Bagian 2

294 26 1
                                    

Aku berangkat menuju kampus.
Tempatnya tidak terlalu luas, juga tidak sempit.
Masih ada tempat untuk muda mudi berpacaran. 

[Kalau kalian berminat mencari tempat untuk mojok, silahkan datangi saja kampusku.]

Melenggang kangkung dengan sangat santai sampai seorang dosen memanggilku.

"[ name ] !"

Aku menoleh dengan santai. Pria tampan dengan surai putih keperakan berjalan ke arahku. Rambutnya yang tidak panjang itu ikut bergerak seirama dengan langkah kaki jenjang miliknya.

Ekspresi di wajah pria itu sangatlah berkarisma, sampai hampir sebagian mahasiswi mengambil fotonya diam-diam dan menyimpan di galeri ponsel sebagai kenangan.

Tak sedikit yang membanggakan diri karena telah berhasil memiliki gambaran dosen tampan itu di ponsel.

"Kau menuju kelas?"

Aku mengangguk setelah memberikannya salam hormat.

"Tolong bawakan ini." Memberikanku beberapa buah buku yang semula ia bawa. Meskipun wajahnya terkesan dingin, tapi tatapan matanya membuat siapa saja meleleh seketika. Termasuk diriku salah satunya.

Senyum di wajah ini mengembang, hanya sedikit. Terlebih ketika aroma maskulin yang dipakai pria ini menguar dan menelusup ke dalam indera penciumanku.

Wangi!

Begitulah yang ku rasa hingga tiba-tiba saja debaran jantungku mulai terasa dan membuat wajahku menghangat.

'Astaga... dosen ini terlalu sempurna untuk menggoda iman.' Kepalaku sedikit menunduk saat berjalan disebelahnya. Menyembunyikan rona merah yang pasti terbentuk saat berdekatan dengan pria ini.

"Apa kau sudah sarapan, [ name ] ?"

Lagi-lagi aku mengangguk.

"Heh... heh...!"

Kali ini aku mendongak ke samping. Pria yang berdiri disebelahku sedang menahan tawa, menghalanginya dengan sebelah telapak tangan yang mengepal didepan bibir.

'Astaga tampannya!' Eh, tapi bukan itu yang terpenting sekarang.
"Ada apa, Tobirama-sensei?" Tanyaku.

"Ah- tidak! Hanya saja kau ini terlihat sangat imut, [ name ] !"

Aku menahan diri, menyembunyikan debaran jantung yang kini berpacu lebih kencang. "Jangan menggoda gadis yang sudah memiliki kekasih." Ucapku dengan intonasi sedatar mungkin.

"Hm.... kenapa tidak boleh? Baru kekasih, kan? Belum jadi suami?"

Aku menoleh dengan tatapan horor, antara terkejut dan tersentak. Pria itu mendahuluiku dengan santai menaiki tangga.

Dahi ini berkerut dalam, 'Apa maksudnya?'
Mataku berkedip dengan bodoh sampai suara Tobirama-sensei  kembali terdengar menyeruak di telinga.

"Cepat, [ name ] ! Atau kau yang akan mengisi materi kuliah pagi ini!"

Sontak akupun tersadar, berjalan cepat menaiki tangga dan kembali berjalan disamping dosen tampan yang berstatus single itu.

***

PS: Kenapa setiap bagian ceritanya hanya sedikit?=> Karena ide saya hanya segitu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PS: Kenapa setiap bagian ceritanya hanya sedikit?
=> Karena ide saya hanya segitu aja. Lagi males ngetik panjang-panjang.

Mass releasenya besok aja ya.... hari ini cukup sekian sebagai permulaan.

Jangan lupa vote dan comment. Bye bye!

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang