Bagi sebagian orang, rasa rindu adalah ingin bertemu dan melihat sosok orang yang dirindukan. Namun bagi Himawan, rasa rindu adalah ketika hati terasa hampa dan gersang, seolah kehidupan mendadak berhenti untuk waktu yang terasa sangat lama.
Ada sesuatu yang Himawan rasakan saat ini, ia seperti merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya, yaitu di saat perasaannya perlahan ada yang mengisi entah itu apa, bahkan ia tidak mengerti bahwa ia harus senang atau sedih, karna yang ia rasakan justru merasa kehilangan namun ada sesuatu yang muncul dengan bentuk lain.
Hari ini, di sore hari selepas Himawan menyelesaikan tugasnya membuat tulisan promosi, ia pulang lebih awal dari biasanya. Terlihat Mikha dan Gumi yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya.
Hari ini bengkel cukup ramai seperti hari kemarin, dan ini menjadi hari kedua bengkel Gumi mendapat pelanggan dari berbagai orang yang mengetahui dari spanduk yang ia sebarkan bersama Mikha beberapa hari yang lalu.
Hari ini Himawan ingin menemui sesorang yang sebelumnya sudah ada janji dengannya untuk melihat mobil Himawan yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Mereka bertemu di sebuah mall paling terkenal dikota sebelum akhirnya pergi kekost Himawan untuk mengecek mobil milik Himawan.
Sesampainya di kost seorang lelaki menggunakan celana pendek dengan rambut yang keriting sedang mengecek mobil Himawan, ia melihat kedalam mobil dan memperhatikan seluruh bagian mobil.
"Kalau dari saya sih udah cocok sama mobilnya, cuma dari kerusakan di velg mungkin saya minta dikurang lagi harganya," ujar lelaki itu.
Himawan terlihat berpikir sebentar untuk memikirkan harga yang pas untuk menjual mobilnya, "Yaudah, Pak, sesuai harga yang kemarin saya bilang tapi saya kurangin gak terlalu banyak, ya." Himawan mengangguk.
"Oke, kalau gitu ini DPnya, sekarang saya pulang dulu mengajak teman saya biar dia bawa mobil nya," lelaki itu tersenyum lalu pergi.
Sebenarnya Himawan sangat berat untuk menjual mobilnya, karna itu adalah kenang-kenangan atas kerja kerasnya walau memang mobil nya sudah tua dan harganya murah, namun justru hal itu sangat memenuhi kebutuhannya memiliki kendaraan bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk kebutuhan keluarganya.
Bukan tanpa alasan ia menjual mobilnya, banyak yang sudah ia pikirkan sebelum akhirnya ia benar-benar menjualnya. Faktor lain nya adalah ia sudah hampir kehabisan uang tabungannya, kebutuhan sehari-hari dan ia harus mentransfer uang untuk ibunya.
Himawan belum memberi tahu tentang berhenti dari tempat kerjanya, dan sampai ia menjual mobilnya pun tidak memberi tahu Ibunya, ia takut membuat beban pikiran jika mengetahui hal yang sedang ia alami, oleh karena itu ia memilih untuk menyimpannya sendiri.
Langit sudah menghilangkan cahayanya, dari dalam kamar Himawan terduduk di kasur sambil memandangi foto-foto kenangan indah bersama Syena, ia mengingat pertemuan awal bersamanya, dan membayangkan semua sikap baik Syena terhadap dirinya. Syena sangat mampu membuat Himawan tersentuh hatinya, membuat ia semakin jatuh kedalam cinta yang sangat dalam.
Namun semua hanya kekosongan yang ia rasakan, semua ini terjadi tanpa pernah ia bayangkan sebelumnya. Di ruangan yang sunyi dan disinari lampu kamarnya ia memandangi foto saat ia naik gunung, hal itu membuat suasana hatinya merasa senang dikala sedih, seperti pelangi saat awan sedang mendung.
Ia meraih lagi tas ransel yang sering ia gunakan untuk mendaki gunung. Ia membuka resleting tas itu, walau tas nya kosong namun ketika dibuka banyak kenangan yang ia temui di dalam tas itu.
Pukul tujuh malam, terdengar suara klakson dari luar kost Himawan, seketika Himawan bangkit dari posisi tidurnya untuk menuju keluar kamar kost. Terlihat lelaki yang membeli mobilnya tadi sore kini yang datang bersama satu orang lelaki separuh baya menggunakan kacamata. Dengan sedikit berbincang lelaki itu menyerahkan uang yang sebelumnya belum dibayar penuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hima & Catatan Yang Hilang [Revisi]
RomansaKehilangan adalah hal paling menyakitkan, terlebih orang yang sangat sangat disayangi. Banyak proses untuk menyembuhkan yang tak semudah memejamkan mata. Namun yang hilang bisa berganti dalam bentuk lain. Seperti dalam kisah ini, Seorang lelaki bern...