PART 7 (PERMAINAN)

28K 317 2
                                    

*YOGA POV*

Setelah 4x aku mengeluarkan cairan sperma aku benar bener merasa lelah. "Dav udah dong tadi kamu mintanya cuma 3-4x papa udah cape sayang" seruku memohon. "tanggung pah, tuh liat masih bisa berdiri" seru Dava.

"Dava kalo papa yang kocokin punya Dava gimana, biar nanti Dava bisa rileks trus kita bisa tidur. Ini udah jam set 12 malam sayang, papa harus ngantor sayang besok" pintaku pada Dava.

"gak mau ah kalo dikocokin" seru Dava. "trus kamu maunya gimana biar kamu bisa rileks dan bisa tidur" tanyaku heran. "genjot Dava pah, Dava mohon" seru Dava padaku. "nanti kamu luka sayang" seruku.

"gak pah, Dava gak akan luka. Dava akan keenakan. Papa bilang papa mau tidurkan. Ayo genjot Dava, Dava pengen ngerasain sentuhan papa" seru Dava padaku. Davapun mulai mengelus dada bidangku.

Sesekali jarinya mengusap-usapkan dipuntingku. "nghhh arrghh" aku kembali mengerang. Dan beberapa saat ketika ia mulai menyentuhku aku merasakan batangku kembali menegang dan mengeras secara sempurna.

"okay papa mau tapi janji yaa kalo kamu sakit di anus kamu. Kamu harus udahin aksi kita. Papa gak mau kamu terluka. Biar gimana juga kamu tanggung jawab papa" seruku pada Dava. "siap bos" seru Dava.

Dava kemudian melepaskan pakaiannya dimulai dari celana hingga cdnya. Saat Dava akan melepaskan baju aku melarangnya. Karena ac dikamar ini agak dingin aku gak mau dia masuk angin.

Tak lama kemudian Dava mulai memberikan pelumas pada batangku. Aku kemudian secara perlahan memberikan pelumas pada anusnya Dava. Aku masukan jari jariku secara perlahan dengan selembut.

"nghh arrghh" erangan Dava saat aku mulai memasukkan jari jariku kedalam anusnya. Agar dia lebih rileks aku memainkan puntingnya dan mengecup lehernya. "pah terusin Dava suka" seru Dava. Aku lalu melanjutkan aksiku.

Saat anusnya sudah mulai membuka dengan perlahan aku mulai memasukkan batangku yang besar kedalam anusnya awalnya aku memastikan agar licin sehingga tidsk menyebabkan rasa sakit pada Dava.

"Arrggghh" pekik Dava saat batangku berhasil menerobos dinding anusnya. "sayang kamu kesakitan?" tanyaku cemas. "enggak pah Dava udah lama nunggu momen ini" seru Dava dengan perlahan Dava mulai meremas dan memilin puntingku.

Aku yang terangsang mulai menggenjot anus Dava dalam posisiku yang berada dibawah. Dengan posisi seperti itu Dava menarik wajahku dan kami kini berciuman

"hmmm muachh hnmm" erangan kami saat kami berciuman dan lidah kami saling bertemu. Dava terus memainkan puntingku dengan lihai memaksaku untuk terus menggenjotnya.

Karena Dava tidak bisa memompa batangku lebih cepat aku berganti posisi dimana aku menidurkannya dan membuka lebar kedua kakinya. Aku menggenjot dengan tempo yang lebih cepat.

"ngghh arrghhh arrghh enakk pah nghhh, papa jantan banget" erangan Dava. Semakin lama aku semakin mempercepat kocokanku. Hingga sesaat sebelum kami berdua klimaks Dava memegang erat kedua tanganku dan "crooott croooott"

Akhirnya kami berdua sama sama mencapai orgasme. Kurasakan Dava menyemprotkan cairan pejuhnya membasahi perutnya dan perutku. Kuraskan pula cairan pejuhku mengisi anusnya hingga merembes keluar membasahi selangkanganku.

"enak pah, papa luar biasa" seru Dava memujiku. Tadinya aku menimpanya karena Dava menolak aku mencabut batangku dari anusnya. Akhirnya aku berganti posisi dimana Dava diatasku dan menindihku dalam posisi menghadapku.

"okay sekarang kamu tidur ya udah setengah jam kita bermain" seruku pada Dava. "iya pah" seru Dava dengan gembira lalu mengecup bibirku. Sebelum tertidur aku masih merenung.

Aku memikirkan apakah Dava memiliki ilmu hitam juga atau tidak. Atau jangan jangan makanan yang aku makan juga ada belatungnya. Namun karena terlalu lelah akibat pergumulan tadi menidurkan diri.

Keesokan paginya aku terbangun dan Dava sudah tidsk ada diranjangku. Tak lama kemudian aku mencoba melihat jam ternyata sudha masuk pukul 05.00 wib. Aku memutuskan untuk tidur lagi.

Namun aku beberapa saat setelah memejamkan mata aku merasa ada yabg menyentuh selangkanganku. Ia kemudian menggenggam batangku. "nghhh arrghh arrghh" eranganku. Namun aku tidak bisa membuka mata.

Dengan perlahan batangku dikocok dan puntingku dimainkan. Semakin lama kurasakan kocokannya semakin di percepat. "ngggg arrgghh argggh" aku mulai mengerang pelan namun aku masih lemas untuk bergerak.

Tidak hanya itu orang itu merangsangku dengan memainkan puntingku. "arrghh arrghhh arrghhh" eranganku sesaat setelah aku mengeluarkan cairan pejuh. Dan kurasakan batangku dihisap.

Saat aku bangun dengan perlahan dan membuka mata aku terkejut bahwa yang menghisapku adalah Dava. "Dava ini masih pagi sayang" seruku. "anggap aja pah serangan fajar" seru Dava.

Lalu aku teringat bahwa tadi malam aku habis menggenjotnya dan dia meminum batangku yang habis ku masukan kedalam anusnya. Lalu reflek aku mengomelinya dan berkata seharusnya aku membersihkannya dulu baru bisa dihisap.

Anakku dengan santainya menjawab "tenang pah tadi sebelum Dava hisap Dava cuci dulu kok jadi udah bersih". Akupun lebih lega sekarang. Dava kemudian memberikanku jus alpukat. Aku teringat dengan belatung yang ada di makanan mingce.

Saat aku melihat kecermin dan mengadukkan minuman tersebut ternyata itu minuman jus. Tidak ada apapun seperti belatung yang kutemukan. "pah ayo minum biar nanti Kita kesekolah kan papa belum mandi" seru Dava.

Tanpa kusadari anakku ternyata sudah rapih lengkap dengan seragamnya. Aku lalu bergegas mandi. Saat di meja makan kulihat Yogi kakakku sudah menyantap hidangan nasi goreng.

"eh yoga, Dava sayang ayo makan" seru Yogi. Kamipun makan bertiga bersama. "Oh iyaa nanti gua numpang ya Yog berenang terus sama gua minta beliin pizza yaa" ssru Yogi mulai bertingkah.

"kan lo biss minta Pak Udin buat minta masakin kenapa harus beli dah" omelku pada Yogi. "yah sekali-kali nyengin abang sendiri" seru Yogi. "udah pah tenang aja nanti Dava beliin" seru Dava.

"kamu ada uangnya" tanyaku. "tenang pah Dava punya usaha dari mendiang papa dan setiap bulannya pasti masuk rekening Dava" seru Dava santai. "usaha papa kamu tentang ternak ayam masih ada" tanyaku heran.

"iya pah tenang aja" seru Dava. Bukankah saat awal Gina bilang ayah Dava sudah bangkrut dan sudah lama dibakar warga. Lalu kalo memang masih ada, apakah mungkin yang dibakar bukan peternakan melainkan rumahnya langsung.

"papa gak percaya, kalo gak percaya papa check aja di daerah kota Y" seru Dava. Aku lalu mengecheck peternakan ayam keluarga widiyatno lewat google dihp. Ternyata benar peternakan itu ada dan yang terbakar adalah rumah.

Lalu kenapa Gina berbohong mengenai mereka yang kekurangan dan bilang bahwa Dava butuh sosok ayah. Lalu kenapa aku tidak bisa menghubungi istriku saat ini begitu pula Dava.

Lalu aku coba mengecheck kembali. "Dav mama ada coba telepon kamu dia gimana kondisinya sekarang" tanyaku. "belum pah tapi biasanya mama emang jarang ngasih kabar, nanti pasti pulang" jawab Dava santai.

_______________________________________

Hi guys segitu dulu yaa. Maaf kalo masih banyak typo.

Jangan lupa vote yaa.
Thanks 😊😊😊

Papa Tiri DavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang