Saking asyiknya bercengkrama di balkon, Dhiren tidak menyadari bahwa ada seorang relawan yang bertugas mengantar bingkisan dan menaruh bingkisan tersebut di atas meja.
Bingkisan pemberian dari teman-teman dan keluarganya. Buah-buahan selalu menjadi bingkisan yang diterima oleh Dhiren, sehingga sudah terlalu banyak buah yang belum Dhiren makan. Ada pula bunga yang selalu diberikan oleh keluarganya, karena keluarga Dhiren tahu jika sudah banyak buah di kamarnya.
Satu persatu buah dimakan oleh Dhiren sambil menonton film yang sudah dia download semalam. Wifi Wisma Nusantara sangat kencang di malam hari, Dhiren selalu men-download film untuk dia tonton di siang hari.
Tak terasa sudah pukul 4 (empat) sore, Dhiren berpikir untuk pergi gym yang kebetulan tersedia ruang gym di lantai 6 (enam) sehingga Dhiren tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk ke sana.
Dhiren membawa 1 bingkisan buah untuk diberikan ke kamar sebelahnya, Kysa. Karena kebetulan setelah bercengkrama di balkon tadi Kysa memberitahu jika dia akan tidur siang dan beristirahat, jadi Dhiren memutuskan untuk menitipkan bingkisan buah tersebut lewat suster yang sedang berjaga di meja sebelah tangga lantai 6 (enam).
Saat masuk ke ruang gym kebetulan hanya ada beberapa orang yang workout. Mungkin karena memang ini jam nya mereka tidur siang dan beristirahat di kamarnya masing-masing.
Pukul 6 Dhiren sudah berada di kamarnya dan bersiap untuk mandi.
Saat sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, dibalik jendela Dhiren melihat Kysa yang sedang mencari udara segar di balkon sambil jarinya memainkan hp-nya.
Dhiren yang sedang memegang handuk langsung bergegas berlari menggantungkan handuknya di gantungan handuk.
Sebelum membuka pintu balkon Dhiren bersiap-siap dan merapihkan tampilannya, merapihkan rambutnya, lalu membuka pintu dan berjalan dengan tampang 'sok cool' sambil kedua tangannya berada di dalam saku.
"Gimana buahnya udah kamu terima kan?"
"Ya ampun, aku kaget kak,"
Kysa menoleh ke arah Dhiren karena suara Dhiren memecahkan keheningan di malam itu.
"Udah kak. Itu udah aku potong potong."
Lanjutnya sambil menunjuk ke piring kecil di atas meja balkon yang terisi potongan buah-buahan yang siap di makan oleh Kysa.
"Terus gimana keadaan kamu sekarang, Kys?"
"Masih sama sih kak kayak kemarin. Yaaa kita sabarin aja ya kak. Kakak gimana?"
"Sama sih. Bosen tapi tetep harus sabar ya."
Mereka berdua memulai keheningan lagi karena bingung harus membicarakan apa dan memikirkan suatu pembicaraan yang tidak menyedihkan. Di tengah habisnya topik pembicaraan, tiba-tiba saja Dhiren mengeluarkan topik yang agak-nya bersifat pribadi.
"Btw, kamu punya pacar?"
Kysa yang sedang memainkan hp-nya langsung berhenti dan menjawabnya dengan sedikit ragu dengan mukanya yang cemas.
"Nggak sih kak. Hehe."
"Bagus lah kalo gitu."
Di dalam hati Dhiren merasa lega, namun berbeda dengan Kysa yang tidak terlihat baik-baik saja setelah ditanyakan hal seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nineteen-19 [COMPLETED]
Teen FictionDhiren Shankara Qeis dan Kysa Mannaf remaja yang tengah menjalani isolasi di salah satu Wisma khusus untuk masyarakat yang terkena virus covid-19. Di tengah pandemi dan isolasi tersebut terjalin hubungan antara kedua pasien. Cinta mereka terhalang...