*YOGA POV*
Aku merasa ngeri sekaligus muak dengan perlakuan anak tiriku. Terlebih ketika aku mengetahui bahwa ini adalah awal dari permaiannnya. Dengan sigap Dava memanggil Udin.
"Pak Udin tolong bawakan alat alat Dava dong" seru Dava. Dengan sigap Pak Udin datang dengan membawa sebuah kotak. Kemudian Dava mengeluarkan sebuah alat getar seperti vibrator, tali dan sebuah penyedot.
Saat aku mencoba pergi, aku langsung ditahan oleh Pak Udin. "mau apa lagi kalian lepas hmm" suaraku tertahan ketika Pak Udin membekapku dengan sapu tangan yang membuatku lemas. Anehnya aku masih tetap sadar.
Mengetahui aku yang lemas Pak udin mengikatku sedangkan Dava masih merangkai sebuah alat dimana aku dibuat semakin takut saat alat tersebut sudah dirakit. Bentuknya seperti sebuah tabung yang ada didalamnya terdapat cincin besar.
Cicin tersebut terbuat dari silikon yang digunakan untuk memompa batangku saat berada dalam tabung penis tersebut. Saat disetel alat tersebut, cincin dalam tabung tersebut bergerak cepat.
Aku merasa takut dibuatnya. Sontak aku berfikir anak ini bukan anak normal pada umumnya. Tapi mungkin dia udah psycho. Batinku histeris melihat alat tersebut. Dengan sigap Dava menempel penggetar di puntingku.
Dia lalu memasang tabung tersebut ke penisku. "dava jangan dava papa udah gak kuat" mohonku pada anak tiriku. "udahlah pah nikmati aja, nanti papa bakal ketagihan kok" seru Dava dengan senyumannya.
Tak lama setelah alat tersebut terpasang. Dava mulai memberi aba-aba "satu dua". "Dava ja jangan, arrghh" erangaku saat alat tersebut akhirnya alat tersebut diputar. Aku merasakan rasa nikmat dan ngilu.
Rasa ngilu tersebut kurasakan akibat batangku yang sudah keluar dikocok kembali dengan tabung yang didalamnya sudah terdapat cincin yang sudah diberikan pelumas. "nghhh arrrghh arrghh davaaa" eranganku saat aku orgasme.
Cairan tersebut cukup banyak dan masuk kedalam sebuah wadah. "tak lama setelah memberikan ku kesempatan untuk beristirahat Dava kembali menyetel alat tersebut. "ja jangan Dav nghhh arrrghh arrgghh" eranganku.
Aku yang sudah lelah akibat ngegym dan klimaks 3x kembali merasakan sensasi nikmat alat tersebut. Dalam posisi telentang, aku merasakan pompaan dalam cincin yang tersebut benar benar menggairahkan.
"ngghh arrghh arrrghhh" eranganku menahan nikmat. "Dav udah nnghh arrghh eranganku seraya meminta ampun. Namun kali ini Dava tidak peduli, hingga aku merasakan berada di titik klimaks. "nghhh arrghh arrghh" eranganku sesaat sebelum orgasme.
"crooot crooott" akhirnya aku kembali mengeluarkan cairan tersebut. Akupun hanya bisa mengatur nafas karena sesaat setelah aku klimaks Dava mematikan alat tersebut. Namun yang kukira Dava akan menyudahi permaian ini ternyata tidak.
Ia kembali melakukan aksinya. Dengan sigap iya menyetel kembali alat tersebut. Aku dibuat orgasme lebih dari 5x. "Dav papa mohon, papa nghhh udah keluar lebih dari 5x pliss dav aarghhh arrghh ampun" eranganku.
Aku mengerang sesaat setelah aku mencapai titik kenikmatan. "crooott crooott" aku akhirnya klimaks. Kulihat ada perasaan iba pada wajah Dava. Ia kemudian menyudahi aksinya tersebut dengan melepaskan alat alat yang merangsangku.
"maafin Dava yaa pah, Dava kayaknya kesenengan ngerjain papa. Tapi kalo papa nurut Dava janji gak akan ngelakuin hal yang begini" seru Dava padaku sambil mengecup bibirku. Aku yang sudah terbaring pasrah akhirnya menerima kecupan Dava.
Sesaat kemudian kurasakan sekujur badanku lemas. Namun aku masih mampu mengendalikan diriku. Dengan sigap Dava menuntunku dan mengantarkanku ke kamar. "papa besok anterin Dava yaa kesekolah" seru Dava.
Aku hanya mengangguk. Didalam kamar aku dibersihkan dengan handuk basah dan setelah bersih aku tidur diranjangku. Sesaat setelah itu Dava tidur dan bersandar pada dadaku. Kali ini ia meletakkan tangannya diatas batangku.
Namun dia tidak melakukan hal yang aneh. Aku yang sedang lelah akhirnya langsung tertidur. Keesokan paginya aku terbangun pukul 06.00 wib pagi. Sesaat setelah aku terbangun aku melihat Dava sedang memberikan sebuah jus.
"pa, ini Dava udah siapin jus buat papa. Diminum yaa biar enakan" seru Dava. "awalnya aku ragu meminum jus tersebut namun setelah diyakinkan aku meminum jus tersebut. Benar saja kurasakan kondisiku lebih baik.
Davapun menyuruhku untuk mandi dan bersiap. Aku hanya mengangguk, selesai setelah mandi. Aku bergegas keruang makan. Disana sudah terhidang nasi goreng dan beberapa lauk. Seperi telur dadar, ayam goreng dan sosis.
"papa mau lauk apa" tanya Dava. Aku menunjuk telur dan ayam, karena aku tidak terlalu suka sosis. "oh iyaa pa, papa nanti pulangnya jam berapa?" tanya Dava lembut. "hmm kayaknya sore" jawabku.
"okay deh pah nanti jemput Dava yaa yaa pah" seru Dava. "okay2" jawabku. Lalu setelah selesai makan. Aku mengantarkan Dava kesekolahnya. Saat tiba didepan aku melihat Pak Rt dengan seseorang yang aku rasa mengenalnya.
"anjir mingce si kemayu waktu di gym" gumamku pelan. "pagi Nak Mas Yoga, maaf mengganggu, saya mau bicara sebentar sama nak Yoga" seru Pak Rt. "oh iya silahkan masuk pak" seruku.
Setelah mempersilahkanku duduk. Mingce mencoba mengambil Posisi disampingku. "ada apa yaa pak" tanyaku membuka percakapan. "begini nak kita kedatangan tetangga baru namanya Mizan dipanggilnya Minge, dia kesini ingin memberikan kue pada tetangga2 disini termasuk anda" seru Pak Rt.
"oh iyaa eee terima kasih mingce" seruku. Lalu dia ikut tersenyum dan sesekali memegang pahaku. Namun segera aku menepisnya dengan halus. "oh iyaa nanti saya bakal ngadain lomba bulu tangkis dirumah, pada datang yaa pak" seru mingce.
"kapan itu nak mingce" tanya Pak RT. "Sekitar sore pak jam 16.00 wib hari minggu" seru mingce. "baik kalo gitu, saya bisa. Mas Yoga bisa juga kan?" tanya Pak RT. "hmm iya saya liat situasi dulu yaa pak" seruku.
Akhirnya setelah selesai aku langsung bergegas mengantar Dava kesekolah sekaligus ke kantor. Aku melihat ada gelagat Dava yang tidak suka dengan mingce. Terlebih saat dibelakangnya aku melihat bayangan yang sama yang aku saksikan saat di tempat gym.
Saat aku hendak memakan sedikit, Dava mencegah tanganku. "loh kenapa Dava" tanyaku heran. "ini ada ludah pocongnya pah buat guna2" seru Dava. "maksudnya, dari mana kamu tau" tanyaku heran.
"kalo papa gak percaya papa remas remas trus liat dari depan cermin" seru Dava. Aku yang geram dengan tingkahnya melakukan hal yang sama seperti yang dia katakan. Baru saja saat aku merasa tidak terjadi apapun aku terkejut.
Aku sangat merasa takut ketika melihat cermin kue ditanganku berubah menjadi belatung. "wuanjir" seruku. "sekarang percaya kan" seru Dava. "dari mana kamu tau akan hal ini" seruku pada Dava.
"udahlah pah, gak penting yang penting papa sehat dan bisa punya kesadaran penuh. Intinya aku gak sejahat yang papa pikirin. Aku hanya pengen papa udah itu aja" seru Dava singkat padaku.
_______________________________________
Hi guys segitu dulu yaa, mohon maaf kalo ada typo, jangan lupa vote
Thanks 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Tiri Dava
HorrorMenceritakan Yoga yang menikah dengan Gina yang memiki anak bernama Dava Widiyatno. Dava yang sudah terpesona akan ketampanan ayah tirinya menggunakannya sebagai pemuasnya. Disisi lain Dava merupakan seorang penganut ilmu hitam yang melanjutkannya d...