Stage 12: Serangan Dadakan

384 117 133
                                    

➤ Pemukiman Suku Ogre Merah

Malam menjelang, warna gelap memenuhi dunia belahan ini. Sinar rembulan tertutupi gumpalan awan gelap membuat suasana dan bayangan kegelapan menyemai. Suasana yang cocok untuk meluncurkan sebuah serangan dadakan.

Kami mengawasi dari sebuah bukit yang posisinya strategis untuk digunakan sebagai tempat pengintaian. Aku sekarang menggunakan jubah hitam malam untuk kamuflase serta sama halnya dengan bawahan Dark Elf-ku yang seragam hitam kelam. Senjata sudah digenggaman tangan, serangan siap diluncurkan kapanpun.

Dari pengintaianku, dapat diasumsikan jumlah penduduk Ogre merah adalah sekitar 400 orang, kurang lebih.

Dikala mereka semua sudah terlelap dalam tidur, kami turun dari bukit dengan mengendap-endap berencana menghancurkan desa dan membuat kekacauan.

"Hancurkan dan kacaukan semuanya!"

Aku bersembunyi di bayang-bayang rumah, melihat beberapa dari mereka menyadari serangan ini dan keluar dari rumah mereka bersama perasaan marah besar.

"Siapa yang berani?! Kalian...!!"

"Para Elf menyerang! Bangun para berandalan, kita harus menghalau mereka!!" teriaknya cukup santer, Ogre merah yang keluar dari semayamnya mulai bergerumul.

"Sudah saatnya, berpencar dan buat kekacauan sebanyak yang kalian bisa! Saat waktunya tiba kita kembali ke titik kumpul awal!" Ghein mengambil kendali perintah saat aku memisahkan diri.

Mereka berpencar ke segala arah sesuai rencana. Membuat susunan pasukan Ogre merah yang baru saja terjaga menjadi ling-lung. Pasukan mereka ikut terpecah, meski mereka memiliki fisik dan regenerasi luar biasa mustahil bagi mereka bisa menangkap para Dark Elf itu, terutama dalam gelapnya malam.

"Kejar para bajingan itu! Jangan biarkan mereka seenak jidatnya mengacaukan desa kita!!"

Seorang Ogre merah dengan wajah garang berteriak nyaring. Membuat gendang telingaku sempat berdenging, dia memiliki tubuh merah darah dengan bekas luka di sekujur tubuhnya yang tambun. Memiliki tubuh paling besar diantara semuanya, dapat kupastikan dirinya adalah pemimpinnya.

Baiklah, ketika fokus utama mereka teralihkan untuk menyerang para penyusup. Aku akan memanfaatkan celah itu untuk melakukan penjarahan.

Dari pengawasanku sewaktu di atas bukit, ada sebuah rumah yang terlihat lebih besar dan sederhana dari semuanya. Kuasumsikan mungkin saja itu adalah tempat menyimpan makanan atau semacam persediaan mereka.

'Ini dia!'

Aku membuka pintu besarnya dengan hati-hati, dan menemukan tempat ini tanpa penjagaan. Yang lebih mengundang ketertarikanku adalah ruangan besar yang dipenuhi oleh makanan yang mereka kumpulkan, ini semuanya menggunung. Aku tersenyum jahat dibuatnya.

"Akan kusikat semuanya!"

Aku memasukkan seluruhnya ke dalam Inventory yang memiliki besar penyimpanan 200 slot dengan masing-masing slot dapat menampung sampai 99 jenis barang yang sama. Ini sangatlah banyak dan hampir saja membuat Inventory-ku kepenuhan. Setelah semua persediaan dijarah, aku melanjutkan ke pengalih perhatian.

"Ayo bakar gubuk kumuh ini!"

Dengan sihir Witchcraft aku hanya bisa mengendalikan suhu sekitar, untuk membuat fenomena api secara langsung itu tidak mungkin. Meski begitu, memantik api bukan perkara sulit. Api keluar karena suhu meningkat lalu membakar anyaman kayu yang terlihat rapuh dan mudah terbakar. Api menyebar cepat sampai si jago merah sudah membakar seluruhnya, asap hitam mengepul dan bau terbakar memaksa banyak perhatian.

"Api?!! Semuanya gubuk penyimpanan makanan terbakar api!!"

Teriakkan panik mereka dapat kudengar dari kejauhan, aku merasa geli. "Rasakan itu bajingan tengik!"

Isekai Cosmos: Battle RoyaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang