Keputusan

148 8 0
                                    

“Kalo begitu jadilah istriku, bagaimana?”

Mata Raya hampir saja keluar mendengar penawaran yang baru saja bosnya itu lakukan. Yang benar saja baru bertemu langsung menikah.

“Bapak lagi sakit, ya?” tanya Raya sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh kepala bosnya itu.

“Saya sehat, jadi bagaimana kamu mau atau tidak.” Ulang bos nya itu lagi.

“Bapak Andre Wijaya yang terhormat ya jelas saya tidak mau. Saya tau pasti Bapak lagi buat konten ‘kan terus nanti kalo saya jawab saya mau menikah dengan Bapak pasti setelah itu Bapak mengatakan jika ini prank!”

“Bapak sembunyikan di mana, kameranya?” cerocos Raya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan guna mencari kamera tersembunyi.

Sementara Andre? Dia memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing saat mendengar ocehan sekretarisnya itu.

“Emang uang Bapak yang banyak itu belum cukup. Sampai-sampai Bapak harus beralih profesi menjadi youtuber.” Raya tidak henti-hentinya mencari kamera tersembunyi itu. Karna dia yakin bahwa ini hanya konten prank.

Andre jengah melihat kelakuan Raya. Dia bangkit dari duduknya kemudian dengan cepat menyudutkan Raya ke dinding yang ada di sana. Baru saja Raya ingin bicara tapi Andre sudah lebih dulu membungkam mulut Raya dengan bibirnya. Iya, Andre mencium bibir Raya. Melihat tidak ada perlawanan dari Raya, Andre semakin memperdalam ciumannya. Bibir Raya yang suka mengomel itu diam seketika. Pandangan Raya juga mulai mengabur otaknya juga blank. Dia tidak tahu harus merespons seperti apa.

Sementara itu Andre melepaskan ciumannya, dia takut jika nanti kebablasan. Andre mengusap bibir Raya yang membengkak akibat ulahnya. Kemudian merapikan rambut Raya yang sedikit berantakan.

“Nanti malam saya jemput jam delapan, berdandanlah yang cantik karna kamu akan bertemu dengan orang tua saya. Hari ini kamu boleh pulang lebih awal.” setelah mengatakan itu Andre pergi meninggalkan Raya yang masih mematung.

“Itu pak Andre barusan nyium bibir, gue?” monolog Raya sambil memegang bibirnya. Satu detik setelah itu Raya menjerit kencang.

“Aaa pak Andre udah merenggut ciuman pertama gue huaaa!!” teriak Raya sambil berlari keluar ruangan.

**

Raya berjalan gontai saat memasuki rumahnya. Rumah sederhana yang dia beli setelah bekerja selama tiga tahun di Wijaya Corp. Raya hanya tinggal sendirian di rumah ini dia tidak memiliki keluarga ataupun sanak saudara. Dia di besarkan di panti asuhan, hingga seketika ada orang baik yang mengadopsinya. Tapi, ternyata mereka baik hanya sementara setelah beberapa bulan Raya tinggal di sana. Dia malah mendapat perlakuan yang tidak wajar, mulai dari di jadikan pembantu, di siksa hingga pernah mendapat pelecehan dari ayah angkatnya. Dan semua itu tidak bisa di lupakan Raya bahkan sampai saat ini menjadi trauma.

Trauma yang kapan saja bisa datang, hingga menyebabkan psisikis Raya terguncang. Tapi tunggu dulu, tapi kenapa saat Andre menciumnya dia tidak takut?

“Kok, bisa ya?” gumam Raya heran.

“Eh tapi kata orang waktu normal manusia jatuh cinta itu satu detik. Eh masa iya, gue jatuh cinta? Amit-amit jangan sampai jodoh gue manusia titisan iblis kayak dia,” ucap Raya bergidik ngeri.

Baru saja Raya ingin masuk ke dalam kamar mandi langsung ia urungkan karna mendengar suara ketukan pintu dari luar.

“Eh!” kaget Raya saat melihat seorang kurir membawa sebuah paket.

“Apa benar ini rumah, Raya Afhabilna?” tanya kurir tersebut. Raya mengangguk sebagai jawaban. “saya sendiri ada apa, ya?”

“Tolong tanda tangani di sini.”

“Tapi saya tidak pernah memesan barang apa pun,” ucap Dhara.

“Tapi ini memang untuk Anda, tolong di tandatangani.”

Raya langsung menandatangani paket tersebut walaupun dia tidak tahu apa isinya itu.

“Gila gaunnya cantik banget!” kagum Raya dengan wajah yang berbinar-binar melihat dress navy selutut dengan pita hitam di pinggangnya itu.

“Pasti harganya mahal banget.”

“Apa kau, menyukainya?” tanya seorang pria yang baru saja datang memasuki rumah Raya.

“Pak Andre!” kaget Raya.

“Bagaimana apa kau menyukai dres yang ku, berikan itu?” tanya Andre lagi dan berjalan mendekati Raya. Sontak Raya langsung menutup mulutnya karna takut di sosor seperti saat di kantor tadi.

“Pakailah dres itu nanti malam,” titah Andre sambil menyandarkan badannya di sofa milik Raya.

“Pak saya tidak mau!” tolak Raya dan langsung mengembalikan gaun itu kepada Andre.

“Baiklah jika kau tidak mau, kau akanku pecat dan setelah itu akanku pastikan bahwa kau tidak akan bisa bekerja di mana pun.” ancam Andre.

“Pak gak bisa gitu dong! Kalo saya gak mau kenapa malah Bapak maksa!” balas Raya menggebu-gebu.

“Ya sudah saya kan hanya menawarkan kamu mau atau tidak itu keputusanmu. Tapi kau bayangkan saja tinggal di kota Bandung yang luas ini sendirian tanpa ada pekerjaan.” Raya kaget dari mana Andre bisa tahu jika dia hanya sendirian tinggal di Bandung.

“Tap---“

“Saya masih banyak urusan semuanya tergantung padamu.” Andre beranjak dari tempat duduknya baru saja dia sampai di ambang pintu suara Raya menghentikan langkahnya.

“Saya bersedia menikah dengan Bapak!”

**

Tbc!

Jodoh Tak Terduga [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang