Stage 9: Sindrom Lost Magia

469 129 182
                                    

Setibanya di kuil Ouroboros, aku mendapati hal yang mengejutkan. Tubuhku serasa berat dan penglihatanku mulai kunang-kunang. Apa ini...!?

Mengetahui gelaja aneh yang menimpaku bukan perkara biasa, aku sesegera mungkin masuk dan beristirahat di singgasana. Membenamkan tubuh ini yang mulai kehilangan kekuatannya, Sheryl menatapku dengan wajah cemas dan gugup. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk membantuku kali ini.

Dalam keadaan genting ini, terbesit suatu kata di pikiranku yang menjabarkan alasan peristiwa yang menjangkit tubuhku ini. "Sindrom Lost Magia" Aku ingat-ingat samar, itu merupakan sindrom yang menjangkit seseorang ketika energi Magia-nya hampir mencapai nol. Dan benar saja, Magia Pointku kini hanya tersisa satu. Bola sihir yang sebelumnya menghabiskan seluruh energi tubuhku dalam sekali lontaran dan berakhir dengan keadaan menyedihkan seperti ini. Sial!

Aku harus banyak berlatih lagi untuk mengontrol output energi Magia dengan baik.

Pemikiran itu untuk sekarang tidak penting, Sheryl terus berteriak khawatir sementara aku hanya diam karena dengungan keras dari lengkingnya tersebut. Ah... tolong tenanglah!

Eh?

Tunggu, ada yang aneh disini. Setelah Sheryl cukup dekat denganku, ada sesuatu yang aneh... Tidak, apa yang... kupikirkan...?!

Tatapan memicing tajam, mata lembutku kini lebih sangar, atau mungkin layaknya predator malam, kurang lebih.

'Ahh... Sheryl terlihat amat lezat!' Tiba-tiba itu terlintas dalam pikiran kosongku.

Bau semerbak wanita muda memenuhi hidungku yang sensitif, apa ini tarikan feromon?

Yang pasti ini mulai gawat, aku harus memperingatkan Sheryl agar menjauhi tubuhku yang mulai terasa aneh ini. "Tu-tunggu...."

"Master?! Kenapa dengan tubuhmu master?! Jangan-jangan kau terkena Lost—"

Sebelum dia sempat melanjutkan, aku menggapai tangan halusnya lalu menariknya ke pangkuanku dengan paksa. Entah karena saat ini dirinya tengah khawatir atau apa, tubuhnya sangat mudah sekali diserang — dia sangat lengah dan rapuh. Sial... Aku tidak bisa mengontrol pikiranku dengan baik!

"Master?! Ada apa ini tiba-tiba?!!" jeritnya terkejut. Sheryl yang saat ini duduk di pangkuanku menoleh ke belakang dengan rona merah di wajahnya.

Cantiknya... benar, setelah dilihat lebih dekat lagi, kulit putih porselen dan halus itu amat menggoda. Aku mencoba menahan dorongan ini sejak awal tapi ini aneh, insting naluriahku terus berteriak agar menyerangnya. Membelai leher halus dan harum itu dengan hidungku, ini pertama kalinya bagiku, tapi untuk selanjutnya aku tahu harus apa.

"Ahn...!!" desahnya kegelian saat aku menciumi samping tengkuknya.

"M-master... tunggu, apa yang..." Meski menolak dia tidak bisa melawan dan melukaiku begitu saja. Pada akhirnya, aku menyerah dengan naluri ini dan membiarkan tubuhku ditarik olehnya.

Aku sudah tidak tahan, sebelum tubuhku kehilangan kesadarannya... Aku ingin dirinya! Aku ingin meminum darah segar wanita ini!

Terbawa dengan perasaan menuju kenikmatan ini, aku membuka mulutku yang di dalamnya tampak dua gigi taring kembar yang mencuat tajam. Tubuh Sheryl yang terasa rapuh menggigil, aku memeluknya dengan erat agar sebisa mungkin tidak berontak. Maafkan aku... Rasa bersalah ini tenggelam oleh insting hewan dan aku tetap melanjutkan untuk menggigit leher lembut milik Sheryl.

"M-Master..." Dia pasrah dengan mata berkaca-kaca.

"M-Maaf...."

Aku menggigitnya, menghisap darah segar yang manis bagai madu ini perlahan dan menikmatinya. Suhu tubuh Sheryl yang hangat membuatku larut semakin dalam, baunya, sentuhan ini... Aku hanya bisa tenggelam dalam setiap aliran darah yang mengalir di lidahku.

Isekai Cosmos: Battle RoyaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang