Gavin mendudukkan badannya di atas sofa single yang ada di ruang keluarga. Wajahnya terlihat begitu lelah. Raya yang melihat putranya baru pulang langsung datang dengan membawa satu gelas jus jeruk favorit Gavin.
Gavin langsung sigap mengambil jus yang ada di tangan Raya dan menuntun ibunya itu agar duduk.
“Kan Abang udah bilang Mami gak boleh capek!” kesal Gavin.
“Mami Cuma bawa minum buat Gavin. Yang buat juga bik Inah,” jelas Raya.
Gavin menekuk wajahnya dan langsung memeluk Raya. Kebiasaan Gavin saat dia ada masalah pasti dia akan memeluk Raya.
“Abang, kenapa?” tanya Raya sambil mengelus rambut hitam milik Gavin.
“Tadi pas di sekolah banyak ibu-ibu yang noel-noel pipi Gavin. Kan sakit terus mereka juga ngejar Gavin sampai dalam mobil bilang kalo Gavin mau di jodohkan sama anak mereka.”
Raya meringis mendengar penuturan Gavin. Mungkin karna anaknya terlampau ganteng dan imut makanya banyak orang yang mengejar-ngejarnya. Raya bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jika nanti Gavin sudah dewasa. Ah, mungkin akan banyak ibu-ibu yang mendekatinya agar mau menjodohkan Gavin dengan anak mereka.
Raya terkekeh sendiri membayangkan itu.“Yaudah sih Bang gak papa itu kan karna Abang ganteng makanya banyak yang suka.”
“Tapi Abang masih kecil Mi!” kesal Gavin.
Raya tertawa dan langsung mencium pipi Gavin. Sepertinya keturunan Andre memang bibit unggul semua.
***
Sesudah menidurkan Gavin, Raya langsung turun ke bawah untuk mengurus bayi besarnya. Siapa lagi jika bukan Andre. Bahkan suaminya itu sering protes karna Raya jauh lebih menyayangi Gavin di banding dirinya.
“Apa Gavin, sudah tidur?” tanya Andre.
“Dia baru saja tidur. Sepertinya kelelahan karna seharian bermain di rumah Abizar,” jelas Raya sambil menyiapkan makan Andre.
“Sepertinya Gavin juga marah karna tadi sewaktu pulang sekolah dia tidak aku jeput.”
“Ah tidak Gavin bukan tipikal anak seperti itu. Hanya saja tadi dia sedikit marah karna banyak ibu-ibu yang mengganggunya.” Andre tertawa mendengar cerita Raya. Dari awal dia sudah menduga jika itu nanti akan terjadi pada Gavin.
“Aku tidak terkejut mendengar itu. Lihatlah betapa tampannya aku tentu saja itu akan menurun pada putraku,” ucap Andre dengan percaya diri.
“Ayolah bahkan Gavin jauh lebih tampan.” Andre mendengus kesal dia sudah kebal saat mendengar Raya selalu saja memuji-muji anak mereka.
****
Saat baru sampai ke sekolah, Gavin langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari Bella. Gadis kecil yang pertama kali dia lihat saat datang ke sekolah.
“Woy mak lampir!” teriak Gavin saat melihat Bella sedang duduk sendirian di dalam kelas.
“Gavin! Nama aku itu Bella!” kesal Bella sambil memandang tidak suka ke arah Gavin.
“Padahal nama itu sesuai sama kamu. Kan kamu galak,” ucap Gavin sambil duduk di samping Bella.
“Gavin sana ih aku gak mau sebangku sama kamu!” tolak Bella sambil mendorong Gavin agar menjauh darinya.
“Gak usah sok cantik deh, harusnya kamu itu bersyukur karna bisa sebangku sama aku yang ganteng ini.”
“Abizar jauh lebih ganteng dari pada kamu dia juga baik gak jahat,” ucap Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Terduga [End]
Romance"Apa kau sudah selesai menilai ku!" sarkas bos baru itu. Sontak Raya langsung tersadar dari lamunan panjangnya. "Eh maaf Pak." "Apa kau sadar kau sudah terlambat selama satu jam lewat tiga menit empat puluh detik!" "Iyah Pak, maaf saya sadar saya be...