1. First Test, Will He Pass?

26.9K 532 3
                                    

Here's the new chapter for you, guys. Hope you all enjoy it ;)

------------------------------------------------------------

Aku memintanya untuk bertemu dengan adik ku. Setiap saat aku memiliki pria baru, aku selalu meminta pendapatnya. Adik ku sangat pintar dengan menilai seseorang. Teori itu benar terbukti saat pada suatu hari aku memiliki pria baru, saat itu adik ku masih 10 tahun, jadi aku tidak begitu mendengarkan perkataannya dengan serius saat ia memberitahu ku kalau Ayedi, nama pria ku saat itu, hanya mengencani ku karena ras kulit putih ku dan karena aku semacam bahan dare. Tapi tentu saja ia benar. itu terjadi lebih dari sekali, bagian perkataan adik ku benar maksud ku, bukan bagian aku di gunakan. jadi sejak saat itu, aku percaya dengan penilaiannya. Karena itu, aku membawa dia kemari, walaupun ini memang hanya sebagai tipu daya yang saling menguntungkan, aku masih tidak ingin menikah dengan seseorang yang 100% tak berhati.

Aku memperhatikan dirinya mendekati seseorang gadis muda, adik ku, yang saat ini sedang terlihat sibuk dengan.. semacam tugas mungkin? Kemungkinan, aku mendengar ia sangat sibuk semester ini

"Apa kau Abigail?" Aku mendengar dia menyapa adik ku

"Siapa yang bertanya?" Balas adik ku terlihat ragu, seperti selalu, ia adalah seseorang yang paranoid, tapi entah bagaimana, itulah yang membuatnya sangat lihai dalam menilai seseorang dalam pandangan pertama

"aku" ucap ku berdiri di sampingnya

Melihat kedatangan ku, Abigail pun tersenyum "Avelysa, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya adik ku berdiri untuk memeluk ku. Aku tidak sadar betapa aku merindukan adik ku..

"Aku disini untuk mengenalkan mu pada tunangan ku" ucap ku merangkul pinggang pria yang ada disisi ku

"Tunangan? Sejak kapan kau punya pacar serius, Vely?" Tanya adik ku tertawa pelan. Aku benci nama panggilan dari ayah ku itu, aku merasa seperti anjing saat nama itu dipakai "tidak perlu di jawab" lanjut adik ku menggeleng, tapi aku tidak terlalu fokus akibat panggilannya barusan "jadi.."

"Oh ya, benar" ucap ku tersadar, untuk mengenalkan seseorang pada seorang, aku harus menyebutkan sesuatu yang mengidentifikasikan mereka, seperti nama "ini Scott" lanjut ku menoleh pada pria di sisi ku

"Hai, Scott, ya, aku Abigail" sapa adik ku tersenyum sambil mengulurkan tangannya

"Hai, senang bertemu dengan mu" ucap Scott membalas uluran tangan dan senyuman adik ku

"Kalian ingin duduk?" Tawar adik ku menunjuk kursi di sekitar mejanya "maaf berantakan, aku sedang mengerjakan tugas" lanjutnya dan mulai mengumpulkan kertas yang berserakan di sekitar mejanya. Adik ku melirik kearah ku sesaat saat ia membereskan kertas-kertasnya. Aku tahu tatapan itu, ia memberiku sebuah tatapan yang berarti "what the fuck is actually going on?!", tapi aku hanya berkedip padanya dan tersenyum. Dia tahu apa yang harus ia lakukan, aku mengenalkan seorang pria, dan Abigail akan menilainya, selalu seperti itu

"Serius, Avelysa, aku tak tahu kau memiliki pacar serius" ucapnya lagi, dia terlihat gugup, kenapa ia terlihat gugup tiba-tiba? "Dan kapan tepatnya kau putus dengan Greg atau siapa itu namanya?" Lanjutnya menggenggam lebih erat pensil yang di pegangnya. Ia menatap ku untuk beberapa detik sebelum menoleh ke seberang jalan

"Beberapa bulan yang lalu" ucap Scott mewakili ku

"Abigail, apa yang membuat mu begitu aneh saat ini?" Tanya ku meraih tangannya

"Scott, apa aku mengenal mu dari suatu tempat?" Ucap Abigail menatap Scott penasaran

"Ku percaya kita belum pernah" ucap Scott menggeleng

"Umm.. berapa lama kalian akan ada disini?" Tanya Abigail sambil mulai merapikan barang-barangnya

"Beberapa hari" balas ku. Aku khawatir dengannya, ia benar-benar tidak seperti dirinya "aku tahu kau mengatakan semester ini kau sangat sibuk, tapi bisakah kau meluangkan waktu besok? Sudah lama kita tidak berbicara antar kakak-adik"

"Ya, tentu. Maaf aku harus pergi, aku baru ingat aku harus melakukan sesuatu" ucap adik ku terburu-buru lalu pergi dan menyebrangi jalan tepat sebelum lampu pejalan kaki berubah merah. Apa yang salah dengannya?

"Well, itu berjalan mulus.. Apa aku lulus?" Ucap Scott malas

"Itu belum apa-apa" balas ku berdiri dari kursi dan meninggalkannya

Aku tidak suka mengendap-endap seperti ini, tapi aku harus tahu ada apa dengan adik ku. Dia selalu tersenyum, walaupun saat ia sedang ada masalah, dia tetap saja tersenyum seolah semuanya baik-baik saja, bahkan setelah ayah pergi dari rumah pun, ia tetap tersenyum walau aku dan bunda tahu kalau Abigail lah yang paling tersakiti dari kepergian ayah ku lebih dari siapapun, tapi walaupun begitu, dia tetap menjaga senyumnya. Jadi saat aku melihatnya kehilangan senyumnya itu, aku tahu kalau apapun yang sedang ia alami, sudah jauh dari kesanggupan untuk menutupinya dengan senyum. Apa itu alasan dia begitu sibuk di semester ini?

Seperti tunangan yang baik, Scott mengikuti kemana pun aku pergi, walau berkali-kali ia mengeluh tentang apa yang aku lakukan dan mengapa aku menguntit adik ku. Sangat berisik, dan mengganggu. Bagaimana kita sampai di sini? Oh, rasanya sudah lama sekali sejak hari itu, padahal saat ini baru 3 bulan berjalan, 4 kalau menghitung dari awal.. Bagaimana aku akan melewati 2 tahun?

"Kita sudah mengikuti adik mu ke perpustakaan, ruang kelasnya, apotek, dan sekarang kita akan mengikutinya kemana lagi?" Ucap Scott malas

"Bisakah kau diam untuk sesaat? Kau mungkin memang bos ku di Connecticut, tapi di New York, kau bukan. Mengerti?" Ucap ku mulai merasa kesal dengan sikapnya yang selalu saja bossy, seperti menjadi bos sudah tercampur dalam DNAnya

"Aku membiarkan ini hanya karena--"

"Aku bukan yang terpepet disini" potong ku datar "kau bisa saja pergi dan melupakan semua ini, aku tidak memaksa mu untuk tetap bersama ku"

"Putar badan mu, sesuatu menarik dengan adik mu" ucapnya menunjuk belakang ku, mengabaikan semua kalimat yang ku katakan "dan aku mendengar setiap kata-kata mu sebelumnya asal kau tahu" tambahnya setelah aku berbalik. Atau mungkin ia tidak mengabaikannya

Scott benar, sesuatu yang menarik dengan adik ku sedang terjadi. Ia sedang berbicara dengan seorang pria yang kalau diperhatikan.. cukup tampan, memiliki postur tubuh yang bagus, jelas ia merawat dirinya dengan baik dilihat dari bentuk tubuhnya yang terawat. Walaupun begitu, aku ada perasaan kalau pria itu tidak lain dari hanya sekedar masalah, dia memiliki aura buruk.. apa yang generasi adik ku sebut untuk pria sepertinya.. badboy? Ugh, aku merasa sangat tua saat ini. Pembicaraan mereka cukup terlihat panas, walaupun tidak ada makian atau volume suara yang lantang. Apa pria itu pacar adik ku? Aku tahu ia merahasiakan banyak hal, aku juga begitu, dan pria di belakang ku ini adalah salah satu contoh hidup dari rahasia ku. Aku sungguh ingin tahu apa yang tepatnya mereka bicarakan, tapi kalau aku mendekat lagi, Abigail akan mengetahui aku telah mengikutinya sejak tadi.. Jadi aku harus melupakannya dan menutup hari ini selesai. Kita akan lanjutkan lagi besok

The Secret Life of The Caring Daughter (The Secret Life Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang