*YOGI POV*
Tak lama setelah adikku pergi dari ruangan Mingce aku mulai mencoba sepatu yang mingce berikan. "wuah keren beneran muat" seruku dalam hati. "Sepatunya juga bagus banget lagi" gumamku.
Beberapa saat kemudian mingce datang dan memberikan satu set alat bulu tangkis lengkap dengan pakaian dan sepatunya. Hari ini aku mendapatkan 3 sepatu, 1 tas bulu tangkis, 2 raket, 1 set kok, dan 3 baju olahraga.
"wuah mingce kamu baik sekali" seruku gembira. "ah ini bukan apa2 apalagi mas Yogi mau jadi model" seru mingce. "emang profesimu sebagai apa" tanyaku penasaran. "saya seorang dokter tapi saya juga seorang photografer" seru mingce.
Kemudian aku diajak makan bakso. Disana sudah ada 2 waria yang juga ikut makan bersama. Akupun memakan bakso tersebut setelah itu ingin langsung pulang. Namun beberapa saat setelah makan aku merasa kepalaku pusing.
Tak lama saat aku mencoba menghabiskan minum dan bergegas pulang. Terasa jalanku mulai sempoyongan. Mungkinkah karena aku kebanyakan makan. "eh Mas Yogi, Mas Yogi kenapa kok jalannya sempoyongan" seru mingce.
"iya nih saya merasa agak aneh, mungkin karena saya kebanyakan makan" keluhku. Aku kemudian dibawa kesebuah ruangan. Disana ruangannya seperti ruang lab yang digunakan untuk memeriksa pasien.
Mingce menidurkanku. Ia menggunakan alat seperti stetoskop untuk mengecheck keadaanku. Tanpa aba2 dia langsung menarik kaosku keatas dan mengecheck bagian dadaku dan perutku.
"sepertinya Mas Yogi kecapean aja, istirahat disini aja ya mas" seru mingce. "eee jangan deh mingce saya pengen pulang aja" kataku. "udah disini aja, saya juga mau ngurutin Mas Yogi" seru mingce.
Tak lama kemudian mingce tanpa menunggu persetujuan mulai melepaskan kaosku hingga terlihatlah badanku yang kekar dan berotot. "wuah badannya bagus ya mas Yogi meski gak sekekar Mas Yoga" seru mingce.
Mingce lalu mulai menumpahkan sebuah minyak diperutku dan mulai memijatnnya pelan. Ia juga memijat kepalaku. Disela sela ia memijat ia memilin dan menyentuh puntingku. "nghhb nghhh ja jangan mingce" seruku sambil mengerang.
Anehnya mingce bukannya menghentikan aksinya ia justru semakin berani memainkan dadaku yang bidang dan memilin pelan punting. "mingce nghh arrgh u udah nngghh" seruku sambil mengerang.
Aksi mingce mulai semakin berani ketika ia mengurut telapak kakiku dan mulai naik ke paha. Ketika berada dipaha dia mulai memasukkan tangannya kedalam celanaku.
"ngghh mingce ja jangan nghh nghh" seruku disertai erangan. Tak lama kemudian pintu seperti dibuka. Masuklah dua orang waria yang tadi ada didepan. "ka kalian siapa nghh" seruku sambil menahan erangan akibat batangku yang mulai diusap mingce
"kami temannya mingce yang ingin merasakan kegagahanmu" seru salah satu waria. Mereka memperkenalkan diri mereka sebagai Tina dan Tini. "malam ini kami akan bersenang2 dapat dua model cowo ganteng" seru Tini.
Beberapa saat kemudian mereka mulai menggerayaniku. Karena celana tersebut pendek dan tipis membuat batangku tercetak jelas dalam celana tersebut. "nghhh ja jangan saya mohon" pintaku memelas disertai erangan.
Mingce lalu melepaskan celanaku kini terlihatku tubuh secara bugil tanpa sehelai benangpun. Tina dan Tinipun mulai aktif menjamah setiap tubuhku yang membuatku terangsang.
"wuah liat mingce batangnya besar loh, pasti puas kita" seru Tini. "iyaaa kakaknya aja hot apalagi adiknya" seru Tina. "malam ini kita akan mendapatkan kepuasan dari kamu mas Yogi" seru Mingce dengan senyuman nakal.
"arrghh arrghh nghhh ja jangan mingce saya udah nghhh pu punya istri arrgghh arrghh" pintaku memohon disertai erangan akibat batangku yang mulai dihisap, namun tidak digubris oleh mereka.
Dengan perlahan mingce mulai melahap batangku dan menjilati pangkal batangku yang membuatku bergidik nikmat. Mingce lalu mengocoknya dengan perlahan. "ngghh nghhh" eranganku saat batangku dikocok.
Semakin lama aku merasakan mingce semakin mempercepat kocokannya pada batangku. Disisi lain Tina dan Tini terus menerus menghisap dadaku yang bidang dan menjilati puntingku.
"nghhh nggghh arrgghh arrghhh akuu ja jangan" seruku sambil merancu tidak jelas sesaat mencapai puncak kenikmatan. "crooot crooot croott" aku akhirnya mengeluarkan cairan pejuh dengan cukup banyak.
Setiap mendiamkanku beberapa menit mingce lalu mulai menggerakan tangannya untuk meraba dan memilin puntingku. "arrgh ja jangan" eranganku sambil mencoba menghentikan mingce.
Namun karena saat ini aku sudah tidak memiliki tenaga aku tidak bisa menggerakan tanganku. Tina dan Tinipun kembali memilin puntingku dan sesekali menghisapnya. Karena rangsangan tersebut perlahan batangku mulai menegang.
"arrghh u udahh cu cukup nghh arrghh sa saya mau pu pulang" seruku sambil mengerang. Namun tidak di gubris oleh mereka. Mingce kemudian mulai mengocok batangku dengan perlahan hingga akhirnya batangku mulai menegang dan mengeras secara sempurna.
Mingce lalu menyediakan pelicin dan membasahi anusnya dengan pelicin itu serta membasahi batangku dengan pelicin dengan cara dikocoknya. "ngghg ngghh" eranganku akibat rasa ngilu dan nikmat.
Setelah dirasa cukup licin mingce kemudian menduduki batangku. "arrghh arrghh aduhb sa sakit" seru mingce saat batangku yang besar dan panjang berhasil menembus anusnya mingce.
Beberapa saat kemudian mingce secara perlahan mulai menggoyang goyangkan anusnya untuk memompa batangku. "nghhh nghhh arrghh" eranganku dan mingce yang saling bersahutan.
Ketika mingce mencoba untuk menciumku aku kemudian berusaha untuk mengalihkan wajahku. Hingga mingce akhirnya berhasil mendapatkan wajahku dan dia berhasil melumat bibirku.
"nghh hmmpp hmppp" aku mengerang nikmat ketika batangku mulai dipompa secara cepat oleh anusnya mingce dan mulutku yang masih terbekap oleh mulutnya mingce.
"nggh arrghh arrghh ming mingce cu cukup ngghh" eranganku disertai dengan desahan desahan. Hinggs beberapa saat kemudian. "mas Yogi aku aku" seru mingce disusul dengan eranganku.
"crooot crooot crooot" aku dan mingce akhirnya mengeluarkan cairan pejuh yang cukup banyak. Kurasakan cairan pejuh mingce membasahi perutku. Sedangkan cairan pejuh mingce dengan cukup banyak.
Akibat pergumulan tadi dan olahraga bulu tangkis yang cukup melelahkan membuatku pingsan. "abis ini aku yang ganteng" seru Tina sesaat sebelum aku pingsan. Hingga ketika dipagi hari aku mendengar suara cekikikan.
"eh iyaa ganteng ganteng kok telanjang sih" seru sebuah suara. "ayo kak foto coba sexy banget sih omnya" seru yang lain. Lalu kurasakan ada cahaya flash yang menyilaukan mataku.
Aku mencoba bergerak tapi tanganku dan kakiku seperti tertahan sesuatu. "ayok kak pegang batangnya" seru seorang anak kecil perempuan. "gede banget yaa dek batangnya pantesan mba mingce ngejar nih orang" seru seorang anak perempuan yang lain.
Secara perlahan mereka mengocok batangku dan kurasakan ada rasa hangat pada batangku. "nghh nghhh" aku mulai mendesis keenakan ketika batangku dihisap dan dijilat. Anak anak tersebut mulai mengocok batangku yang basah oleh liur mereka.
Aku membuka mata dan menyaksikan tiga anak perempuan yang masih remaja mulai mengocok batangku secara perlahan. "ngghh nghh arrghh, ja jangan" seruku. "hihi udah om nikmati aja. Om keenakan kann" seru salah satu anak perempuan itu.
_______________________________________
Hi guyss segitu dulu yaa, makasih atas dukungannya.
Jangan lupaa vote yaa.
Thanks 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Tiri Dava
HorrorMenceritakan Yoga yang menikah dengan Gina yang memiki anak bernama Dava Widiyatno. Dava yang sudah terpesona akan ketampanan ayah tirinya menggunakannya sebagai pemuasnya. Disisi lain Dava merupakan seorang penganut ilmu hitam yang melanjutkannya d...