Sebenarnya, selalu ada yang peduli padamu, tapi kerena sibuk pada pikiran-pikiran burukmu sendiri, kau tak menyadari itu.
***
"Hai, maaf boleh nanya, ruangan guru di mana yah?" Tanya gadis berkaca mata itu dengan merekahkan senyum manisnya.Gadis di depannya yang duduk di bangku koridor dengan sebuah buku di tangan tak menggubrisnya, membuat sang gadis yang bertanya menjadi dongkol.
"Maaf, emm...Kak?" Panggil gadis itu lagi ragu-ragu.
Gadis yang duduk itu akhirnya menatapnya dengan jengah. "Saya murid baru!" Ucapnya padat dan jelas.
"Oh, maaf, aku pikir kamu kakak kelas, soalnya bisa santai banget duduk di sini."
"Oh iya, namaku Karina, kalau kamu?" Karina mengulurkan tangan untuk menjabat.
"Arunika!" Ucap gadis itu kemudian pergi begitu saja tanpa menjabat tangan Karina ataupun basa-basi lainnya.
Karina semakin merasa dongkol diperlakukan seperti itu. Dia sudah berusaha sebaik mungkin, seramah mungkin, apa yang salah dengan dirinya, memang gadis tadi yang aneh.
"Apasih!! Gue bisa maklum kalau itu kakak kelas, tapi dia kan seangkatan gue, sombong banget, kayak anak direktur aja!!"
Semenjak hari itu, muka Karina selalu masam saat melihat Arunika. Ia tidak dendam sebenarnya, hanya saja, yah ia sedikit mengharapkan permintaan maaf dari gadis itu, atau setidaknya menyapanya juga dilain waktu sebagai teman sekelas.
***
"Nurul, Nurul cantik jangan gitu dong, Nurul cantik banget loh kalau baik." Entah sudah yang keberapa kalinya Bayu mengucapkan kalimat yang sama, berusaha menggombal siswi teladan kelas sebelah agar tak melaporkannya ke guru BK karena ketahuan nyolong pulpen sepulang sekolah.
"Nurul, kalau lo gak laporin kita berdua, hasil jual pulpen ini kita bagi tiga deh, buat beli mie ayam," tambah Andre sembari mengedip-ngedipkan matanya.
Tapi Nurul masih tak menggubrisnya, ia sibuk mencatat materi ulangannya minggu depan.
"Nurul cantik, piu piu!!"
"Kalau kau suka hati katakan Nurul cantik!!" Nyanyi Andre yang disambung dengan semangat oleh Bayu.
"NURUL CANTIK!!"
"Kalau suka hati katakan Nurul cantik!!"
"NURUL CANTIK!!"
"Kalau kau suka hati, mari kita lakukan kalau kau suka hati mari teriakkan!!"
"NURUL JULING!!!" Teriak Andre dan Bayu bersamaan, melihat Nurul tak juga menggubrisnya, lalu keduanya lari sekencang mungkin keluar dari kelas 11 IPA 1 itu.
***
Semenjak jam istrahat, Arunika tak pernah keluar kelas. Karena ia yakin, di manapun ia pergi, ujung-ujungnya pasti bertemu Abi ataupun Gio.
Untung saja saat ini semua murid sibuk mengisi perut di kantin, jadi ia bisa bernafas dengan tenang. Bahkan Abi pun sudah pergi sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Teen FictionArunika, tak sehangat matahari pagi. Arunika justru dikenal sebagai gadis dingin yang tidak ingin punya teman. Misterius dengan kedinginannya yang menyimpan banyak luka masa lalu, menjadikannya gadis yang tak percaya akan kehangatan suatu hubungan...