8

28.8K 2.6K 48
                                    

*untuk part edisi gunung ini terinspirasi dari pengalaman saya mendaki dari tahun 2012 -2017 *

-selamat membaca -

_____________________________________________
_____________________________________________

Arjuna Harvito Widiatmaja POV

Semalam akhirnya aku menelepon Nada setelah 5 hari kami tanpa saling memberi kabar apapun selepas acara reuni SMA-ku kemarin. Aku sengaja meneleponnya karena ingin menanyakan tentang acara besok, apakah ia jadi ikut atau tidak, hanya berjaga jaga saja siapa tau Nada mundur di detik-detik akhir.

Tutt...tuuttt...tutt... 

"Halo, Jun."

"Halo, Nad, aku mau nanyain besok kamu jadi sama teman-teman kamu buat ikut aku ke Merbabu?"

"Jadi, Jun. Jam berapa, ya kita ketemuan dan mau ketemu dimana?"

"Kalo bisa sampai basecamp sih siang aja biar istirahat dulu, kita start jalan setelah isya'. Aku jemput aja gimana? kebetulan aku naik motor sih, Nad."

"Duh, Jun kayanya nggak mungkin aku nebeng kamu, soalnya aku kudu nunggu si Deva kelar acara survey lahan baru buat resort di daerah kaliurang sama boss-nya. Jadi kemungkinan Deva siang baru kelar sampai sana bisa sore. Aku usahain sebelum maghrib sudah sampai sana. Kamu bisa nanti share lock, ya?"

"Okay, kalo gitu sampai ketemu besok. Bye, Nad."

"Bye, Juna."

Aku langsung mematikan telepon dan berharap semoga Nada betul-betul bisa menemukan basecamp-nya. Semalam aku sudah mempacking seluruh kebutuhanku. Hanya tinggal berangkat saja besok.

***

Sabtu siang aku sudah sampai di basecamp wekas. Di sana sudah mulai ramai para pendaki yang sudah mulai turun dan ada yang akan naik, aku termasuk yang menyukai mendaki di malam hari untuk menuju ke atas. Rencananya hari ini temanku yang ikut mendaki di Wekas diantaranya ada Prima, Sultan, Nico, Rio, Manda dan Fita. Usia mereka semua ada di bawahku. Aku mengenal mereka ketika mendaki di Merapi tahun lalu.

"Mas Juna, sini, Mas," aku menoleh dan melihat Manda melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum dan menuju ke mereka. Ternyata mereka sudah sampai di sana semuanya.

Aku meletakkan cerrier dan duduk di sebuah kursi. Aku melihat Prima sedang dangdutan dengan music koplonya sampai tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

"Hai, Mas. Tekan kene jam piro?" Tanya Sultan padaku. Ia mengambil posisi duduk di sebelahku dan langsung menikmati intel nya alias indomie telur. (*Hai, Mas. Sampai sini jam berapa?)

"Lagi wae*." (*baru saja)

"Katanya teman lo ada yang mau ikut, Mas, mana kok nggak kelihatan?"

"Teman gue nanti mungkin rada sorean sampai sininya, Fit."

"Oh, cewek atau cowok, Mas?"

"Kenapa?" Tanyaku pada Fita.

"Ya kalo cowok 'kan lumayan buat cuci mata."

#ArjuNada (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang