27. Notes

6 1 0
                                    

3 (tiga) hari kemudian Dhiren mengunjungi rumah Kysa. Tidak sabar dirinya akan bertemu kembali setelah 2 (dua) hari kebelakang dirinya hanya menyapa lewat video call.

Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun Kysa yang ke 19 tahun, dan itu membuat Dhiren harus mampir ke toko kue dan toko bunga terlebih dahulu. Dhiren membeli kue mewah dan tidak pernah bosan membawa bouquet bunga peony.

"Assalamualaikum,"

Sudah terbiasa datang ke rumah Kysa, dia tidak lagi gugup untuk menyapa keluarga Kysa. Mama pun selalu berteriak dari dalam rumah untuk menyuruh Dhiren masuk.

Dhiren yang sudah masuk ke dalam rumah sambil membawa kue dan bunga itu pun langsung menyapa mama dan bapak yang sedang mengobrol dan menonton tv di ruang keluarga.

Setelah itu mama menyuruh Dhiren untuk menaruh kuenya terlebih dahulu di meja makan lalu naik ke atas untuk menunggu Kysa yang kamarnya juga ada di atas.

Kebetulan pintu balkon terbuka lebar supaya matahari pagi masuk ke dalam rumah, Saat lewat ruang keluarga yang ada di lantai 2 (dua) juga dia melihat sebuah gitar milik adik Kysa dan dipinjamlah gitar itu. Dhiren pun duduk dan menaruh bouquet itu di meja yang ada di hadapannya.

"Aku di balkon ya!"

Dhiren mengirim pesan ke Kysa yang masih di kamar untuk memberitahu Kysa bahwa Dhiren sudah ada di rumahnya. Setelah itu Dhiren memetik gitar yang ada di pangkuannya sekarang.

Tak lama kemudian Asisten Rumah Tangga (ART) Kysa datang dan menyuguhkan teh manis untuk Dhiren yang sedang sendirian di balkon.

"Eh makasih, Bi. Ngerepotin hehehe."

"Nggak Mas, santai aja. Mari Mas diminum!"

Setelah Bibi pergi meninggalkan Dhiren, datanglah Kysa ke balkon sambil menggondong kucing kesayangannya yang gemuk berwarna putih dengan ras domestik.

Walaupun Kysa majikan di sana, dia juga tetap berterima kasih ke pada Bibi yang telah repot-repot membuat suguhan untuk Dhiren.

Kysa pun sekarang duduk di balkon persis sebelah Dhiren. Sudah tidak ada jarak lagi di antara mereka dan tidak ada lagi virus yang ada di dalam tubuhnya.

"Kys, kamu buang kartu ucapan yang terakhir aku kasih di wisma gak?"

"Kebetulan aku kalo ucapan-ucapan gitu gak pernah dibuang kak. Kadang bungkusannya juga gak aku buang. Tapi yang dari kakak itu aku simpen ucapannya doang sih. Kenapa kak?"

"Ada sesuatunya di situ. Ambil deh!"

Dhiren menyuruhnya dan Kysa langsung menurut. Kysa beranjak dari kursi dan menurunkan kucingnya, dia segera ke kamar mengambil kartu ucapan yang dia simpan di kotak khusus ucapan-ucapan yang telah disediakan.

Tak tanggung-tanggung Kysa membawa kotak itu ke Dhiren. Dia pun duduk dan mencari-cari tulisan Dhiren di antara ucapan-ucapan lain.

"Yang ini kan kak?"

Kysa bertanya sambil menunjukkan kartu ucapan berukuran kecil yang berwarna putih gading polos, di dalamnya ada ucapan beserta nama Dhiren di bawahnya.

Kysa bertanya sambil menunjukkan kartu ucapan berukuran kecil yang berwarna putih gading polos, di dalamnya ada ucapan beserta nama Dhiren di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dhiren mengangguk sambil tangannya masih memainkan sebuah lagu dengan gitar itu. Kysa juga membaca ulang setiap kata, namun dia tidak menemukan kata yang menurutnya aneh.

Melihat Kysa yang kebingungan pun akhirnya Dhiren menghentikan petikan gitarnya, dia membalikkan kertas ucapan yang ada di tangan Kysa. Kysa pun melihat tulisan yang hurufnya lebih kecil daripada tulisan ucapan.

Nineteen-19 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang