi cewek itu yang strong, ditinggal nikah ya nikah jugalah. Jangan malah nangis, lo itu hidup di dunia nyata, lo bukan tokoh novel, FTV, apalagi sinetron. Jangan menye kalo gak mau gue cium beneran." Ghaza memajukan bibirnya.

Membuat Zhira yang duduk di sampingnya mundur seketika. Bibirnya mencebik. "Dikira nyari calon suami segampang beli tempe apa?"

Pletak!

"Aw!" ringis Ghaza ketika tangan seseorang menggeplak tengkuknya dengan keras. "Astaga, sakit tau Ma," protesnya melihat Laras tiba-tiba berdiri di belakangnya. Berkacak pinggang seperti rentenir lagi nagih hutang.

Sejak kapan sang Mama menyusul ke ruang keluarga? Padahal sejak tadi asik mengobrol di ruang tamu depan. "Mama bisa dituntut karena melakukan penindasan terhadap anak di atas umur."

"Bodo amat!" balasnya sengit, lalu menunjuk hidung mancung putranya itu. "Awas berani macem-macem sebelum waktunya, Mama gorok kamu. Zhira ini sudah jadi kesayangan Mama." Laras membelai pipi Zhira lembut. Membuat gadis itu nyengir manis sembari memeletkan lidah pada Ghaza.

Ghaza menelan ludah ngeri sambil memegang leher, takut-takutnya sang Mama benaran khilaf. Lagipula mana mungkin Ghaza seperti itu. "Ya nggaklah, Ma. Kan aku anak teralim Mama."

"Teralim gundulmu, kalo tiap minggu kerjaannya gonta ganti cewek."

"Ah elah, Ma. Itu bukan gonta ganti, tapi proses pencarian yang terbaik. Yakan dedek Zhira," Ghaza mengedipkan sebelah mata.

Zhira langsung memasang wajah ingin muntah. Mimpi apa dia? Kenapa harus dijodohkan dengan cowok jadi jadian seberisik dan semesum Ghaza? Kalau memang benar mereka berjodoh, habis sudah hidupnya yang tenang.

Oke, Ghaza memang tampan. Tapi, karena Zhira cintanya sama Alvin Rainiko yang tampannya gak ada obat, jadi tidak ada yang bisa menandingi ketampanan lelaki itu di mata Zhira.

"Za, pulang yuk udah malem. Dari tadi Mama ajak pulang kamu gak mau terus. Jangan keganjenan kamu ya jadi cowok."

Lagi-lagi Ghaza mendesis. "Gak mau, Ma. Ghaza masih harus di sini biar kemistrinya dapet gitu loh, Ma."

Terlanjur Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang