*YOGA POV*
Entah kenapa aku masih kepikiran apa yang menimpaku kemarin dan tadi pagi. Bagaimana caraku untuk lepas dari jeratan. Tak lama setelah selesai kerjaan dikantor. Waktu menandakan pukul 17.00 wib.
Aku segera membereskan laptopku dimeja dan bergegas pulang. "Yog lo mau kemana?" tanya Adi. "gua mau balik" jawabku singkat. "gak jadi gym?" tanya Adi. "oh iyaa hampir aja lupa" seruku.
Aku kemudian langsung bergegas ketempat gym yang tak jauh dari kosan Adi. Setelah memberikanku baju untuk ngegym dan handuk. Aku bergegas untuk ganti baju. Kali ini aku mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek.
Karena baju ini agak sempit akhirnya memperlihatkan otot2ku yang agak menyembul keluar juga dada bidangku yang cetak jelas dari bajuku. Saat aku melihat di cermin terlihat ada sosok putih dibelakang cermin.
Sontak saat melihat bayangan tersebut membuatku terkejut namun ketika aku melihat lagi ternyata tidak ada. Akupun bergegas untuk langsung ngegym setelah melakukan pemanasan.
Karena pakaianku yang ketat dan celanaku yang pendek membuat beberapa perempuan yang sedang berolahraga memperhatikanku sekilas dan sesekali berfokus padaku. Adi malah iseng mengejekku setelah mengetahui responku yang salah tingkah.
Namun aku tidak begitu menanggapi godaan Adi. "yog lo kenapa sih muka lo murung amat. Lecek kayak baju belum disetrika" seru Adi padaku. "sialan lo, gua ga pa2 sob cuma lagi ada masalah dikit" jawabku.
"ah masa masalah dikit tapi murungnya seharian" seru Adi sambil meledekku. "yah mungkin butuh waktu aja buat gua menemukan solusi" seruku. "emang ada apa yog" tanya Adi.
"gak pa2 gua emang lagi butuh waktu aja untuk nyelesain masalah ini" jawabku. Adi yang tau aku sedang tidak mau terbuka memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Tiba tiba setelah hampir dua jam seseorang menghampiriku.
"mas mau nanya bisa" seru seorang pria namun bergaya agak ngondek. "ada apa yaa mas" tanyaku. "jangan panggil saya mas panggil saya mingce aja" seru pria itu. "oh eee iyaa ada apa yaa" tanyaku yang mulai agak takut.
"mas bisa ajarin saya olahraga gak yaa mas tapi yang simple aja" seru mingce. "Mohon maaf mba mingce kalo mau belajar minta sama pelatih gym sini aja atau gak lewat youtube" seru Adi yang mencoba menolong.
"iyaa sih udah coba cuma sayanya gak bisa kalo sama pelatih disini galak galak saya takut" seru mingce. "eee lain kali aja yaa mba saya kerja juga soalnya" seruku dengan menolak secara halus. "gak pa2 kalo lagi free aja" seru mingce.
"okay mingce kami permisi dulu yaa" seruku, karena memang sudah hampir dua jam kami latihan. Saat aku bergegas pergi tanganku di tahan oleh mingce. "mas tunggu dulu, saya boleh minta no hpnya gak biar bisa call untuk latihan" tanya mingce.
"saya khawatir gak ada waktu, jadi mungkin lain kali aja yaa mingce kalo lagi senggang saya kasih" jawabku dengan sehalus mungkin. Akhirnya aku dan Adi bergegas pergi. Setelah berberes aku langsung bergegas menuju rumah.
Ketika tiba dirumah, aku bertemu dengan Udin. "misi Pak Yoga mohon maaf" seru Udin. "sebelum masuk kedalam bapak disuruh den Dava untuk melepas pakaiannya" seru Udin dengab terbata bata padaku.
Entah kenapa aku seperti tidak bisa melawan perintah yang ditujukan kepadaku. Dengan perlahan aku membuka pakaianku mulai dari kemejaku, celanaku hingga cdku. Kulihat udin sempat menelan ludah saat melihatku bugil.
Setelah mengambil pakaianku, aku bergegas masuk kedalam rumah. Saat masuk kedalam ruang tengah ternyata disana sudah ada Dava yang menunggu kedatanganku. Melihatku datang Dava bergegas memelukku.
Aku hanya terdiam dan tidak bisa melakukan apapun. Ia menuntunku untuk duduk. "gimana kabar papa" seru Dava. "Dav saya mohon biarkan kita menjalani kehidupan normal aja bisakah?" tanyaku dengan nada pasrah.
"pah jangan ngomong gitu dong, Dava cuma pengen seneng seneng sama papa aja" seru Dava. Akupun merasa miris karena tidsk bisa berbuat apa apa. Tak lama dia mulai mencium bibirku.
Akupun mencoba mengalihkan namun dia tetap memaksa. Ketika dia mengancamku dengan terpaksa aku membuka mulutku. "hmpp hmmppp" eranganku yang tertahan saat Dava meraba puntingku.
Semula yang tangannya hanya meraba dadaku kini secara perlahan mulai meremas dadaku dan memilin punting. "arrghh arrghh Dava" eranganku. Aku yang sebisa mungkin menahan batangku agar tidak menegang malah sulit.
Remasan didadaku dan dipilin serta ciuman Dava dileherku berhasil membuat birahiku naik. Alhasil batangku yang besar dan panjang kini bertambah lagi ukurannya akibat rangsangan Dava.
Dava kemudian mulai menghisap dadaku dan menjilati puntingku secara bergantian yang membuatku semakin mengerang keenakan. "gimana pah enakkan" seru Dava. Akupun hanya terdiam.
Lalu Dava dengan cepat mencubit dadaku. "aerrghh" eranganku yang menahan sakit dan nikmat. "kalo orang nanya dijawab" ketus Dava. "arrggh iyaa enak" seruku sambil menahan erangan.
Dalam posisi duduk Dava mulai mengambil pelumas yang ada didekatnya dan membasahi batangku untuk mengocoknya. Sambil mengocok batangku dan menghisap dadaku dan menjilati puntingku.
Arrghh dava nghhhh arrrghg arrggghhh" eranganku saat Dava secara perlahan mengocok batangku. Akupun yang menerima kocokan Dava hanya bisa mengerang dan menikmati perlakuan Dava.
Semakin lama Dava semakin lihat dan mempercepat kocokan pada batangku. "ngghhh arrghh arrghh arrghg" eranganku yang sudah tidak bisa lagi kutahan. Kurasakan percumku sudah banya keluar.
Setelah beberapa menit kemudian aku merasa berada di titik klimaks. "aarrrggh arrgh arrghh Dava, saya mau ke arrrghhh" eranganku sesaat sebelum aku mengeluarkan cairan pejuh pada batangku.
Sesaat setelah keluar Dava dengan cepat menyedot dan menelan semua lahar kejantananku. Ada rasa ngilu dan enak saat batangku yang sudah lemas dihisap Dava. Beberapa saat kemudian Dava melanjutkan aksinya.
Dava beralih menarikku ke lantai yabg sudah diberikan matras. Ia menidurkanku dalsm posisi telentang. Dengan cekatan ia kembali mengoral batangku yang sudah lemas.
Tak butuh waktu lama hingga batangku kembali menegang. "nggh dav arrggg udah dong dav arrghh papa udah cape" seruku sambil mengerang. "ah papa bohong ini batang papa masih berdiri" sanggah Dava
Beberapa saat kemudian Dava mulai melanjutkan untuk menghisap batangku. Lalu ia menjilati pangkal batangku yang membuatku keeenakan. "nghhh Davaa arrghh arrghh" eranganku tak tertahankan.
Semakin lama aku semakin dibuat kelabakan karena sensasi nikmat yang diberikan Dava pada batangku. Aku hanya bisa merem melek aksinya. "enak kan pah" seru dava sambil mengocok batangku yang sudsh basah.
"davv daavvv arrghh arrgghhh:" eranganku sesaat sebelum aku klimaks dan mengeluarkan cairan pejuh. "crooot crooottt" batangku mengeluarkan cairan pejuh dengan cukup banyak.
Yang membuatku terheran Dava dengan sigap menelan semua pejuhku dan menghisapnya seperti memastikan bahwa tidsk setetes spermapun dalam tubuhku. "tenang pah, ini baru awal" seru Dava.
_______________________________________
Hi guys segitu dulu yaa mohon maaf baru update lagi. Jangan lupa vote yaa
Thanks 😊😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/275723483-288-k174366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Tiri Dava
TerrorMenceritakan Yoga yang menikah dengan Gina yang memiki anak bernama Dava Widiyatno. Dava yang sudah terpesona akan ketampanan ayah tirinya menggunakannya sebagai pemuasnya. Disisi lain Dava merupakan seorang penganut ilmu hitam yang melanjutkannya d...