Keluarga Besar Wijaya

133 9 0
                                    

Raya memandang pantulan dirinya lewat cermin. Dia rasa penampilannya sudah cukup untuk bertemu dengan keluarga Wijaya. Jujur Raya sedikit gugup. Pasalnya ini adalah kali pertama Raya pergi ke sana.

Tin tin!!

Raya mendengus saat mendengar suara klakson mobil dari luar dia jamin itu pasti bosnya yang paling menjengkelkan di seluruh belahan dunia ini.

“Kenapa lama sek---“ ucapan Andre tertahan saat melihat Raya keluar dari dalam rumah dengan penampilan yang sangat cantik. Emm maksud Andre lumayan cantik. Malam ini Raya menggunakan dres biru navy yang di berikan oleh Andre tadi. Kemudian di padukan dengan high hells berwarna putih dan di tambahi sedikit polesan make up natural.
“Ehmm.” Andre berdehem guna mengusir rasa gugupnya yang tiba-tiba datang.

Sementara itu Raya tersenyum jahil, sepertinya Andre terpesona melihat penampilan Raya malam ini. “apa aku begitu cantik sampai Bapak tidak berkedip melihatnya.”

“Kau terlalu pede saat mengatakan itu, lihatlah bahkan badanmu saja tidak berbentuk. Apa yang ingin di pandang dari tubuh kurusmu ini.” Sarkas Andre.
Raya memanyunkan bibirnya, kemudian setelah itu memegang kedua gundukannya. Andre yang melihat itu memelototkan matanya tak santai dan langsung menepis tangan Raya.

“Apa kau sengaja memancingku hah!” bentak Andre. Sontak Raya menggeleng.

“Saya tidak memancing Pak, saya hanya sedang mengukur saja. Dan ini juga tidak terlalu tepos pasti Bapak berbohong ‘kan.” Andre menggeleng tidak percaya mendengar penuturan dari sekretaris bodohnya ini.

“Masuk!” titah Andre sambil mendorong badan Raya agar masuk ke dalam mobilnya itu.

“Dasar perempuan sinting.”

**

Mobil Lamborghini yang di kendarai Andre telah sampai di pelataran rumah mewah milik keluarga Wijaya. Bahkan mulut Raya terbuka lebar melihat interior rumah ini. Di depan saja kita sudah di suguhi dengan air mancur yang tingginya sekitar dua meter. Belum lagi di samping kanan dan kiri ada berbagai jenis bunga. Walaupun malam tetap saja taman itu terlihat karna banyak lampu yang meneranginya.

“Eh!” kaget Raya saat merasakan pinggangnya di tarik posesif oleh Andre.

“Diamlah. Dan berpura-pura saja kita ini seperti sepasang kekasih yang saling mencintai,” bisik Andre di telinga Raya.

Andre membawa Raya untuk masuk ke dalam rumah milik keluarganya. Dan ya, Andre memainkan aktingnya dengan sangat bagus. Dia benar-benar memperlakukan Raya bak tuan putri. Raya sendiri sudah kesal setengah mati di perlakukan sebaik itu.

Seorang wanita paruh baya datang menyambut kehadiran mereka berdua. Raya tebak itu adalah ibu dari Andre.

“Apa, dia Raya?” tanya ibu Andre dengan sangat antusias. Andre mengangguk lalu mengecup singkat pipi Raya.

“Ya she is my girlfriend Mom,” jelas Andre. Raya sudah tidak nyaman berdiri di tempatnya ingin sekali rasanya Raya mencakar dan menjambak rambut Andre dengan sekuat tenaga. Apa dia tidak punya malu ha? Mencium Raya di depan ibunya sendiri.

“Andre apa kamu tidak waras, yang Mama inginkan itu istri bukan pacar!” teriak Mawar sambil memukuli lengan anaknya itu.

“Astaga iya. Mama tenang saja dua hari lagi kami akan mengadakan pertunangan,” jawab Andre tanpa beban. Seolah yang dia katakan itu bukanlah apa-apa. Dan Raya dia hampir saja mati di tempat akibat terkena serangan jantung dari perkataan bodoh Andre.

“Benarkah begitu, Raya?” tanya Mawar beralih kepada Raya.

Raya mengangguk sambil merangkul bahu Andre, oh ralat bukan merangkul lebih tepatnya mencubit kuat lengan Andre.

Jodoh Tak Terduga [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang