Stage 13: Pertempuran 2 Kubu

357 111 126
                                    

➤ Pemukiman suku Elf utama.

Tepat sekali bersebelahan dengan hutan Doomstones, itu adalah wilayah para Elf dan Ogre merah. Hutan dan tanah yang diberkahi dan lebih asri, tentunya pepohonan tumbuh normal dan bukan hanya jati magis. Rimbun pohon hijau, bunga-bunga dan rerumputan yang mengisi dataran. Di ujung perjalanan jalan setapak, sebuah pemukiman damai berwujud kota kecil di tengah hutan.

Terlindungi benteng berupa pasak kayu tajam nan kokoh, dengan parit cembung sedalam 3 meter yang mengelilinginya.

Desa masih damai, bahkan untuk hari ini. Sebelum Refal menyulut terompet peperangan di balik layar.

Di dalam desa, sebuah pohon beringin tua, berukuran cukup besar dijadikan sebagai pusat pemerintahan desa. Di singgasana agung berupa bongkah dan sulur kayu yang indah menyusunnya. Seorang tetua elf, pemimpin tinggi mereka tengah duduk bermartabat.

Hingga teriakan seorang pria membuatnya terganggu.

"Tetua!! Tetua, ini gawat!" teriaknya berlari panik.

Mata Tetua yang sebelumnya terpejam bijak terbuka akibat teriakannya.

"Hm? Ada apa?" tanya Tetua tersebut tetap tenang.

"Para Ogre merah mendadak memutuskan untuk menyerang kita!" tunjuk Pria itu menjerit kalut.

"Hm!! Kenapa mereka tiba-tiba?!" Sang Tetua terperanjat dari duduknya.

Ketika situasi dalam ruangan luas itu berubah pelik, kembali seseorang menambah ketegangan tersebut.

"Tetua!! Para Ogre merah sudah tiba!!" teriaknya dari arah pintu.

"Apaaa?!!"

'Para bajingan itu... Apa yang mereka inginkan dari kami?!' pikir Tetua geram.

Dia menjulurkan tangannya cepat, menunjuk dan memberi perintah maklumat.

"Beritakan ke semua rakyat Elf! Ungsikan mereka yang tidak bisa bertarung, dan panggil para pejuang kita!!"

"Baik, Tetua!" jawab keduanya serentak.

Suara lonceng peringatan berdentang nyaring dari menara pengawas desa.

"Semuanya segera segera mengungsi ke tempat aman dan ikuti intruksinya!!" teriak seorang pengawas menara.

Desa Elf utama jatuh dalam kepanikan dan ketakutan hebat. Para pejuang desa mengarahkan mereka dengan tergesa-gesa agar segera mengungsi ke pondok paling aman. Sementara dalam kerumunan orang-orang itu, mereka yang bersenjata panah dan tongkat sihir berkebalikan dan berjalan gagah menuju atas benteng.

Seorang pria jangkung dengan rambut pirang panjang terikat ke belakang memberikan arahan.

"Ini bukan latihan, kita akan kembali berperang dengan para Ogre yang memiliki kekuatan fisik berkali-kali lipat dari kita. Oleh karena itulah, jangan gentar dan serang mereka dengan segenap kemampuan kita bangsa Elf!"

"Demi kebanggaan Elf!" serunya mengangkat genggaman tangan.

"Demi kebanggaan Elf!!" balas para Pejuang serentak.

Dalam situasi patriot itu. Gemuruh raksasa menghampiri mereka, berjalan menginjak-injak bumi membuat pepohonan roboh dan rerumputan mati. Getaran perang, bumi serasa bergetar oleh hentakan raksasa mereka. Mereka sedang menyerukan teriakan perang, memberi intimidasi.

Ratusan dari mereka berjalan perkasa keluar dari rimbunan hutan yang pohonnya berjatuhan.

Kulit merah darah dengan corak luka. Tinggi mereka rata-rata 3 meter, bertubuh prima dan perkasa. Tanduk kembar tumbuh mencuat dari keningnya. Perwujudan ras petarung memasuki lapangan perang.

Isekai Cosmos: Battle RoyaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang