PART 17

11.9K 261 25
                                        

*YOGA POV*

Ketika tiba dirumah aku langsung merebahkan diri di sofa. Setelah tadi bermain ice skating dan jalan jalan di mall membuatku cukup kelelahan. Tiba tiba aku dikejutkan dengan kehadiran Dava.

Ia langsung aja merebahkan diri diatas dadaku. "baru balik kamu malah manja manjaan gini gak enak kalo ada Mas Yogi" seruku pada Dava. "paman lagi dikolam renang pah lagi sibuk bermain disana" seru Dava.

Tanpa diduga Dava membuka celanaku dan kancing bajuku. Tereksposlah dadaku yang bidang dan cdku yang berwarna merah. "dav ja jangan di sini" seruku sambil menahan nikmat.

Nafasku terasa semakin berat. Dengan mudah akhirnya dia melepaskan kemejaku serta celanaku. Kini aku hanya menggunakan cd. Terlihat tonjolan batangku yang sudah menegang dan mengeras sempurna yang tercetak jelas dalam cd.

Ia perlahan mengusap batangku yang masih terbungkus cd. Lidah Dafa secara perlahan menjilat puntingku yang sudsh mencuat."nghh nggh arrgh arrghh" aku mulai mengerang. Lidah begitu lihai memaminkan puntingku.

Dava lalu meremasnya dan memainkan puntingku. "Da Dava ouhhh arrgghh ja jangann" eranganku memohon pada Dava. Namun Dava sudah terlanjur begitu nafsu untuk mengisap dadaku dan menjilati puntingku.

Rangsangan rangsangan yang diberikan Dava memberikan kenikmatan pada tubuku. Tubuku seolah terasa sensitif ketika dimainkan Dava. "Da Dava ja jangan disini di dikamar aja nghh nggh" seruku.

Beberapa saat kemudian Dava mulai melepaskan cdku. Kini aku sudah bugil tanpa sehelai benangpun. Dava secara perlahan memasukkan batangku kedalam mulutnya. "nghhh nghh arrggh" eranganku secara perlahan.

Saat batangku dikulum ada rasa hangat dan nikmat pada batangku. Aku hanya bisa pasrah pada perlakuan anakku. Secara perlahan Dava mulai mengocok batangku yang sudah menegang secara perlahan.

"nghhh nghhh arrghh arrghh" aku mengerang pelan. Semakin lama kurasakan batangku semakin cepat dikocok. Kurasakan percumku sudah banyak keluar. Nafasku terasa memburu dan keringatku mulai mengucur.

Dava yang mengetahui aku keenakan semakin mempercepat kocokan pada batangku. "nghhh arrghh argggh Da Dava arrgggghhh" eranganku sesaat sebelum aku mengeluarkan lahar kejatananku.

"crooott croooot crooot" akhirnya batangku mengeluarkan cairan kejantan dengan cukup banyak. Dava tanpa ragu langsung menghisap dan menelan semua cairan pejuh ku yang ada di batangku, perut dan selangkanganku.

"hmppp Dava gelii" seruku. Setelah puas menghisap ada senyum aneh dari wajahnya. Beberapa saat kemudian ketika nafasku sudah mulai teratur Dava mulai merangsangku kembali. Ia secara perlahan mulai meraba leherku

Lalu tangannya bergeriliya menjamah setiap lekuk otot perutku hingga ia memilin puntingku. "nggghh Dav oughh papa gak mau keluar lagi" seruku sambil menahan rangsangan yang diberikan Dava.

Namun Dava sepertinya sudah tidak peduli lagi dan terus mencium serta meraba badanku yang bidang. "papa sexy yaa kalo berkeringat gini" seru Dava sambil meremas dan memilin puntingku pelan.

"nggh Dav oughh ja jangan Dava, papa gak mau keluar lagi nghhh arrgghh" seruku disertai dengan erangan. Tanpa bisa ku kontrol batangku perlahan mulai menegang dan mengeras secara sempurna.

"Dav u udahan dav nghhh nghh" seruku sambil mencoba menghengtikan tangan Dava. Namun Dava malah semakin bringas menciumi badanku serta tangan tangannya dengan cepat memilin punting hingga aku semakin terangsang.

Setelah puas meraba raba badanku yang bidang secara perlahan Dava mulai memasukkan batangku kedalam mulutnya. "hmmpp nghhh" seruku sambil terengah engah akibat menahan rangsangan.

Dava begitu lihat dalam mengoral batangku. Lidahnya begitu mudah menjilati pangkal batangku. Nafasku kini semakin memburu. Aku malah larut dalam rangsangan anak tiriku sendiri.

Dengan perlahan Dava mulai mengocok batangku yang sudah basah oleh liurnya. "Davv nghhh nghhh" eranganku menahan nikmat dan ngilu ketika batangku dikocok secara perlahan.

Semakin lama kurasakan Dava semakin mempercepat kocokan pada batangku. "enakan pah. Papa tenang aja, Dava akan buat papa mendesah nikmat karena papa udah jadi milik Dava sekarang" seru Dava

Selain Dava mengocok batangku mulutnya juga aktif menghisap dadaku yang bidang dan menjilati putingku. "ngghh arrghh arrghh" eranganku sambil terus menggengam pinggang Dava dengan tanganku.

Aku yang takut menyakiti anakku saat mencengkram pinggangnya aku malah beralih untuk mencengkram bantal sofa untuk menahan rangsangan pada batangku. Karena Dava tidak hanya mengocok batangku tetapi dia juga mengoralnya.

Beberapa saat kemudian Dava malah semakin mempercepat kocokannya pada batangku. "nggh ngghh arrgghh arrghhh" eranganku saat kurasakan aku ada di puncak kenikmatan. "ayo pah jangan ditahan keluarkan" bisik Dava.

"arrghh arghhh arggh" eranganku sesaat sebelum aku orgasme. "crooott crooot crooot" akhirnya aku kembali mengeluarkan cairan pejuhku. Dava langsung menelannya dengan begitu rakus.

Bahkan dia sempat mengulum batangku yang memberiakan sensasi nikmat dan ngilu. Aku akhirnya teduduk lemas di sofa. "enakan pah. Pokoknya Dava akan buat papa keenakan" seru Dava sambil mencium bibirku.

Ia kemudian naik dan bersandar didadaku diatas sofa. Tanganku diarahkan untuk memeluk pinggangnya dan kepala bersandar di dadaku. "makasih yaa pah udah buat Dava senang" ssru Dava.

"ya sayang, sekarang kamu udah puaskan. Sini balikin pakaian papa" seruku. "nanti aja yaa pah Dava mau menikmati kebersamaan sama papa" seru Dava. "sayang jangan dong nanti kalo ada Mas Yogi bahaya" seruku.

Akhirnya Dava mengalah dan memberikan pakaianku. Dengan cepat aku memakai pakaianku dan bersantai di sofa. Tak lama Pak Udin datang dengan memberika kami minuman.

Akupun langsung menenggaknya karena sangat haus. Tak lama setelah itu aku langsung bergegas mandi dan bersiap untuk besok sambil menunggu petang. Tiba hingga jam 19.00 makanan sudah terhidang.

Aku mengajak kakakku untuk makan malam bersama. Namun aku perhatikan dari pagi hingga saat ini wajahnya cemberut. Ada rasa khawatir pada wajahnya. "oy mas kenapa bengong" tanyaku.

"iyaa paman ini ada ikan gurame sama sambal ayo paman langsung makan nanti dingin" kata Dava. "hmpp iyaa iyaa" seru Mas Yogi singkat. "Mas Yogi sakit atau ada seusuatu mas dari Mba Indah istri mas?" tanyaku.

"eh eee enggak. Cuma gua lagi mikirin kata kata lo Yoga. Kayaknya bener deh baiknya si Indah dan anak gua disini aja" seru Mas Yogi. "hmm boleh kapan mau kesini biar sekalian kita urus surat pindah sekolahnya" seruku.

"hmm 6 bulan lagi gimana pas kenaikan kelas 6 SD. Biar sekalian nyari SMP disini" seru Yogi. "kalian gak saling kangen emang" seruku pada Yogi. "hmm kan bisa vidcall" seru Mas Yogi enteng.

"okay deh mas nanti kabarin yaa kalo mau pindah" seruku pada Mas Yogi. "siapp nanti gua bakal berkabar" seru Mas Yogi. "Dav nanti jangan lupa udah mulai belajar lagi yaa biar kamu bisa masuk kedokteran" seruku.

"siap pah beres pokoknya" seru Dava. Namun disela sela makan ada raut ketakutan pada wajah Mas Yogi. Aku masih bertanya ada apa dengan mas Yogi. Mungkin waktu yang bisa menjawabnya

_______________________________________

Hi guys segitu dulu yaa.

Mohon maaf kalo agak absurd. Author juga minta maaf yaa jarang upload karena emang kesibukan ngajar dan harus buat jurnal.

Jangan lupa vote yaa thanks

Thanks 😊😊😊

Papa Tiri DavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang