Luka Yang Harus Dikeringkan

8 0 0
                                    

Beberapa orang mulai datang memenuhi ruangan kantor tempat kerja. Salah satu satpam bernama Pak Pak Rudi yang pernah sangat akrab dengan Himawan saat ia masih bekerja ditempat itu, terlihat berkeliling untuk menjaga keamanan.

Suasana kantor yang terdengan sunyi, hanya terdengar suara ketikan dari keyboard dan kertas yang keluar dari alat printer. Pak Rudi mulai memasuki ruangan kantor hingga membuat suara sepatu terdengar jelas di ruangan. Ia memasuki ruangan Pak Restu salah satu manager di perusahaan ini yang sedang ada meeting di tempat lain. Ketika pintu dibuka terlihat Pak Yodi yang sedang mencari sesuatu tiba-tiba ia terlihat memasang wajah panik.

"Loh, Pak Yodi," ujar Pak Rudi sambil mengerutkan dahi, "Lagi ngapain , Pak?" Lanjutnya.

"Ah kamu, udah sana! Saya disuruh ambil berkas kesini," Usir Yodi sembari berpura-pura menyiapkan kertas, "Udah sana, aman." Kilahnya.

Seketika Pak Rudi langsung kembali menutup pintu ruangan itu dengan wajah kebingungan namun ia tak mau banyak tahu lebih dalam lalu lanjut ia kembali ke pos satpam.

Di pos terlihat ada Bu Tuti yang sedang menelpon seseorang. Setelah selesai ia langsung menyapa Pak Rudi lalu sedikit menanyakan perihal keamanan di kantor dengan wajah yang penasaran.

Hampir dua bulan Bu Tuti tidak bekerja di tempat itu lagi, dikarenakan posisinya sudah digantikan oleh Yodi yang kebetulan kini sangat dipercaya oleh Pak Restu sebagai manager. Menurut informasi yang tersebar dan masuk ke telinga Bu Tuti, perusahaan itu perlahan mengalami kerugian, entah mengapa hal itu terjadi membuat Bu Tuti semakin ingin mencari sebabnya.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, Bu Tuti mencari informasi melalui Pak Rudi, atau Pak Kumis yang biasa dipanggil semua karyawan karna kumisnya yang sangat tebal dan melintang.

Bu Tuti meminta kepada Pak Kumis untuk mencari tahu apa yang terjadi lewatnya, lalu Pak Kumis mulai menceritakan kepada Bu Tuti tentang yang terjadi di kantor belakangan ini

"Pak, kalau boleh tau, belakangan ini dikantor ada kabar apa aja?" Tanya Bu Tuti.

"Gak ada sih Bu, paling cuma udah ada beberapa orang aja yang keluar dari perusahaan ini," jawab Pak Kumis dengan nada datar.

"Oh iya? Keluar kenapa? Berapa orang yang keluar?" Bu Tuti menatap lamat-lamat

"Udah ada empat orang Bu, biasanya sih alesannya hampir semuanya sama, karna gak tahan sama sikap Pak Yodi," Terang Pak Kumis "Dan yang paling parah sih sama Himawan, waltu itu sampe berantem, Bu."

"Terus, saya juga baru aja sedikit curiga sama Pak Yodi dan perlakuannya itu, dan tadi pun saya liat ada di ruangan Pak Restu, cuma dia yang berani masuk ke ruangan itu selama ini," Pak Kumis menghela nafas.

Setelah Pak Kumis bercerita singkat, Bu Tuti langsung pergi meninggalkan tempat itu dengansedikit tergesa-gesa seperti mendapatkan jawaban yang sangat berharga dari Pak Kumis. Terlihat Bu Tuti menaiki Mobil lalu menyapa Pak Kumis di Pos keamanan.

Tak lama kemudian, Pak Yodi keluar dari gedung kantor berjalan menuju parkiran. Pak Kumis hanya memperhatikan langkahnya yang terlihat cepat.

"Berangkat meeting ya, Pak?" Tanya Pak Kumis.

"Iya nih, saya buru-buru," balas Yodi langsung menaiki mobilnya.

Hari semakin siang. Dari dalam pos keamanan Pak Kumis sedang berjaga santai sambil menikmati secangkir kopi dan mendengarkan radio yang sedari tadi menyala memutar lagu barat. Karena tidak mengerti ia segera mengganti saluran yang memutar lagu yang dangdut.


Jam istirahat karyawan mulai tiba. Ia mulai kembali berjaga di depan pos untuk memastikan keamanan di sekitar. Tak lama kemudian seseorang karyawan wanita menghampirinya dengan wajah kusut melangkah perlahan.

Hima & Catatan Yang Hilang [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang