PART 10

15.6K 265 13
                                        

*YOGA POV*

Setelah aku mengantarkan Dava kesekolah aku langsung bergegas kekantor. Saat aku duduk, adi menawariku minuman. "persentasi udah siap" tanya Adi. "udah kok santai aja" seruku.

Aku dan Adi kemudian masuk untuk persentasi mengenai rencana untuk meningkatkan pemasukan melalui produk pemasaran. Aku dan Adi menawarkan program low bugdet yang cukup efektif untuk meningkatkan pembeli.

Setelah persentasi aku dan Adi mendapatkan pujian dari atasan kami. "oh iyaa Di" seruku. "kenapa Yog" tanya Adi heran. "ternyata nama lengkap anak gua adalah Dava Widiyatno.

Ayahnya bernama Sudana Widiyatno yang merupakan pemilik peternakan Ayam Daerah X. "hah, lo yakin" tanya Adi tak percaya. "emang kenapa" tanyaku heran. "keluarga Widiyatno adalah keluarga cenayang" seru Adi.

"maksud lo" tanyaku heran. "iya Widiyatno itu adalah keluarga yang memelihara pocong. Mereka memiliki kesaktian dan bisa membunuh lawan tanpa menyentuhnya" seru Adi. "hah jadi anak tiri gua punya kekuatan mistis"

"kalo lo mau tau banyak nanti kita tanya Imran. Dia paham soal asal usul keluarga Widiyatno dan keluarga Sastrosungkono" seru Adi. "hah satrosungkono, apalagi tuh" tanyaku penasaran.

"keluarga yang punya ilmu mistis juga tapi dia menjadikan manusia sebagai tumbal" seru Adi. "okay deh gua mau. Nanti abis ngantor yaa langsung" seruku pada Adi "beres" seru Adi. Kamipun melanjutkan pekerjaan kami.

Hingga tiba pada pukul 17.00 wib kami menemui Imran. Imran bekerja di kantor yang sama bersama aku dan Adi namun dia bekerja dibagian mesin makanan. "ran" seru Adi. Adipun mengenal Imran padaku.

Akupun mulai menceritakan keganjilan mengenai anak tiriku. Namun ketika dia mendengar nama lengkap anakku merupakan keturunan Widyatno ia agak terkejut dan mundur selangkah.

"Ran emang ada apa dengan nama Widyatno" tanyaku heran. Imran menarik nafas panjang dsn mulai menceritakan. "jadi awalnya bokap gua merupakan pendiri pesantren di daerah X" seru Imran

"Tak lama muncul dua dukun hebat yabg bernama Darto Prawiro Widiyatno dan Badrun Sastrosungkono. Mereka sering banget buat onar. Mulai dari memperkosa santri hingga menjadikannya tumbal" lanjut Imran

"guapun tak luput dari korban salah satu dari mereka. Untungnya saat itu gua hanya menjadi korban oleh Widyatno. Gua disekap 3 hari disebuah rumah besar, dan hari hari itu gua dibuat klimaks layaknya sapi perah" seru Imran.

"lalu bokap gua bekerja sama dengan polisi dan warga untuk membakar ilmu hitam dari keluarga widiyatno dan sastrosungkono. Saat malam setelah kami bertemu dan bermusyawarah kami langsung saja membakar tempat kediaman mereka" seru Imran

"keluarga sastrosungkono berhasil lenyap. Namun tidak dsri keluarga widiyatno. Sudana membawa istri dan anaknya serta adiknya pergi dari rumah tersebut. Hingga kakakku berhasil membunuh Sudana dengab membakarnya" lanjut Imran

Setelah berbicara panjang lebar akhirnya aku memahami apa yang sebenarnya kualami. Mulai dari hal hal yang tidak wajar hingga sifat anak tiriku yang sukar ditebak. Tak lama setelah selesai berbincang aku memutuskan untuk kerumah.

Imran yang melihat dari kaca langsung merasa khawatir. "kamu diikuti yaa sama bayangan itu" tanya Imran. "bayangan?" tanyaku. "lo sering melihat bayangan putih gak sih yang ngikutin lo" tanya Imran.

"beberapa hari ini sering sih, terutama ketika gua diluar" seruku pada Imran. "berarti dia emang disuruh untuk mengawasi gerak gerik lo" seru Imran. "Yog kayaknya malam ini lo jangan balik deh. Bahaya" seru Adi.

"kalo lo mau, lo bisa nginep dikosan gua" tawar Imran. "tapi kakak gua gimana? Dia dirumah itu" seruku. "yaudah kita jemput kakak lo abis itu kalian bisa kerumah gua" seru Imran.

Kami memutuskan untuk menggunakan motor. Saat memasuki rumah ternyata rumah sudah sangat gelap. Satpam yang berjaga ternyata tidak ada. "kemana yaa satpam gua" tanyaku heran.

"Anak tiri lo kayaknya udah tau kedatangan kita, waspada yaa" seru Adi. Kami bergegas memasuki gerbang dan memarkirkan motor kami. Aku pelan pelan memasuki rumah.

"kita berpencar aja kali yaa" tanya Adi. "jangan bahaya" seru Imran. "gak pa2 biar gampang juga nyarinya dan kalo bisa maks set jam, kalo udah gak beres kita ketemu dihalaman depan" seruku.

Imranpun terpaksa menyetujuinya. Karena kami yang mencari dikamar kakaku tidak ada kami berpencar mencari kesetiap ruangan dqlam rumah. Hingga sesosok pocong dengan kuku yang tajam berdiri didepan.

Jaraknya memang agak jauh dan langsung saja aku berlari secepat mungkin keluar. Namun baru saja aku keluar sosoknya kini terbang dan hampir berdiri didepan. "ya tuhan2" aku terus menyebut nama tuhan.

Aku berhasil keluar ruangan dan mencari dimana imran dan Adi dalam rumah. Namun aku tidak menemukan keduanya. Aku merasakan sesuatu bergoyang dari cermin. Saat aku dekati. "duaarr"

Pocong itu keluar dari cermin dan hendak memegang tanganku beruntung aku bisa melepaskannya dan keluar menuju halaman. Namun sayangnya ia kembali mengejarku.

Hingga aku tersandung batu dan terbentur kayu. Sosok tersebut berdiri disamping kepalaku dan tiba2 semua gelap. Beberapa saat kemudian aku merasa ada yang mengocok batangku. Terasa semakin cepat.

Akupun beberapa kali mendesah dan mengerang namun tak dapat bergerak. "arrrghh nghhh" eranganku sesaat sebelum aku berejakulasi. Dengan sigap seseorang menelan cairan pejuhku.

Perlahan aku membuka mataku. Terlihat aku sudah berada dikamarku. Lalu disampingku terdapat Dava yang sedang mengelus kepalaku. "gimana keadaan papa udah enakan" tanya Dava.

"kamu, kok saya bisa disini" tanyaku heran. Ia membangunkanku dan menyandarkanku ditiang kasur dalam posisi duduk. "papa baru mengetahui setengah kebenaran tentangku" seru Dava.

"jadi selama ini kamu benar benar memiliki ilmu hitam" tanyaku. "ini warisan pah ini adalah takdir yang gak bisa Dava tolak. Tapi Dava tidak membunuh orang" seru Dava.

"dan satu lagi pah mama sebenarnya udah lama ga ada" seru Dava. "duarr" jantungku serasa remuk. "jadi selama ini saya menikah dengan roh" tanyaku. "enggak pah, papa menikah bukan sama roh tapi sama bayangan Dava" seru Dava.

"kamu sengaja menjebak saya yaa" tanyaku dengan meninggi. "engga pah, Dava sebenarnya gak mau menjebak papa. Dava cuma kesepian, Dava cuma pengen dapatin cinta dari papa" seru Dava.

"tapi terserah papa, kalo papa pergi. Dava bisa lepasin ikatannya tapi jangan salahkan Dava kalo Dava akan membuatnya tumbal manusia. Tapi jika papa bersama Dava, perbuatan Dava yang paling buruk hanya mengambil pejuh mereka" seru Dava.

Akupun terdiam dengan kondisi ini. Satu sisi aku juga berhutang budi pada keluarga Gina yang telah menyekolahkanku satu sisi aku juga takut dengan anak ini. "baiklah papa disini tetap bersama kamu" seruku.

"yeayy" seru Dava sambil memelukku. "tapi Dava tolong jangan ganggu teman2 papa dan jangan membunuh orang orang yang tidak bersalah" seruku pada Dava. "iya pa, Dava janji" seru Dava.

_______________________________________

Hi guys mohon maaf yaa kalo agak absurd. Masih belajar nulis.

Jangan lupa vote yaa.

Thanks 😊😊😊

Papa Tiri DavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang