Stage 29: Dungeon War(2)

260 55 6
                                    

"Aku akan memanfaatkan taktik perang gerilya" cetusku singkat.

Beberapa dari mereka ada yang terdiam, sisanya merespon agak ragu terhadap dasar rencanaku.

"Master, apa rencana ini akan berhasil? Kadal brengsek itu memiliki pasukan 3 kali lipat dari kita, ditambah ranking individu mereka juga cukup tinggi."

Dengan ragu Sheryl mengemukakan pendapatnya kepadaku. Aku hanya tersenyum mendengarnya, tentu saja aku telah menyadari akan hal tersebut. Bahkan sebelum konflik ini terjadi, hal itulah yang pertama kali kupikirkan bagaimana cara mengatasinya. Yang menjadi pertimbanganku kali ini adalah mengurangi korban jiwa dari pihak kita sebanyak mungkin.

Aku menjawab, "Itulah kenapa aku mengusulkan perang Gerilya. Pasukan kita lebih sedikit, ada juga kemungkinan dimana para kadal itu memperbanyak dirinya. Lagipula BOSS mereka adalah monster brengsek dengan DP melimpah."

"DP?" Sheryl memiringkan kepalanya heran.

"Abaikan tentang itu, biar sedikit aku jelaskan rencananya ..."

Seraphim, bagaimana dengan petanya?

[Kau sangat tidak sabaran ... Aku bahkan belum menyelesaikan setengah dari eksplorasinya, tapi kupikir ini sudah cukup jika hanya untuk menunjukkan wilayah di sekitar Dragon Swamp]

Setelah itu bayangan peta tergambar jelas di dalam kepalaku, kemudian dengan lugas aku menggambarkan setiap titik penting di perkamen. Menyaksikan apa yang telah kulakukan para bawahanku hanya tertegun.

"Bos ... Sejak kapan kau merencanakan ini semua?" tanya Ghein terperangah.

Aku menghela nafas ringan.

"Ini hanya antisipasi. Aku sekedar memprediksikan kemungkinan konflik dengan wilayah lain, itu saja."

Suasana aneh menggantung di dalam ruangan. Mereka terdiam dengan titik keringat di wajah mereka.

"Hm? Kenapa?"

"Seperti yang diharapkan dari Paduka ... Dirimu bahkan telah memprediksikan kemungkinan buruk seperti ini akan terjadi" sanjung Gallahad.

Tidak, sejujurnya jika si kadal merah itu bisa diajak berkompromi, kemungkinan besar aku tidak perlu melakukan hal beresiko seperti ini. Astaga, setelah lolos dari krisis awal sekarang aku harus menghadapi krisis yang lainnya juga.

"Jangan berlebihan, aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan. Kita akan mempersiapkan pasukan dan segala akomodasi perang sampai 4 hari ke depan. Dan juga, tolong jangan ganggu aku saat persiapan tersebut" titahku serius.

Mereka mengangguk patuh, tidak ada yang mempertanyakan apa yang akan kulakukan. Mereka telah sangat percaya dan loyal atas segala perkataan dan tindakanku. Walaupun diantaranya itu adalah rencana absurd.

Kemudian aku menjelaskan setiap langkah dalam perang kali ini, mereka menyimakku dengan seksama. Aku membagi pasukan ke dalam beberapa pleton, tentu saja dengan segala pertimbangan. Setiap langkah harus sangat fokus dan efektif, sebisa mungkin jumlah korban jiwa harus diminimalisir.

Waktu terus berjalan, aku telah menyelesaikan diskusi rencana pertempuran gerilyanya.

"Apa kalian sudah mengerti sekarang?" Aku mencoba memastikan.

"Dimengerti Master/Refal-sama/Boss/Paduka!" balas mereka serentak.

Mereka memanggilku dengan berbagai sebutan, rasanya aneh saat itu terdengar bersamaan. Tapi, ya sudahlah.

[Jujur saja kau senang bukan, Master bodoh?]

Diamlah.

"Kalian boleh pergi dan segera bekerja ke pos masing-masing."

Isekai Cosmos: Battle RoyaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang