Arjuna Harvito Widiatmaja POV
Siang ini aku menuju ke kantor Nada karena kami harus mencari cincin untuk acara lamaran 2 hari lagi. Semua karena permintaan Eyang. Eyang mau kami langsung tukar cincin. Kata Eyang jika terlalu lama keburu nanti aku berubah pikiran. Andai syarat nikah di KUA tidak banyak, aku yakin Eyang sudah menikahkan kami berdua. Kini aku menelpon Nada begitu aku sampai di loby kantornya.
Tutt ..tutt...tutt...
Tidak lama kemudian telepon itu di langkat olehnya.
"Hallo Jun, kamu sudah sampai?"
"Sudah, aku tunggu di loby, ya?"
"Kamu naik aja dulu. Aku udah bilang sama sekretarisku buat ngasih kamu masuk dan nunggu di ruanganku."
"Memang kamu di mana?"
"Di ruangan atasan. Bentar lagi kelar kok."
"Kalo gitu kamu turun aja. Aku tunggu di loby."
Setelahnya aku tutup telepon itu. Aku melihat sekeliling loby kantor Nada yang terlihat rapi bersih dan cukup nyaman. Kalo dilihat dari Nada yang memiliki sekretaris, aku yakin jabatan Nada di sini cukup tinggi dan penting.
Sekitar 10 menit aku menunggu akhirnya aku melihat Nada keluar dari lift dan berjalan mendekatiku. Satu kata untuk Nada kali ini berdasarkan penglihatan indra penglihatanku yaitu Sexy. Nada begitu terlihat sexy, smart dan tentunya mencerminkan perempuan yang mandiri serta independent. Nada kemungkinan besar jenis perempuan yang tau apa yang dia mau. Aku bahkan yakin Nada adalah jenis perempuan yang menentang paham patriaki.
Mini dress yang dikenakannya begitu pas jatuh di tubuhnya yang bak seorang model, rambut panjangnya digerai. Bermakeup secukupnya. Aku sempat terpana melihatnya. Apakah ini calon pendampingku? Aku yakin selama aku berjalan bersamanya, akan banyak mata laki-laki yang menatap Nada dengan penuh puja. Andai aku terlahir sebagai pria biasa-biasa saja apakah Nada masih mau bersamaku? Sesuai apa yang pernah Nada ungkapkan dulu pada saat awal pertemuan kami, dia menyebut gajinya adalah delapan digit sebulan. Yang otomatis dengan gaji sebanyak itu, maka gaya hidup Nada tidak mungkin ala kadarnya. Mobilnya saja Prius. Dapurnya standart cheff hotel.
"Hai, Jun." Sapa Nada yang berhasil membangunkanku dari pikiran yang tidak-tidak.
"Hei, Nad. Sudah siap?"
"Sudah, yuk buruan." Katanya sambil berjalan mendahuluiku.
Kami akhirnya sampai di parkiran mobil kantor Nada.
"Lho, Jun mobil kamu mana?" Katanya celingukan mencari mobilku.
Aku menuntunnya mendekati Jeep Gladiator Rubicon 2021 warna hitam milikku, yang belum lama ini aku beli. Aku melihat Nada sedikit kaget melihat mobilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
#ArjuNada (END)
ChickLitSebagai perempuan modern yang sukses dalam karier, dijodohkan adalah sesuatu yang sangat konyol dalam hidupku. Tapi ketika aku mulai mengenalnya apakah aku sanggup untuk mengubah semuanya, termasuk pandangan hidupnya tentang hubungan dan pernikahan...