Sambil menikmati kopi dan beberapa gorengan yang tersedia, mereka langsung memutuskan untuk berangkat menuju jalur tempat tujuan.
Mobil berjalan di jalanan yang kasar berbatu. Pemandangan indah mulai terlihat, gunung menjulang tinggi dengan tatapan sombong di atas sana. Terlihat di sekeliling beberapa kebun sayur berderet sepanjang memasuki tempat parkir mobil nanti.
Mobil sampai di tanah yang datar dan sedikit halus dibanding tadi. Ada sebuah pos dan dua mobil yang terparkir, mungkin pendaki lain yang juga sedang mendaki gunung.
Mereka mulai turun bersemangat melihat pemandangan di bawah sana. Pepohonan hijau dan langit yang cerah menghiasi alam yang indah itu.
Himawan langsung mengurus surat izin pendakian di pos itu ditemani Anna. Sedang Tata, Gumi, dan Mikha sedang beristirahat duduk sambil menikmati pemandangan.
"Wah, indah banget ya pemandangannya," seru Mikha,
"sama kaya Tata indahnya," lanjutnya menggombal.
"Apa si!?" Geram Tata jengkel.
"Bener, kamu tuh indah banget, apalagi kalau lagi marah-marah gini," Rayu Mikha membuat Gumi hanya menggeleng-geleng kepala.
"Wan, perkiraan kita besok start jam berapa?" Tanya Gumi kepada Himawan yang baru selesai mengurus surat.
"Kemungkinan, kita bakal mulai pendakian besok jam enam pagi."
"Nanti malam, kita istirahat dipos dulu aja, kebetulan tadi gue liat cukup luas tempatnya buat tidur." Terang Himawan.
***
Hari semakin gelap, jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Mereka sudah meletakkan peralatan tidur di pos untuk nantinya akan beristirahat di sana.
Dimalam hari, mereka langsung menuju tanah datar menggelar matras untuk mereka duduki. Gumi langsung menyiapkan kompor kecil untuk memasak mie instan dan kopi. Sedangkan Tata dan Anna memotong beberapa sayuran yang akan ditambahkan di mie nya nanti.
Udara dingin menembus kulit, untung saja mereka telah menggenakan pakaian tebal yang sedikit mengurangi tusukan hawa dingin.
Setelah hidangan telah selesai dibuat, mereka langsung segera menyantap selagi hangat bersama-sama. Seberes makan mereka langsung menikmati kopi yang sudah tersaji untuk menghangatkan badan mereka.
Himawan dan Anna terduduk di kursi melihat pemandangan langit yang berbintang terang, sementara mereka bertiga sedang berdongeng sampai lupa untuk bertengkar seperti biasa.
"Udah lama aku gak naik gunung, sekalinya naik gunung dapet kejutan bisa sama kamu," Buka Himawan.
"Tapi aku ngerasa ragu," lanjutnya.
Anna menatap Himawan di kegelapan dengan lamat-lamat lalu berkata, "Ragu kenapa Wan?" Tanya Anna penasaran.
"Aku ragu kalau aku bisa kembali lagi sampai lagi kerumah," ujarnya resah
"aku ngerasa ada firasat buruk," terang Himawan membuat Anna sedikit kurang nyaman dengan perkataan Himawan barusan.
"Engga, kamu gak boleh berpikiran seperti itu!"
"Kita disini bukannya mau liburan?"
"Kenapa kamu malah bilang begitu?" Murka Anna.
![](https://img.wattpad.com/cover/243625689-288-k608258.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hima & Catatan Yang Hilang [Revisi]
RomanceKehilangan adalah hal paling menyakitkan, terlebih orang yang sangat sangat disayangi. Banyak proses untuk menyembuhkan yang tak semudah memejamkan mata. Namun yang hilang bisa berganti dalam bentuk lain. Seperti dalam kisah ini, Seorang lelaki bern...