PART 6

21.5K 325 2
                                    

*YOGA POV*

Saat makan malam tiba aku melihat kakakku sudah tiba di meja makan. Ia tampak sangat senang melihat makanan yang tersaji di meja makan. "makan aja Gi gak usah linglung" seruku.

Yogi akhirnya menyiduk nasi dan bebebrapa lauk yang sudah terhidang. Aku kembali teringat di masa lalu dimana Yogi senang sekali dengan ikan gurame. "hmm enak banget maaf yoo paman ngambilnya kebanyakan" seru Yogi

"gak pa2 paman. Anggap saja rumah sendiri. Lagian kapan lagi kami dapat kunjungan dari keluarga ayah" Dava. "oh iyaa. Keluarga dari ibumu sering kesini kan" lanjut kakakku sambil makan.

"iyaa kadang cuma beberapa tahun ini udah mulai jarang paman. Aku bertiga sama mama sama papa" jawab Dava. "yowes nanti kalo kesini lagi paman ajak anak2 paman ya biar kamu gak kesepian" seru Yogi.

"wuah boleh paman" seru Dava senang. Setelah kami menyantap makan malam dan ngobrol santai kami bergegas kembali ke kamar kami. Aku yang masih penasaran dengan rumah ini memutuskan untuk melihat lihat isi rumah ini.

Tak lama setelah itu aku menyusuri area belakang. Aku menemukan sebuah paviliun yang kosong nsmun tetap terawat. Seketika ada sosok bayangan putih yang lewat. "hah apaan tuh" seruku yang terkejut.

Namun saat aku lihat lebih dalam aku tidak menemukan apapun. Aku memasuki sebuah ruangan utama dalam paviliun tersebut. Aku melihat sebuah foto yang dibawa bingkainya tertulis keluarga besar Widiyatno.

Tak lama melihat mendiang ayahnya Dava. Sekilas dia terlihat muda dan agak chubby. Namun sosoknya dia cukup menarik. Lalu ada foto Gina istriku saat ini. Hingga terdapat sebuah keluarga besar dimana keluarga ini merupakan keturunan asli jawa.

Disana ada foto ayah dan ibunya Dava yang masih muda dan dua anak lagi bernama Sudana Widiyatno dan Gina lalu adiknya Bondan Wdiyatno dan istrinya bernama Ayu. Disitu ada foto anak kecil yang bernama Dava Widiyatno.

Nama kakek dari Dava adalah Darto Prawiro Widiyatno dan neneknya Sri Ningsih. Sekilas ini merupakan keluarga besar. Hingga aku menemukan tulisan kuno dibalik silsilah keluarga tadi yang aku tidak memahaminya maksudnya.

Saat aku mencoba melihat koridor aku menemukan sebuah ruangan. Akhirnya aku mencoba masuk namun terkunci. Tak lama saat aku mencoba mencsri kunci punggung di tepuk dari belakang.

Aku sontak melihqt kebelakang dan sudah ada Dava dihsdapanku. "papa ngapain malam malam disini" tanya Dava heran. "hmm papa hanya ingin melihat rumah ini secara lebih jauh. Karena biar gimana juga papa kan ayah kedua kamu" seruku.

"udahlah pah, papa gak perlu mengorek informasi tentang mendiang ayahku atau keluarga dari papa lama. Karena papa gak akan tau bahaya apa yang menanti ketika papa tau yang sebenarnya" seru Dava.

Kali ini ia berbicara santai namun terdengar serius. "maksud kamu bahaya apa yang menanti" tanyaku penasaran. "Dava gak perlu cerita ini. Tapi ini peringatan terakhir Dava. Jangan pernah masuk paviliun ini" seru Dava.

Akupun yang mendengarnya langsung terdiam dan tidak berucap apapun. "ayo pah kita pergi" ajak Dava sambil menarik tanganku. Saat berjalan kedalam rumah dava merangkul pinggangku.

Tangannya sesekali mengusap usapkan batangku yang masih tertutup celana panjang. Saat didalam kamarku Dava mulai mengunci pintu. "papa mau buka sendiri atau mau Dava bukain" tanya Dava.

Aku memberi isyarat untuk membuka pakaianku sendiri hingga aku benar benar bugil tanpa sehelai benang apapun. Dengan sigap Dava mendudukkanku dengan posisi duduk tegap.

Secara perlahan Dava mulai mengecup bibirku dan melumatnya. Tangan Dava secara aktif bergeriliya menjamah setiap inci tubuhku dari leher hingga perutku. "hmmpp hmpp" aku mulai mengerang.

Dava yang masih mengenakan baju lengkap kini mulai beralih ke puntingku untuk memilinnya dan meremas dadaku. "nggh ngghh" aku kembali mengerang. "enakkan pah" seru Dava.

Aku tidak menjawab dan Dava kini malah mencubit dsdaku. "nghhh" aku meringis menahan nikmat dan sakit. "kalo orang nanya dijawab dong pah" seru Dava. "arrghh arrghh hmm enak nak" seruku menjawab sambil mengerang.

Tak lama Dava mengelus batangku yang sudah menengang dan mengeras sempurna. "hmmp Dava" eranganku ketika Dava menghisap dsn menjali puntingku. Tak lama setelah itu dia mengambil sebuah jely.

Dalam posisiku yang duduk Dava secara perlahan mengocok batangku yang sudah menegang dan mengeras secara sempurna. "arrggh arrgghh" eranganku yang menahan nikmat disertai dengan nafasku yang memburu

Semakin lama Dava semakin mempercepat kocokan pada batangku. Aku dibuat kelojotan nikmat oleh ulahnya. Beberapa menit kemudian aku merasa, aku berada di titik klimaks.

"nghh Dava arrghh arrghh" eranganku sesaat sebelum aku berada di titik klimaks. "crooot crooot" aku akhirnya menembakkan lahar kejantanku yang langsung diminum oleh Dava dengan cepat tanpa sisa.

Aku kembali mengatur nafasku hingga setelah beberapa menit Dava kembali merangsangku dengan menjilati puntingku. "nghh nghh Dava udah yaa nak arrghh papa lelah nak besok aja nggh" mohonku disertai  erangan.

"gak mau ah Dava lagi pengen lagian kan papa kuat" seru Dava. Kemudian Dava dengan perlahan mulai meremas dan sesekali menghisap dan menjilati puntingku kembali. Akupun hanya bisa pasrah atas perlakuan anakku.

Tak lama setelah itu kurasakan batangku mulai menegang dan mengeras secara sempurna. Hal tersebut sontak memberikan Dava keceriaan dan Dava memasang ekspresi nakal kepadaku.

Dava dengan perlahan kembali mengocok batangku dengan perlahan hingga membuatku keenakan. "arrghh Dav Arghh" aku mulai mengerang. Aku yang dalam posisi duduk hanya bisa pasrah.

Secara perlahan Dava mulai mempercepat gerakan pada batangku. "nghhh arrggh arrghh Davv" eranganku menahan ngilu dan rasa nikmat saat batangku yang sudah keluar dikocok kembali.

Semakin lama Dava semakin lihai dalam mengocok batangku hingga aku benar benar menikmati semua perlakuan Dava. Kurasakan semakin percumku semakin banyak keluar hingga beberapa saat kemudian.

"Davaa nghhh arrgghh arrggghhh" eranganku sesaat sebelum aku keluar. "croooot crooot" akhirnya aku kembali mengeluarkan cairan pejuh untuk yang kedua kalinnya. Dava dengan sigap menghisap batangku.

Ia menelan semua cairan pejuhku yabg ada di batangku selangkangan dan perutku. Hisapan tersebut sejenak memberikan efek geli dan ngilu terlebih saat ia mengisap batangku yang baru saja ngecroot.

"Dav ini sampai kapan kamu ngocok kon*ol papa terus" tanyaku dengan ekpresi lelah. "ya bentar sih pah 3 atau 4x lagi. Dava butuh protein pah biar Dava bisa jadi anak yang sehat dan kuat.

"Dav nanti lagi aja yaa papa bener bener harus ngantor pagi. Papa takut gak ada tenaga untuk kerja besok" seruku pada anakku. "gak bisa papa harus sekarang juga lagian tinggal 3 sampai 4 kali lagi papa kuat lah. Dava yakin papa bisa" paksa Dava padaku

_______________________________________

Hi guyss segitu dulu yaa mohon maaf baru update.

Jangan lupa vote yaa

Thanks. 😊😊😊

Papa Tiri DavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang