Sebagai perempuan modern yang sukses dalam karier, dijodohkan adalah sesuatu yang sangat konyol dalam hidupku. Tapi ketika aku mulai mengenalnya apakah aku sanggup untuk mengubah semuanya, termasuk pandangan hidupnya tentang hubungan dan pernikahan...
malam ini aku menjemput Nada di rumahnya setelah kemarin sore aku mengirim pesan kepadanya jika aku akan mengajaknya ikut di acara reuni SMA yang diselenggarakan di sebuah hotel. Ketika melihatnya sejujurnya aku jatuh hati. Bagaimana tidak, Nada dengan dress putih model kemben, rambut diurai bisa terlihat begitu cantik. Aku berharap teman temanku SMA tidak akan menyadari bahwa perempuan yang aku "gandeng" malam ini adalah Sharenada Raharja, perempuan yang selalu menghiasi imajinasi mereka ketika masih remaja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jun, baju aku sudah nggak kurang bahan 'kan sekarang?"
Aku hanya tertawa mendengarnya, mau jujur kalo Nada masih terlalu berpenampilan cukup terbuka tapi jam sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Jika harus menunggu Nada berganti pakaian akan lebih lama lagi
Aku menggelengkan kepala.
"Enggak, Nad. Kamu cantik banget malam ini."
Aku melihat wajah Nada mulai dari muka leher bahkan sampai telinga berubah menjadi merah.
"Ya sudah, yuk buruan keburu nanti nggak kebagian makan," Nada mengatakan kepadaku dan kemudian ia jalan terlebih dahulu di depanku.
Sampai di parkiran hotel aku membukakan pintu mobil untuknya dan ketika memasuki loby salah satu hotel bintang 5 di jalan AM sangaji itu, aku melihat beberapa teman laki lakiku memfokuskan pandangannya ke Nada. Aku merasa kurang nyaman dengan tatapan yang mereka berikan ke Nada. Sedangkan Nada yang di tatap seolah dirinya adalah es kelapa muda di siang bolong ketika bulan puasa oleh teman temanku itu hanya cuek saja tidak peduli. Ketika kami memasuki pintu ballroom bukan hanya tatapan para pria yang lebih banyak menatap Nada. Aku menyadari tatapan beberapa teman perempuan yang menatap penuh minat padaku. Aku adalah orang yang cukup ramah dan luwes dalam bergaul tetapi malam ini aku harus berterima kasih kepada Nada karena mau menjadi tamengku sehingga para teman wanitaku sedikit lebih berfikir untuk mencoba meminta hal lebih padaku. Layaknya nomer handphone, pertemuan kembali setelah acara reuni dan sekedar jalan.
"Hai, Jun," aku mencari sumber suara itu dan aku temukan Angga sedang melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum dan segera menggandeng Nada menuju ke Angga.
"Wah, lama mggak kelihatan ternyata udah punya gandengan aja lo. Kenalinlah ke gue, siapa namanya?"
Aku tersenyum dan mengenalkan Nada.
"Nad, kenalin ini Angga, teman sebangku aku dulu."
"Nada."
"Angga."
Aku melihat Nada menyalami Angga dan beberapa teman lelakiku sudah berjalan mendekatiku. Ketika teman temanku hampir sampai kepadaku dan Nada, Nada ijin mencari toilet sebentar. Aku hanya mengangguk sebagai respon atas persetujuanku.
"Wah, padahal kesini mau kenalan sama nyonya, malah nyonya kabur," gumam Jefri ketika kami telah berkumpul jadi satu. Di situ ada aku, Angga, Jefri, Tio dan Lukman.