*YOGI POV*
Malam harinya aku masih merenung tentang apa yang nanti akan terjadi di hari senin. Aku sangat takut untuk menjadi pemuas para waria tersebut. Tetapi aku juga tidak berdaya untuk menghalau mereka.
Saat pagi hari aku terbangun. Aku bersiap untuk mandi dan mengenakan pakaian setelan kaos merah panjang dan celana jeans. Usiaku yang masih 35 tahun membuatku masih terlihat muda ketika mengenakan pakaian tersebut.
Aku membayangkan betapa rendahnya aku saat nanti aku akan menjadi mainan oleh para waria tersebut. Akhirnya aku pergi menuju ruang makan. Aku berjalan gontai dan ragu untuk makan.
"Mas Yogi ayo dimakan" seru Yoga padaku. "iyaa paman ini enak loh" seru Dava padaku. "oh iya makasih yaa" seruku pada mereka berdua. Selama makan aku tidak terlibat perbicangan. Meski sesekali mereka berdua mengajakku bicara.
Namun aku hanya menggubrisnya sepatah dua kata. Setelah selesai makan aku menunggu Yoga dan Dava pergi dari rumah. Setelah memastikan mereka pergi barulah aku jalan menuju rumah mingce.
Didalam perjalan aku melihat beberapa aktivitas aktivitas yang dilakukan orang orang. Seperti ada yang ingin berangkat ke kantor, ada yabg buka usaha, bahkan ada anak sekolah yang sedang menuju sekolahaannya.
Jika aku bisa memutar waktu seharusnya aku tidak datang ketempat mingce. Namun waktu yang sudah berputar tidak mungkin dapat kembali. Setelah tiba aku disambut oleh Tina dan Tini.
"wuah ada mas ganteng pasti kangen yee ama kite kite" ssru Tini. Aku hanya terdiam pasrah saat mereka berdua mulai memegang dan meraba tubuhku. "iyaa lah Tini pasti kangen ama kita secara kitakan ngangenin" seru Tina.
Aku yang mendengar hal tersebut langsung bergidik ngeri. "jangan khawatir mas ganteng pokoknya nanti akan kita bikin mas Ganteng klimaks tak terbayangkan" seru Tina. "iyaa tuh bener" seeu Tini.
Mereka menarikku masuk kedalam gerbang dan aku di arahkan menuju sebuah rumah. Saat didalam rumah pertama kali aku melihat adalah videoku yang sedang berhububgan dengan Tini.
Aku yang melihat video tersebut merasa sangat malu dan sangat direndahkan. "buka dong bajunya mas ganteng" seru Tini. Namun anehnya aku hanya diam. Hingga Tina berinisiatif membuka bajuku.
Perlahan kaos diangkat hingga aku kini bertelanjang dada. Mereka kemudian membuka celana jeansku. Seperti sapi yang dicucuk hidungnya, aku hanya mengikuti keinginan mereka.
Kini aku hanya mengenakan cd sebagai satu satunya pakaian untuk menutupi batangku yang besar dan panjang. "cinn badannya bagus banget. Aku sukaaa" seru Tina. "ho oh gilaa ini mah aku bakal terus dibuat mendesah" seru Tini.
"yuk bawa masuk" seru Tina. "hayukkk" seru Tinu. Mereka akhirnya membawaku masuk kedalam sebuah ruangan. Disana aku melihat Bastian yang berusia 33 tahun yang 2 tahun dibawahku sedang berdiri lemas dengan tangan terikat.
Ia kini sudah bugil secara penuh dengan sisa pejuh yang menempel pada batangnya dan area selangkangannya. Aku diarahkan untuk diikat oleh Tini dan Tina. Tanganku dan kaki ku diikat seperti huruf X.
Lalu Mingce datang dengan pakaian ala ala wanita yaitu setelan tank top hitam dan cd hitam untuk menutupi batangnya. Aku merasa takut dan jijik saat itu melihat mingce. "gimana mass Yogi aku cantikkan" seru mingce.
Mingce kemudian melakukan berbagai pose untuk mencoba menarik perhatianku. Hal tersebut membuatku merasa jijik dan merinding. Dengan langkah binal ia mulai meraba wajahku.
Dielusnya wajahku secara perlahan. "Ganteng sebentar lagi kamu akan merasakan nikmat dunia" seru mingce. Ia lalu mulai menciumku. Awalnya aku menolak namun dia berhasil memegang kepalaku.
Ia lalu sengaja memencet batangku keras. "arrghhh" seruku menahan sakit. Saat mulutku terbuka mingce lalu memasukkan mulut dan melumat bibirku. Kurasakan saliva kami saling bertemu.
Puas dengan mulutku secara perlahan ia mulai meraba raba puntingku. "mingce saya mohon tolong saya tidak mau semua ini" seruku pada mingce.
"duh ga usah munafik deh ini tuh udah berdiri" seru mingce sambil mengusap usap batangku yang masih tertutup cd. Tangan mingce kemudian bergeriliya menjamah setiap tubuhku.
"nghhh arrghh hmpp nghhh" eranganku menahan nikmat akibat rangsangan yang diberikan mingce padaku. Kini mingce mulai melepaskan cdku. Ia melepaskan ikatan dikakiku, setelah cdku terlepas ia mengikatnya lagi.
Kini aku sudah bener bener telanjang tanpa sehelai benang apapun yang dapat menutupi tubuhku. Perlahan mingce mulai menjilati batangku yang sudah menegang dan mengeras secara sempurna.
Sedangkan Tina dan Tini kini berfokus menghisap dadaku dan menjilati puntingku yang membuatku menggeliat tak karuan. "gimana enakkan dipuasin sama kami" seru mingce.
"ngghh arrggh arrghh arrghh hmpp" eranganku menahan rangsangan yang diberikan mereka bertiga. Semakin lama kurasakan mingce mengocok batangku dengan cepat. Kocokan tersebut terasa licin dan enak.
"arrghh nghhh" aku mengerang dan terus menggeliat. Hingga beberapa lama kemudian kurasakan aku sudah berada di puncak klimaks. "arrggghh argghh arrggh" eranganku sesaat sebelum aku orgasme.
"crooott crooot croooot" akhirnya aku mengeluarkan cairan pejuh dengan cukup banyak. Mingce Tina dan Tini membiarkan ku sejenak. Hingga beberapa menit kemudian Mingce memberi kode untuk Tina dan Tini.
Tina dan Tini secara reflek langsung menghisap kedua dadakku yang bidang dan kekar. Mereka juga begitu lihai menjilati puntingku. "ngghh arrghh uu udah sa saya gak mau keluar lagiih nghhh" seruku memohon.
"udah deh gak usah munafiq, ini kan para cowo kekar yang kalian rindukan dari kami" seru Tina. "aarrghh arrghh arrghh ngi ngiluu" eranganku menahan nikmat dan ngilu saat dikocok mingce.
Beberapa saat kemudian mingce mulai menghisap kembali batangku dan menjilati dengan begitu lihai. Hingga kurasakan batangku yang tadinya lemas perlahan mulai menegan dan mengeras secara sempurna.
"wuah besar gimana kont*lnya Mas Yoga yaa pasti besar" seru Mingce. "jancoek udah dilecehin, diperkosa, anjing masih aja gua di banding2in" seruku dalam hati sambil menahan rangsangan.
Mingce langsung memasukkan batangku kedalam mulutnya. Kulumannya begitu bertenaga tidak seperti awal2. "arrghh arrghh nghhh cu cukup ja jangan lagi" eranganku. Namun mereka tidak menggubrisnya
"uu udahh sa sayaa gak mau ke keluar lagij nghhh nghhhh" eranganku berusaha menahan nikmat. Namun sepertinya mereka sudah terlalu bernafsu dan sudah lepas kontrol.
"enakan di puasin kita2. Kapan lagi lohh dapat dari kami" seru Tini. Semakin lama kurasakan nafasku semakin memburu. Keringat mulai mengucur dari tubuhku. Susana saat itu terasa panas.
Pak bastian kulihat sudah terlihat lemas. "nghhh nngghh" eranganku ketiaka mingce mempercepat kocokan pada batangku. Hingga kurasakan aku berada di puncak kenikmatan.
"arrghh arrghh arrghhh" eranganku sesaat sebelum aku orgasme. "crooott crooot crooot" aku akhirnya mengeluarkan cairan pejuh dengan cukup banyak. "wuah mas yogi kamu memang jantan" seru Tina.
"iyaa banyak banget Mas Bastian aja yang lebih muda dari kamu kalah lo" seru Tini. "mas yoga kamu memang hebat deh" seru mingce. "ini bukan Mas Yoga mba mingce ini Mas Yogi" seru Tini.
Sesaat kemudian aku melihat ekspresi Mingce yang merasa sedih bahwa yang tadi mereka lecehkan bukan Yoga tetapi aku. Apakah benar dugaanku kalo mingce terobsesi dengan Yoga.
_______________________________________
Hi guys mohon maaf banget yaa baru upload lagi, soalnya dari kemarin kena tegur watppad. Jadi bingung harus ngapain. Saya juga lagi coba buat karya baru.
Tolong bantu dukung ya dengan klik link ini
https://karyakarsa.com/agung30/guruku-pemuasku
untuk part awal free kok
Jangan lupa vote yaaa
Thanks 😊😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/275723483-288-k174366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Tiri Dava
УжасыMenceritakan Yoga yang menikah dengan Gina yang memiki anak bernama Dava Widiyatno. Dava yang sudah terpesona akan ketampanan ayah tirinya menggunakannya sebagai pemuasnya. Disisi lain Dava merupakan seorang penganut ilmu hitam yang melanjutkannya d...