Keping Kesembilan: Rumah Bukan Rumah

63 20 20
                                    

Kalau kalian mau lebih relate dan mau tahu, gimana sih rasanya jadi Gia, bisa dengerin lagu yang ada di atas ya. Lagu ini kebetulan lagu kesukaan aku. Sengaja banget pilih lagu ini, karena terkadang aku ngerasa kalau aku ini Gia sewaktu-waktu

Kalau kalian mau dengerin lagu-lagu yang sering dipakai di sini, bisa follow playlistnya Mahes sama Gia di Spotify!

Kalau kalian mau dengerin lagu-lagu yang sering dipakai di sini, bisa follow playlistnya Mahes sama Gia di Spotify!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat befantasi!


Menteng. Salah satu bagian dari hiruk pikuk Jakarta. Kawasan orang beruang kalau kata orang-orang. Rumah-rumah kokoh bergaya Eropa banyak didirikan di tempat ini. Menjulang tinggi tak kenal rendah hati. Bahkan, kalau pilarnya bisa menyentuh langit, orang-orang di sana akan semakin berbangga dan bersenang hati.

Ketika Mahes mengantarkan Gia pulang untuk pertama kali, laki-laki ini sempat rendah diri. Saat Gia menyebutkan nama kompleks perumahan tempat dimana ia tinggal, Mahes benar-benar ingin jadi patung saja.

Kompleks perumahan Gia adalah sebuah kompleks tempat tinggal orang-orang berkasta tinggi di daerah Menteng. Orang-orang dengan gengsi sebesar batok kelapa, yang setiap hari tidak perlu mengais rezeki lagi karena rezeki akan datang sendiri menghampiri mereka. Mata Mahes melalang buana, melihat betapa gagahnya mobil-mobil terparkir di depan setiap rumah di tempat ini.

Mahes merinding seketika. Harga mobil-mobil tersebut bahkan tidak akan pernah setara dengan penghasilannya sebagai barista selama bertahun-tahun. 

Nyali Mahes sempat menciut karena mobil kepunyaannya hanyalah sebuah Hyundai Tucson warisan bekas pakai dari sang ayah. Ingin rasanya Mahes menukar tambah mobilnya dengan mobil lain yang jauh lebih layak. Setidaknya hanya dua puluh menit saja, untuk mengantarkan Gianina dengan selamat sampai ke rumah.

Ini memang sudah yang kedua kali, tetapi Mahes tetap malu. Tidak tahu, Hyundai Tucson yang biasanya selalu dirawat dan dibanggakan, hari ini dimaki habis-habisan oleh Mahes. Sempat berpikir, kalau saja dirinya berhasil lulus seleksi Akpol saat itu. Hidup dan perjalanan Mahesvara pasti jauh lebih sejahtera dari hari ini.

Mahes menghela napas ketika mobilnya berhasil sampai di depan rumah megah milik Gia. Rumah dengan konsep Eropa futuristik, berlapiskan pilar-pilar berwarna putih tulang dengan corak keramik hitam super kecil. Atapnya terlihat lebih mewah dari atap istana. Mahes bahkan bisa melihat adanya dua patung berbentuk kuda, mengapit air mancur yang terletak tepat di tengah pekarangan rumah Gia.

Merakit [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang