Kesibukan Himawan di bengkel membuatnya merasa butuh waktu untuk refreshing. Begitupula dengan Gumi dan Mikha. Himawan teringat akan ajakan naik gunung bersama kepada Gumi waktu itu.
Seberes bekerja hari ini, Himawan tidak langsung pulang. Ia ingin membicarakan sesuatu kepada Mikha dan Gumi yang sibuk dengan handphonenya masing-masing.
"Eh...bro..." kata Himawan mendekati Gumi dan Mikha.
"Liburan kuy!"
"Waktu itu kan gue ngajak lo buat naik gunung Mi, ayolah kita gasken meluncur."
"Emang lo pada gak bete apa??"
"Kuy!" Sahut Gumi dengan bersemangat.
"Serius?ayolah, gue pengen banget coba naik gunung."
"Okeee kalau gitu, fix yaa. Minggu depan gimana? Biar kita ada waktu luang buat olahraga dan persiapan kesana." seru Himawan bersemangat.
"Okaay berangkaaat kitaaaa." Ujar Mikha langsung bangkit dari duduknya.
Himawan langsung pulang menuju kostnya dengan hati yang sangat bahagia, lelah hari ini digantikan dengan langit sore yang memerah indah. Himawan turun dari angkutan umum tepat di gang kostnya. Ia berjalan melewati depan rumah Anna.
"Annaaaa!" Teriak Himawan sambil melihat kedalam rumah.
"Iya bentaaar," Terdengar suara Anna sayup dari dalam rumah.
Ckrek! Pintu terbuka lalu Anna keluar sambil senyum-senyum.
"Eh ada apa nih tumben banget akhirnya nyamper kesini hehehe," lanjut Anna dengan nada konyol namun merasa senang Himawan datang.
"Iya aku baru pulang, aku kesini mau ngajak kamu minggu depan naik gunung, waktu itu kamu bilang mau kan?" Terang Himawan dengan wajah santai.
"Mmmm," Anna mengetuk-ngetuk dagu dengan tulunjuk.
"Ayoooo, aku mauuuu..." Teriak Anna kegirangan membuat Himawan tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan Anna.
"Okeee... kalau gitu nanti siapin bawaan pribadi okeee. Kalau alat nanti pake punya aku aja, kan aku punya dua."
"Oh iya, jangan lupa nanti olahraga yaa, biar nanti gak kaget kamuu hehehe," lanjut Himawan nada konyol
"Oke siap..."
***
Jam sudah pukul delapan malam, Himawan terlihat sedang menunggu panggilannya diangkat oleh Tata.
"Halo, Himawan. Ada apa? Tumben nelpon.""Ada perlu."
Himawan menceritakan bahwa Syena telah menghubungi dirinya beberapa hari lalu. Himawan juga menceritakan bahwa ia sudah tak ingin diajak balikan dengan Syena. Namun hubungan mereka tetap baik-baik saja.
"Oh iya Ta, gue mau ajak lo naik Gunung. Kira-kira lo mau gak?"
"Ayo, udah lama gue gak naik gunung, emang kapan Wan?"
"Minggu depan Ta, Gimana?"
"Nanti gue liat planning dulu, kalau kosong gue kabarin oke"
"Siap, harus kabarin gue Ta."
Himawan menutup telpon. Ia kembali memandangi langit dari jendela. Batinnya kali ini terasa sudah hampir sempurna dari rasa sakit dia sudah mengikhlaskan segala yang terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/243625689-288-k608258.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hima & Catatan Yang Hilang [Revisi]
عاطفيةKehilangan adalah hal paling menyakitkan, terlebih orang yang sangat sangat disayangi. Banyak proses untuk menyembuhkan yang tak semudah memejamkan mata. Namun yang hilang bisa berganti dalam bentuk lain. Seperti dalam kisah ini, Seorang lelaki bern...