Keluarga Bahagia

69 4 0
                                    

“Ini motolan aku!” teriak Gavin kecil sambil merampas mainan itu dari tangan teman yang ada di depannya.

“Pelit pelcuma kaya tapi mainannya dikit.” Ejek Abizar.

Atthar Lintang Abizar Sauqi. Putra pertama dari Saghara dan Ayu. Batal sudah rencana Andre dan Saghara yang ingin menjodohkan anak mereka. Karena keduanya memiliki jenis kelamin yang sama. Mereka hanya berharap semoga anak mereka ke depannya bisa menjadi teman baik.

“Aku bisa mintak pipi aku belik mainan sama tokonya,” balas Gavin tidak mau kalah. Sepertinya sifat sombong Andre melekat sempurna pada Gavin.

“Aku juga bisa mintak ayah aku buat beli seluluh mainan yang ada di dunia ini.” Sepertinya Abizar juga tidak mau kalah dengan Gavin.

“Aku nanti beli mainan satu galaksi wlek!”

Ya, seperti itulah drama anak kecil selalu tidak mau kalah dari temannya sendiri. Walaupun hampir setiap hari bertemu dan selalu bertengkar Gavin dan Abizar adalah teman baik terbukti setelah mereka bertengkar sekarang kedua bocah tampan itu sudah berdamai dan bermain bersama.

“Abizar Gavin ayo makan!” teriak Raya.

“Siapa yang duluan sampai ke meja makan dia yang paling ganteng!” teriak Abizar sambil berlari lebih dahulu.

“Abizal culang!”

***

Saat ini keadaan meja makan benar-benar tidak layak. Nasi berserakan di mana-mana sendok garpu bahkan sampai jatuh ke bawah. Ulah siapa lagi jika bukan Saghara yang membela Abizar dan Andre yang tentunya membela Gavin.

“Kan udah Abizal bilang kalo Abi yang paling ganteng!”

“Avin yang paling ganteng. Kata pipi, Avin ini udah ganteng kaya juga nanti cewek pasti keplek-keplek sama Avin!” sarkas Gavin sambil membuang sendok ke lantai.

“Klepek-klepek Vin,” ucap Andre meralat ucapan Gavin.

“Pelcuma ganteng tapi pendek. Kayak Abizal dong udah manis, baik lendah hati suka menabung juga.”

“Akui ajalah kalo anak gue itu emang bibit unggul.” Bangga Saghara sambil menepuk kerah kemejanya yang tidak kotor.

“Dih pd banget lo gak lihat emang kalo anak gue ini gantengnya gak ada obat.”

“Jelas gantengan anak guelah. Anak gue itu lebih tinggi dua senti di banding anak lo.”

“Dengelin itu Vin kamu pendek.” Ejek Abizar sambil tertawa.

“Huaa pipi Avin di bilang pendek.” Tangis Gavin pecah saat Abizar mengejeknya pendek.

“Anak lo ya suka banget mengejek, nakal tau gak!”

“Anak lo sih ngeselin kalo lihat dia pengen ngehujat aja.”

“Abizal jelek!”

“Avin pendek!”

“STOP!” teriak Raya dan Ayu bersamaan.

“Kalian itu ya! Anak itu bukan buat ajang pamer.” Nasehat Ayu.

“Setiap anak itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” sambung Raya.

Andre, Saghara, Gavin dan Abizar menunduk saat di marahi oleh dua wanita kesayangan mereka.

“Kami mau pergi ke luar sebentar dan kalian jaga anak-anak sampai malam. Jangan lupa kasih mereka minum susu, camilannya juga jangan lupa habis itu mandiin terus tidur siang,” ucap Raya.

“Perlengkapan Abizar udah aku taruh di kamar Gavin. Semuanya ada di sana jadi kamu harus ngurus dia baik-baik. Ayo Ray kita let’s go.”

Andre dan Saghara saling berpandangan. Ini merupakan salah satu cobaan berat untuk mereka.

Jodoh Tak Terduga [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang