16

23K 2.4K 35
                                    

Sharenada Raharja POV

Aku harus mengakui kalo Juna tipikal orang on time pakai banget, jam 8 malam tepat, dia sudah berhasil mengangkutku ke dalam mobilnya.

"Kita penerbangan dari mana, Jun?"

"Dari Adisutjipto ke Soeta, nanti dari Soeta baru ke Narita."

Malam ini beruntunglah Ringroad sedang sepi sehingga kami tidak ketinggalan pesawat.

Ketika kami sudah berada di dalam pesawat aku menatap Juna yang terlihat santai dan menikmati penerbangan kelas economy ini. Walau sudah malam penerbangan ini cukup penuh. Aku berusaha menyesuaikan diriku yang sedikit kurang nyaman di sini, berharap Juna tidak akan menyadarinya.

"Nad, kamu nggak biasa ya terbang pakai kelas ini?"

Aku berusaha tersenyum dan menyembunyikan kebenarannya.

"Biasa aja kok, Jun emang kenapa?" Tanyaku sambil berusaha tersenyum.

"Jangan bohong, beberapa bulan aku kenal kamu, aku sekarang bisa ngerti dikit-dikit ekspresi wajah kamu."

Aku yang biasanya terbang minimal di kelas bisnis tentu saja sedikit tidak nyaman di sini. Tapi yang namanya juga gratisan, masa aku kudu nuntut aneh aneh ke Juna.

Akhirnya aku memilih jujur, mengingat dengan Juna kode kodean tidak akan mempan selain langsung tembak saja.

"Biasanya aku terbang minimal di kelas bisnis, Jun."

Juna tersenyum maklum mendengar pengakuanku.

"Maaf ya, malam ini terpaksa kamu turun kelas dulu, soalnya kita ngejar penerbangan ke Soeta. Nanti dari Soeta ke Narita baru kita pakai first class."

Dan mataku langsung berbinar binar. Akhirnya aku nanti akan tidur dengan nyaman dalam penerbangan selama 7jam 20 menitan itu.

Ketika kami telah sampai di Soeta, sambil menunggu penerbangan ke Narita aku ngobrol dengan Juna. Aku yang malam ini menggunakan setelan serba hitam dan tas dari Louis Vuitton tanpa make up pun masih terlihat menarik perhatian orang orang disekitarku. Tapi kenapa laki laki yang akan menjadi suamiku justru terlihat tidak peduli, cuek padaku.


"Besok-besok bawa jaket, Nad aku nggak mau minjemin jaket."

Aku menghembuskan nafasku. Asli ya, punya claon suami gini banget, romantis nggak, muji cantik dan seksi juga boro-boro. Sepertinya Juna perlu diajak ke dokter mata, siapa tau dia katarak.

"Siapa juga yang mau minjem, aku bawa kok di dalem." Balasku tidak mau kalah darinya.

Pukul 12 malam aku dan Juna sudah dalam pesawat yang akan menuju ke Narita. Dan aku bahagia karena dari 10 kursi yang tersedia, hanya terisi 4 orang sudah termasuk aku dan Juna. Berasa lagi di pesawat pribadi.

"Ada yang seneng kayanya bisa ngorok nanti."

"Haruslah, menikmati first class gitu masa mau dianggurin aja." balasku sambil tertawa di sebelah Juna.

Tidak lama kami ngobrol, aku dan Juna sama sama tidur setelahnya mengingat besok siang kami harus nyumbang alias kondangan langsung."

***

Kami tiba sekitar pukul 8 pagi waktu Jepang . Dan bandara Narita sudah cukup ramai. Ketika kami datang, ternyata sudah ada yang menjemput kami. Aku kira aku akan di ajak ke sebuah hotel oleh Juna, ternyata tidak. Setelah perjalanan hampir satu jam, kami tiba di sebuah rumah tradisional Jepang dengan halaman yang asri terjaga keindahannya .

#ArjuNada (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang