PART 11

12.5K 241 12
                                    

*YOGA POV*

"Baiklah papa akan tetap bersama kamu, sekarang dimana teman2 papa" tanyaku. "diruang tengah pah" seru Dava. Tak lama ia mengantarkanku keruang tengah.

"Imran, Adi" seruku melihat mereka dalam keadaan terkapar. "tenang pah mereka cuma pingsan doang. Tadi peliharaan Dava iseng doang bikin mereka gak sadar" seru Dava.

"peliharaan kamu yang pocong itu" tanyaku heran. "iya pah, tapi tenang. Dia biasanya makanin tikus dirumah sama kalo lagi pengen aku kasih ayam" seru Dava. "yaudah tolong sadarin teman papa" seruku.

Lalu hanya diusap dikepala saja mereka berdua langsung sadar. "poconggg pocongg" teriak mereka berdua. "eh udah udah" seruku menenangkan mereka. Kulihat masih ada trauma diwajah mereka.

Akupun membawa mereka ke kamar tamu. Setelah menenangkan mereka dan menceritakan apa yang menimpa mereka perlahan mereka tenang. "gila lo Yog yakali lo terima gitu aja jadi pasangan anak tirilo" seru Imran.

"iyaa Yog, lo yakin mau dampingin Dava" seru Adi yang tak percaya. "iyaa gua yakin. Harus ada orang yang bisa nemenin Dava. Gua khawatir kalo misalnya Dava gak ada temennya dia akan mencari orang lain" seruku.

"yaa bagus dong lo bisa hidup bebas" seru Imran. "iyaa kalo orang itu baik. Kalo orang itu malah buat Dava makin jahat" seruku. "iya juga sih, cuma lo ga harus lakuin ini" seru Adi.

"gua akan terima konsekuensinya. Gua yakin mungkin ini yang terbaik. Oh iyaa malam ini kalian tidur sini dulu yaa gua gak yakin kalo kalian balik bakal aman" seru Yoga.

"okay makasih yaa Yog tumpangan nginepnya" seru Adi. "iyaa gua balik ke kamar yaa" seruku. "okay yog thanks yaa" seru Adi. Lalu aku berjalan kekamar. Disana sudah ada Dava menantiku.

"kamu malam ini tidur sini Dav" tanyaku. "iyaa pah, Dava pengen minum cairan kejantanan papa sebelum tidur" seru Dava. "okay sekali aja yaa abis itu tidur" seruku. "4x dong" pinta Dava.

"engga Dava papa cape" seruku. "yaudah dua aja yaa pah" seru Dava. Aku mengehela nafas sejenak. "okay dua aja abis itu tidur yaa" seruku. "yeay makasih papa sayang" seru Dava.

*YOGI POV*

"Nghhh arghhh arrghh" eranganku. Aku kali ini tidak bisa keluar dari kamar ini. Tanganku sudah terikat begitu pula dengan kaki. Dan dua bocah laknat ini terus saja mengocok batangku hingga ngecrot.

"to tolong hen nghhh hentikan. Paman udah cape" seruku memohon sambil menahan erangan. "ayolah paman ini baru aja keluar 3x. Katanya paman jago diranjang" seru Dean.

"udah lah le, paman udah ga kuat" seruku. Namun mereka tidak memperdulikan permintaanku dsn terus menerus mengocok batangku. Dean dan Aji dengan begitu bernafsu menghisap dan menjilati puntingku.

Dalam posisiku yang terikat aku hanya bisa menggeliat dan mencoba meronta namun badanku terlalu lemas. "nghhh arrghh arrghg pa paman mau keluar nghh" eranganku sesaat sebelum klimaks.

"crooot crooot" batangku kembali menyemprotkan cairan pejuh dengan jumlah yang cukup banyak. Aku terlalu lemas dan hanya bisa mengatur nafasku.

Setelah beristirahat sejenak akhirnya mereka berdua melepaskan ikatanku. Mereka memberikanku minuman air putih. Karena aku merasa haus, aku menenggaknya hingga habis.

Aku pun memilih tiduran didalam ranjang. "yowes udah yaa paman ngantuk, kalian tidur sana dikamar kalian" seruku pada mereka. "kami disini aja yaa paman, biar enak" seru Aji.

"iyaa paman, biarkan kami bersama paman" seru Dean. Belum saja aku menjawab mereka langsung merebahkan diri disampingku. Akhirnya aku membiarkan mereka.

*YOGA POV*

Keesokan paginya aku sudah terbangun. Aku tidak mendapati Dava disampingku. Aku memutuskan untuk mandi agar badan lebih segar. Tak lama kemudian setelah mandi aku memakai pakaian santai.

Aku bergegas ke kamar tamu membangunkan dua temanku. Untunglah hari ini hari sabtu jadi ini waktunya aku libur bekerja. Kulihat Imran sudah bangun dan sudah bersiap.

Namun Adi masih terlelap. "Di bangun di udah pagi" seruku. Tak lama kemudian Adi terbangun. Aku meminta mereka berdua bersiap karena sarapan sebentar lagi akan dihidangkan.

Tak lama setelah semuanya sudah terhidang dimeja makan aku mengajak Adi dan Imran turun. Disisi lain Dava juga mengajak kakakku dsn kedua temannya juga turun.

"pagi Om Yoga, om" sapa Dean dan Aji pada kedua temanku dan disapa balik teman2ku. Dava duduk disampingku dan disamping kirinya ada Dean dan Aji. Disisi lain aku yang ditengah dan disamping kananku ada Adi dan Imran.

"loh Dava mana mas Yogi" tanyaku. "sebentar lagi siap pah" seru Dava. Hingga tak lama kemudian Mas Yogi datang dengan perawakan yang terlihat kelelahan.

"lo kenapa mas, kurang tidur" tanyaku pada Mas Yogi. "kagak Ga, gua cuma sedikit kecapean aja" seru Yogi. Tak lama kulihat Dava, Aji, dan Dean tertawa sesaat mendengarkan jawaban Yogi.

Setelah sarapan Adi dan Imran pamit disusul dengan Dean dan Aji. "loh Mas Yogi mau kemana" tanyaku. "mau kembali ke kamar, mau tidur lagi" seru Yogi.

Tak lama kemudian aku kembali ke ruang tengah. Aku ingin menonton film yang ada di beberapa web. Tak lama Dava datang memelukku dari belakang. "pah Dava temani yaa" seru Dava.

"boleh sayang sini duduk" seruku pada Dava. Namun anak ini malah duduk dipangkuanku. Dia duduk dsn bersandar di badanku. Hingga beberapa saat kemudian ketika asik menonton pintu diketuk.

Satpamku mengantarkan Pak RT untuk menemuiku. Yogi ternyata juga menyambut Pak RT. "mari pak duduk" seruku. "begini Nak Yoga kan nanti malam minggu, nah bapak mau memastikan hahwa Nak Yoga ikut bulu tangkis" seru Pak Rt.

"aduh sepertinya saya ada acara pak sama anak saya" seruku pada Pak RT. "kasihan nak Mingce Nak Yoga. Dia pasti menyiapkan semua" seru Pak RT. "iya saya paham tapi kan masih ada yang lain" kataku.

"ya tapi salah satu yang diharapkan itu Nak Yoga, sama nak Dandi" seru Pak RT. "Aduh gimana yaa pak" seruku. Entah ada angin apa tiba2 Dava keruang tamu memberikan minuman.

"Nak Dava boleh yaa Papa ikut pertandingan" seru Pak RT pada Dava. Dava diam sejenak. "iya Pak RT boleh aja Dava juga pengen main juga kerumah teman" seru Dav. "tapi Dav" seruku dan kata2ku dipotong.

"udah lah Ga, kalo takut. Gua nemenin lo deh. Lagian kata Pak RT mingce baik loh. Ini aja gua dikasih baju kaos smaa sepatu" seru Yogi. Hingga akhirnya aku terpaksa setuju.

Setelah Pak RT ke pulang dan Yogi kekamar. Punggungku ditepuk oleh Dava. "tenang pah. Dava tau kecemasan papa. Tapi ini bukan waktunya menghindar, Dava tau apa yang harus dilakukan" seru Dava.

Kata katanya membutku tertegun dan perlahan kecemasanku mulai hilang. Aku takut akan menjadi korban dari mingce karena dari awal dia tidak pernah bersikap layaknya orang normal.

_______________________________________

Hi guys segitu dulu yaa. Mohon maaf kalo agak absurd. Jangan lupa vote yaa.

Thanks 😊😊😊

Papa Tiri DavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang