Happy Reading..
Pangkat hanya ada di dunia, sedang amal kebaikan hingga akhirat. Bisa jadi, mereka yang pangkatnya rendah, tapi amal akhiratnya lebih tinggi. Karena manusia yang baik tidak bisa dinilai dari pangkat.
©Terlanjur Cinta
Di mobil, smirk tercetak jelas di bibir Ghaza ketika melihat Zhira kembali padanya dalam keadaan mata memerah seperti habis dilempari tomat busuk.
Tanpa bertanya sepatah katapun ia menjalankan mobilnya, membiarkan Zhira puas menikmati tangisnya. Percayalah, tangisan itu bisa bikin hati lega.
Tak lama mobil Ghaza berhenti di sebuah butik bertuliskan Al-Ghazhi Collection. Sebuah brand ternama yang tengah viral di kalangan anak muda. Dari mulai sepatu, tas, kaos, gamis, bahkan hijab pun sudah pernah dirilis dengan merk tersebut. Sekarang Al-Ghazhi dan tim juga sedang memproduksi hoodie dan sweater mengikuti permintaan pelanggan.
Menoleh ke belakang, Zhira masih sedikit tersedu meski sudah tak lagi menangis. Tapi, Ghaza tidak ingin mengganggu lamunannya. Keluar dari mobil, memasuki bangunan tiga lantai tersebut.
"Mas Ghaza, tumben mampir. Pasti kangen mbak Zhizi ya?" goda salah seorang karyawan.
Zhizi atau Zhiana Alesyia Orlin selebgram cantik yang merupakan salah satu brand ambassador di usaha Ghaza ini.
Keduanya memang dekat, karena Zhizi memang profesional dalam bekerja. Dan Ghaza suka itu.
"Gue gak kangen sama dia. Gue kangen sama lo."
Sesuai prediksinya wajah karyawan itu langsung merah. Ghaza tertawa singkat lalu menaiki anak tangga, masuk ke sebuah ruangan. Di sana, banyak sekali gaun serta gamis dengan ukuran yang sama. Yaitu size baju Zhira.
Padahal banyak yang mengira bahwa Ghazhi itu singkatan dari Ghaza Zhizi padahal aslinya Ghaza Zhira. Maklum buk bos alias sang Mama yang menyarankan nama itu. Sebelum pulang ke Indonesia usaha yang sudah berjalan sejak ia lulus SMA ini dikelola Laras—wanita yang melahirkannya.
Dengan cepat ia menyingkirkan foto-foto Zhira yang Mamanya tata rapi di ruangan itu, bahkan benda-benda masa kecil yang berhubungan dengan gadis itu ia simpan dalam karton besar lalu di masukkan ke ruang rahasia.
Ghaza keluar lalu berdiri di anak tangga. "Dira, tolong panggilkan Nona cantik di mobil. Terus antarkan ke ruang pribadi gue."
Karyawan bernama Dira itu langsung melotot. What? Beneran? Padahal kan selama ini tidak ada yang diizinkan masuk bahkan menyentuh gagang pintunya sedikitpun. Termasuk wanita cantik bernama Zhizi. Ini disuruh masuk? Wah, hebat gadis itu.
"Kenapa bengong?"
Dira menggeleng cepat, setelah itu langsung keluar menuju mobil Bosnya, ia tersenyum hangat pada gadis yang berdiri di luar mobil Ghaza. Cantik, wajahnya juga tampak manis padahal belum tersenyum. "Mbak, pacarnya Mas Ghaza ya?"
Zhira menoleh kanan kiri, menunjuk dirinya sendiri. "Ah, bukan. Saya calon istri tukang cireng," balasnya asal.
Dira manggut-manggut. "Nah kan! Gak mungkin calonnya Mas Ghaza, pasti cuma sodaranya. Eh tapi kasian ya, masa cantik gini calonnya tukang Chireng." Dira terkikik
Zhira menatapnya heran. "Kenapa senyum-senyum?"
"Hah? Nggak, Mbak. Kok Mbak mau sih sama tukang cireng?"
"Kenapa? Kan juga manusia, kerjanya juga halal." Zhira sewot. "Saya tidak suka jika ada orang yang menilai tingkat manusia dari profesinya. Pangkat hanya ada di dunia, sedang amal kebaikan hingga akhirat. Bisa jadi, mereka yang pangkatnya rendah, tapi amal akhiratnya lebih tinggi. Karena manusia yang baik tidak bisa dinilai dari pangkat." Jika ingin memuji, pujilah bunda Maira. Karena kata-kata itu Zhira copy-paste dari beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Cinta
RomanceSebuah perjalanan hidup, tentang bagaimana melepas sesuatu yang tak dapat di genggam, dan bagaimana menerima sesuatu yang datang tanpa diharapkan. Nazhira harus mengenyam kenyataan pahit bahwa kekasih yang sangat ia cintai menikah dengan sahabat nya...