Menggunakan latar Jogja, tetapi memakai bahasa "Lo-gue". Bagi yang kurang sreg mohon maaf ya.
Sekian dan terimakasih 😊🙏
****
Sharenada Raharja POV
Siang ini kakiku berlarian secepat yang aku bisa dengan memakai high heels setinggi 5 cm menyusuri lorong sebuah rumah sakit di Jogja menuju ruangan the ultimate value setelah aku meninggalkan ruangan rapat kantor pukul 10.00 WIB, karena Lulu sekretarisku menginformasikan bahwa Eyang terkena serangan jantung dan sedang dilarikan ke rumah sakit. Ketika sampai di depan kamar tersebut, aku membuka pintu ruangan itu dan di dalam terlihat Mama dengan keadaan mata sembab, yang aku tau karena efek tangisannya. Ada Papa yang setia disisinya sambil memeluk Mama, ada kakakku, Adam yang sedang berdiri sambil bersedekap memandang Eyang yang sudah berbaring menggunakan segala macam alat yang tidak aku tau fungsinya.
"Ma, gimana keadaan Eyang sekarang?" Tanyaku sambil berjalan mendekati kedua orangtuaku dan menyalaminya
"Kata dokter kondisinya sudah stabil, Nad tapi nggak boleh banyak pikiran atau masalah yang membuat Eyang tertekan."
"Memang Eyang punya masalah apa, Ma? kok sampai kaya gini?"
"Mungkin karena Mama kemarin menentang keinginan Eyang buat jodohin kamu sama Juna. Jadinya Eyang sedih, kepikiran, karena dia sudah janji sama bude Ningrum, buat jodohin kamu sama cucunya kalo kalian sudah dewasa."
Deg...
Aku merasa kini justru jantungku yang berhenti sepersekian detik mendengar kata kata Mama. Apa mama bilang, "dijodohin" yang bener aja, sudah tahun 2021 kok masih mau menganut jaman Siti Nurbaya aja si Eyang. Mamaku memang hebat, sudah berani menentang keinginan Eyang, tapi kalo ujungnya Eyang seperti ini, aku yakin Mama pasti menyesali keputusannya. Sedangkan aku? Aku sudah memiliki kekasih bernama Aldi yang aku pacari sejak 2 tahun yang lalu."'Kan semua juga tau kalo aku sudah punya pacar Ma, ya aku nggak bisa kalo harus sama Juna. Lagian aku nggak kenal sama dia."
"Tapi Nad, sekarang yang terpenting itu kesehatan Eyang, bukan apa yang kamu mau," Adam menatapku dengan tatapan elangnya itu.
"Ya kalo gitu, lo aja kali, Dam yang nikah sama si Juna, gue mah ogah," kataku setelah itu aku meninggalkan ruangan ini karena aku yakin aku akan meledak bila terlalu lama berada di sini.
Dalam keadaan siaga satu seperti ini, satu satunya yang terlintas dikepalaku adalah segera menemui Aldi untuk memaksanya segera melamar dan menikahiku. Terserah Aldi siap tidak siap, hanya itu bukti kesungguhan Aldi dalam menjalin hubungan denganku. Toh usia kami yang sudah 28 tahun bisa dikatakan cukup matang untuk berumah tangga.
Karena aku tau Aldi sedang pulang ke Jogja, aku lajukan mobilku menuju rumahnya di daerah Godean. Ketika sampai di depan perumahan rumah Aldi, aku langkahkan kaki memasuki halaman rumahnya dan karena ingin memberi kejutan pada Aldi, aku membuka pintu rumah itu dengan kunci yang pernah Aldi berikan padaku. Kondisi rumah ketika aku memasukinya sangat sepi, tapi aku tau Aldi ada dirumah karena mobilnya ada di Garasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
#ArjuNada (END)
ChickLitSebagai perempuan modern yang sukses dalam karier, dijodohkan adalah sesuatu yang sangat konyol dalam hidupku. Tapi ketika aku mulai mengenalnya apakah aku sanggup untuk mengubah semuanya, termasuk pandangan hidupnya tentang hubungan dan pernikahan...