7. Family is All That Matter

5.2K 203 0
                                    

So, I've been tangled up with this series by claudiaoverhere for this past 3 days, she wrote one of a hella amazing stories, and I just can't tear off my eyes from it! It is very interesting, and entertaining, of course. And, most importantly, inspiring!

--------------------------------

Bunda menyiapkan pesta kejutan untuk kepulangan pertama Abigail, dia menelpon ku tengah malam 2 hari lalu saat mendapatakan ide tersebut, dan sejak saat itu, ia tidak berhenti mengirimi ku SMS tentang bagaimana ia berpikir pestanya akan berjalan dan berbagai macam ide-ide yang bisa kita lakukan. Bukan aku cemburu dengan adik ku, tapi saat aku kuliah dulu, bunda tidak pernah melakukan ini, aku tahu mengapa, kita butuh uang, dan mengadakan pesta seperti itu hanya memakai uang untuk sesuatu yang tidak benar-benar perlu. Karena itu aku sangat senang saat bunda memberi tahu ku kalau ia akan membuat pesta ini karena ia baru saja mendapat klien baru yang besar

Sungguh aku sangat bangga pada ibu ku, dia sudah sangat berusia, tapi tetap saja ia mencoba untuk menyibukkan diri dan mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan biaya tinggal adik ku di asramanya. Aku memang cukup banyak membantu dengan mengirimkan sebagian gaji ku ke rekening ibu ku setiap bulannya, memang awalnya ia tidak menerimanya, tapi lama-kelamaan ia harus sejak penghasilan ibu ku tidak selalu tetap

Kalau kau bertanya bagaimana aku bisa tetap tahan dengan pekerjaan ku, maka jawaban ku adalah untuk ibu ku. Kalau aku tidak berusaha mempertahankan pekerjaan ini, aku merasa diri ku sebagai seseorang yang gagal membuat ibu ku bangga. Itu saja juga sudah cukup untuk memotivasi ku untuk tetap bertahan. Semua yang aku lakukan, semua kerja keras ku, adalah untuk ibu ku, aku hanya mengambil sedikit karena orang seperti ku, masih belum berhak untuk hidup berfoya-foya sesuka hati membuang uang. Semua yang aku lakukan memiliki dampak yang panjang yang tidak hanya berdampak pada ku, tapi juga pada ibu ku dan adik ku. Karena itu aku lebih memilih untuk bekerja lembur dari pada harus memakai jatah libur ku untuk bekerja dan melewatkan waktu keluarga. Tidak ada satupun hal yang akan ku biarkan menghalangi waktu ku untuk berkumpul bersama keluarga. Kecuali kalau itu sesuatu yang sangat sungguh benar-benar tidak bisa dilewatkan, kalau begitu aku terpaksa harus melewatkan hari keluarga

Aku sedang tengah menyortir dokumen saat HP di sisi ku bergetar, aku tidak tahu nomernya, tapi ini berasal dari nomer lokal, jadi ini bukan adik ku atau ibu ku. Hmm.. Siapa lagi yang tahu nomer HP ku tapi aku tidak simpan nomernya? Biasanya, aku tidak akan mengangkat telepon dari nomer asing dan membiarkannya masuk kedalam voicemail saja, kalau penting pasti mereka pasti akan meninggalkan pesan, dan setelah aku mendengarkannya, mungkin aku akan menelepon siapapun itu kembali. Tapi sesuatu tentang nomer itu membuat ku penasaran, dan sungguh dengan terpaksa karena kepenasaran ku, aku mengangkatnya, dan dengan segera, aku menyesalinya

"Halo?" Sapa ku pada sang penelepon

"Kita harus melanjutkan pembicaraan kita sebelumnya" ucap suara familiar dengan nada datar

"Bagaimana kau mendapat nomer ku?" Tanya ku curiga

"Kau menyuruh ku untuk belajar, Lyss, dan itulah yang aku lakukan" balasnya tidak menjawab ku, tapi siapa perduli? Dia mendengarkan saran ku! "Temui aku di lantai 15 saat makan siang"

"Dima--" dia sudah menutup teleponnya. Kurang ajar, dia yang membutuhkan ku dia yang bersikap seperti bajingan, lihat saja, aku tidak akan ada di lantai 15 saat makan siang, aku bahkan tidak akan ada di kantor untuk dia menemukan ku dengan mudah, aku akan makan siang di luar!

HP ku terus bergetar disisi ku saat aku memakan bekal ku bersama wanita yang lain yang membeli makan di sebuah restoran, sebenarnya hal ini dilarang, tapi sang pelayan tidak bisa mengatakan apapun sejak aku juga memesan minuman disini dan aku bersama banyak orang. Aku masih belum menyimpan nomernya, jadi selama HP ku bergetar, yang di tunjukkan hanya nomer-nomer. Semoga saja tidak ada yang menghafalkan nomer pria itu dengan hati

Setelah mungkin yang ke-15 kalinya telepon tak di angkat, satu SMS pun masuk.

Aku bisa menyeret mu keluar dari Kavidel saat ini juga

Aku menoleh ke belakang dan melihat pria itu baru saja masuk, tatapannya sudah tidak harus di pertanyakan lagi kemana. Bagaimana ia menemukan ku? Ternyata, aku bukanlah satu-satunya yang melihat dirinya yang baru masuk, tapi untungnya, aku adalah satu-satunya yang sadar kemana matanya tertuju. Dia sungguh menakutkan dan mengintimidasi, aku bisa memberi tahu mu itu saat ini, juga saat ini ia marah. Ku rasa aku baru saja menjentikkan saklar kesabarannya

Saat kita semua selesai dan akan keluar, semua wanita yang bersama ku menyapanya, sementara aku, aku sibuk bersembunyi agar dia tidak bisa memisahkan ku dari rombongan ku seperti saat di ruang rapat waktu itu, dan aku berhasil. Setidaknya untuk saat ini

Aku tahu kalau aku tinggal lebih lama di kantor setelah jam pulang, dia akan menemukan ku, dan aku akan membiarkannya. Sungguh aku merasa sedikit bersalah tidak datang seperti yang ia minta. Aku masih memiliki hati, kau tahu, dan sepertinya yang bajingan disini bukan hanya dia

Aku menunggu dengan pura-pura tapi benar bekerja, menoleh setiap ada yang terdengar berjalan, tapi tidak ada pria itu. 5 menit setelah aku melihat Georgia pulang, aku berjalan kearah ruangannya. Aku harus membenarkan ini, aku tidak bisa memiliki bos marah pada diri ku, itu buruk untuk pekerjaan ku, apa lagi kalau yang marah bos yang satu ini, aku akan habis

"Pembicaraan apa lagi yang harus dilanjutkan?" Ucap ku ragu di depan pintu "apa akhirnya kau memutuskan untuk menggunakan wanita lain saja?"

"Tidak" balasnya singkat padat dan jelas

"Oh, padahal aku sungguh berharap itu alasan pembicaraan ini" aku harus membenarkan situasi ini dengan cara yang tidak menjebak diri ku sendiri

"Nope, ini bukan pembicaraan itu" ucapnya datar "kenapa kau tidak datang seperti yang ku minta?"

"Karena kau bersikap seperti bajingan menutup telepon begitu saja saat aku tengah bicara" balas ku "dan kau benar-benar harus belajar lebih banyak tentang wanita untuk referensi masa depan, Mr. Radson"

"Apa?"

"Aku beri tahu saja, Mr. Radson, bersikap seperti bajingan seperti itu tidak akan membuat mu sampai di tujuan lebih cepat karena hal itu sangat menarik, malah sebaliknya, benar-benar jauh sebaliknya. Mengerti?" Oh, aku membuat ini lebih buruk, ini tidak membenarkan masalah ku.. ini memperumitnya

"Maaf" sungguh aku tidak menyangka kata itu akan pernah keluar dari mulutnya "apa kau sudah memiliki jawaban dari pertanyaan yang ku tanya beberapa hari lalu?"

"Umm.. bagaimana kalau kita membicarakan ini lagi setelah liburan?" Ucap ku bergerak pergi sebelum ia menjawab. Entah kenapa, tiba-tiba aku merasa gugup dan merasa harus pergi dari sana sebelum aku melakukan sesuatu yang bodoh entah itu apa. Tapi satu hal mengganjal di hati ku dan aku ingin jawaban "Mr. Radson, apa kau dekat dengan keluarga mu?"

Ia terlihat bingung saat aku kembali dengan pertanyaan ku, tapi setelah sesaat akhirnya ia berkata "tidak terlalu"

"Okay" hanya itu yang aku butuhkan untuk membuat pikiran ku kembali mempertanyakan apa yang telah Scott Radson berkali-kali tanyakan. Apa aku sudah mengubah pikiran ku?

The Secret Life of The Caring Daughter (The Secret Life Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang