25. Pamit

6 1 0
                                    

Nenek dan Kysa sudah selesai mengobrol, sudah tidak ada topik yang harus mereka bahas. Kini waktunya mama memperlihatkan kehadiran Dhiren yang juga ada di kediaman Nenek. Dhiren disembunyikan cukup lama untuk mengejutkan Kysa kembali.

"Hai!"

Sapa Dhiren terlebih dahulu setelah mama memberikan hp-nya ke tangan Dhiren. Mata Dhiren berkaca-kaca setelah melihat Kysa kembali sadar. Dia teringat kenangan yang dia lalui di Wisma Nusantara, dan memikirkan bagaimana Kysa yang mengkhawatirkan saat itu.

Air mata Kysa mengalir lagi ke pipinya setelah dia melihat Dhiren sudah kembali ke rumah bahkan sudah bisa ikut ke rumah Nenek Kysa.

"Mah, aku boleh ngobrol sama Kysa di luar?"

Mama menyetujuinya dan Dhiren segera duduk di luar sembari mengobrol dengan Kysa di sana. Tidak lupa Dhiren mengambil gitarnya yang tadi dia taruh di ruang tamu.

Dia mulai menyanyikan sebuah lagu romantis untuk Kysa yang masih berjuang di sana. Mereka berdua melepas rasa rindunya dan membahas kenangan-kenangan yang mereka lewati di sana.

"Ayo dong pulang. Aku kangen nih,"

"Iya kak. Segera ya aku pulang. Btw, makasih banyak kak bingkisan-bingkisannya!"

Sudah 30 menit total waktu Kysa menelepon keluarganya. Percakapan tersebut adalah percakapan terakhir mereka hari ini, Kysa masih butuh waktu dan disarankan untuk istirahat yang cukup.

Akhirnya mereka berdua mengakhiri video call itu. Dhiren juga segera masuk kembali ke dalam rumah dan mengembalikan hp itu pada mama.

*****

Malam harinya mereka semua harus pamit pulang, karena sekolah online adik Kysa yang tidak bisa dilewatkan.

Nenek dan Tante ikut mengantar mereka ke garasi tempat mereka memarkirkan mobilnya. Nenek masih bisa berjalan sendiri tanpa bantuan apapun, namun langkahnya memang sangat kecil dan pelan.

"Mamah kapan ke sana?"

Ucap Mama Kysa saat sudah sampai di garasi sembari berpamitan dengan Nenek. Sebenarnya mereka belum mau pulang dan ingin sekali menginap di rumah Nenek, namun keadaan yang membuat mereka tidak dapat menginap.

"Iya, nanti Mamah ke sana ya sama si Ade."

Nenek berjanji untuk menginap di rumah Kysa setelah segala keadaan membaik. Entah keadaan saat covid-19, maupun keadaan kesehatan Nenek selanjutnya.

"Nak Dhiren di sini aja atuh sama Nenek!"

Ucap Nenek saat Dhiren berpamitan ke padanya. Nenek menahan genggaman Dhiren lagi seperti saat pertama mereka baru bertemu tadi siang.

"Hehehe. Iya Nek, Dhiren harus pulang dulu. Nanti Dhiren nginep di sini ya bareng Kysa! Nenek sehat-sehat aja terus, oke?!"

Mereka semua masuk ke dalam mobil Dhiren dan melambaikan tangannya ke arah Nenek yang wajahnya terlihat sedih melihat keluarganya pulang kembali ke rumahnya.

Karena kelelahan dan mengantuk, keluarga Kysa tertidur di dalam mobil. Dhiren yang sudah kuat begadang, matanya pun masih segar dan menyetir dengan baik. Dia juga menyalakan radio musik untuk menghilangkan keheningan di dalam mobil.

2 (dua) jam kemudian Dhiren sampai di depan rumah Kysa. Keluarga Kysa menyuruh sekaligus memaksa Dhiren turun dan menginap untuk malam ini karena jam sudah menunjukkan pukul 11 (sebelas) malam.

Dhiren yang tidak enak karena keluarga Kysa memaksa itu pun akhirnya menurut dan segera memarkirkan mobilnya ke garasi Kysa yang sangat luas.

Mama menunjukkan kamar untuk Dhiren beristirahat. Kamar di lantai 1 dekat dengan pintu masuk, kamar yang dikhususkan untuk para tamu apabila menginap. Kamar yang lumayan besar dan nyaman untuk tempat istirahat dengan tempat tidur berukuran King.

Masuklah Dhiren ke kamar itu, dia langsung mandi di kamar mandi yang telah tersedia di dalam kamar beserta dengan peralatan mandi.

Setelah mandi Dhiren langsung beristirahat di kamar itu dan tertidur pulas di atas kasur besar itu sendirian.

Nineteen-19 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang