Himawan mulai lega setelah mendapatkan penjelasan yang cukup panjang dari Genta. Begitupun dengan Mikha dan yang lainnya yang sedari tadi hanya mendengarkan cerita mereka akhirnya mengerti.
***
Mereka sempat berhenti dan diam sejenak setelah berhenti di depan goa lalu Himawan bertanya, "Goa itu kamu yang buat?"
Genta mendengus pelan lalu menjawab, "Bukan, aku cuma bikin pintunya aja" jelasnya santai.
Mereka mulai melakukan perjalanan turun ke pos awal mereka memarkirkan mobil. Di dalam perjalanan, Genta memimpin perjalanan seolah ia seperti peta yang menunjukkan jalan.
Sambil berjalan Himawan mengobrol dengan Genta didepannya,
"Kamu tinggal di goa tadi ya?" Tanya Himawan sambil berhati-hati melangkah.
"Itu salah satunya, tapi masih banyak goa lain disini yang aku jadikan tempat istirahat."
"Dan lebih tepatnya, aku suka berpindah-pindah, tergantung jika aku berburu untuk makan dimana," Jelas Genta jalan yang melangkah pelan menuruni jalan curam lalu mengulurkan tangan kepada Himawan. Lalu Himawan membantu yang lain turun dan terakhir Gumi paling belakang.
"Lalu kamu makan apa di hutan?" Tanya Tata yang penasaran.
"Aku cuma makan tumbuhan dan buah,"
"Kadang kalau lagi bosan, aku makan orang." canda Genta membuat mereka terdiam panik lalu tertawa terbahak bersama.
Tak terasa 100 meter lagi mereka sudah hampir sampai di pos dekat parkiran mobil. Perjalanan pulang justru membuat mereka tidak terlalu lelah, ditambah mereka sambil berbincang dengan cerita hidup Genta yang sudah ia ceritakan sambil berjalan. Bahwa ia senang hidup di hutan di banding di kota, karna di hutan ia merasakan kedamaian dalam diri yang sebenarnya tidak bisa mereka pahami apa kedamaian itu sebelumnya.
Namun mereka mulai mengerti setelah Genta bilang bahwa ia tak ingin berlomba untuk menjadi sesuatu di mata orang lain, karna yang terpenting adalah bagaimana ia bisa bebas dengan kemauannya sendiri selama tidak merugikan orang lain.
"Aku anter sampai sini aja ya," ucap Genta dengan nada lembut.
"Kamu gak mau ikut kita?" Tanya Gumi yang direspon setuju dengan yang lain.
"Iya betul, ikut aja." Kata Gumi.
"Sebagai gantinya, kita akan menjadi kawanmu," Tutur Himawan sambil memegang pundak Genta.
Genta menarik nafas lalu berseru, "Aku memilih disini. Aku senang membantu kalian yang masih mau mencintai alam dan menyukainya, aku tahu itu."
"Terimakasih untuk tawarannya, suatu saat kita akan bertemu kembali," jelas Genta lalu ia pergi meninggalakan mereka.
Suasana hening sejenak, seketika semua merasa terharu dengan semua yang terjadi ini. Belum pernah mereka mendapatkan kejadian ini sebelumnya.
"Genta!" Seru Himawan yang tidak digubris oleh Genta sama sekali.
"Terimakasih!" Kata Himawan sambil senyum.
***.
***
3 jam mereka melakukan perjalanan yang panjang akhirnya sampai juga di kota. Gumi dan Mikha terlihat masih tertidur pulas karna kelelahan. Mobil tiba di depan kost Himawan. Tata dan Anna keluar dari mobil sambil menggendong ransel yang kini isinya lebih ringan.
Himawan masuk ke dalam kamar untuk mengambil karpet untuk duduk di lantai bersama, lalu ia membuat minuman dingin yang sudah disediakan. Gumi dan Mikha akhirnya bangun lalu kembali tergelatak di atas karpet, mungkin karna masih ngantuk.
"Bangun woy!" Seru Tata sambil melempar sesuatu ke wajah Mikha.
Seketika Mikha bangun dengan mata masih menyipit tanda masih mengantuk.
"Kenapa Tata?" Katanya dengan nada malas.
"Kamu kangen aku ya?" Ujarnya kepedean.
Tata hanya membuang tatapannya malas. Anna dan Himawan hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua. Lalu mereka saling menatap ragu, namun Himawan membuang pandangannya seolah tak perduli.
Anna hanya bisa terdiam bingung dengan sikap Himawan yang seolah semakin menjauhi Anna. Ia tak tahu apa yang terjadi dengannya. Anna menatap tajam lengan Himawan yang terlihat berdarah akibat terkena kayu kemarin saat berjalan. Anna langsung meraih lengan Himawan namun langsung mengibaskan tangan nya acuh.
Kamu kenapa sih wan?apa salah aku? Ujar Anna dalam hati.
Hari semakin sore, seberes beristirahat di teras kost Himawan, Gumi mangajak pulang yang langsung disetuju yang lain.
"Semua,"
"Jangan nyesel ya, kapan-kapan kita sempetin buat naik gunung lagi," seru Tata lalu tersenyum lebar.
"Gue seneng kok, dan gak nyesel sama sekali. Malah gue seneng banget."
"Mau naik gunung lagi hari ini juga ayo. Yang penting sama Tata," celetuknya dengan wajah bodoh tersenyum-senyum aneh lebih mirip joker.
"Makasih ya Ta," Ucap Anna lalu memeluk Tata.
"Makasih semuanya," lanjutnya lalu menatap yang lain kecuali menatap Himawan ragu.
Lalu Anna memberanikan diri menatap Himawan lalu berkata, "Makasih banyak, Wan."
Himawan hanya mengangguk tanpa menatap Anna sama sekali lalu berkata, "Ya," jawabnya datar.
Sebuah motor datang yang kala 2 hari lalu mengantar Tata datang ke sini. Tata menaiki motor itu lalu berangkat sambil melambaikan tangan. Mikha dan Gumi sudah mulai pergi menaiki mobilnya dan begitupun dengan Anna.
Sementara Anna berjalan kaki menuju rumahnya dengan perasaan tidak enak. Bagaimana tidak, sebelumya hubungan mereka baik-baik saja, namun kini Himawan terlihat tidak memperdulikan Anna sama sekali, bahkan menjadi seperti orang asing tidak saling bertanya.Ada apa wan? Kenapa kamu jadi seperti ini? Apa salahku? Dan kenapa kamu menjauh disaat aku mulai merasa semakin dekat, gumam Anna sambil berjalan lunglai.
![](https://img.wattpad.com/cover/243625689-288-k608258.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hima & Catatan Yang Hilang [Revisi]
Roman d'amourKehilangan adalah hal paling menyakitkan, terlebih orang yang sangat sangat disayangi. Banyak proses untuk menyembuhkan yang tak semudah memejamkan mata. Namun yang hilang bisa berganti dalam bentuk lain. Seperti dalam kisah ini, Seorang lelaki bern...